Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan tradisi religi yang disebut dengan sufistik merupakan bentuk kegiatan yang lazim dilakukan sebagai salah satu upaya mendekatkan diri terhadap Tuhan. Tradisi religi yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah kegiatan yang dikenal dengan sebutan “Suluk”. Ketertarikan memilih judul penelitian ini karena tradisi religi saat sekarang ini telah berkembang dan menggunakan beragam cara 1 Kegiatan tradisi religi yang disebut dengan “Suluk” merupakan suatu bentuk tarikat atau tarekat , dan tradisi religi ini telah mengakar kuat dalam kehidupan manusia dalam kesehariannya, sehingga perlu untuk dikaji secara mendalam mengenai aspek mendasar dalam pilihan melakukan kegiatan tradisi religi. 2 Kegiatan tradisi religi dilakukan oleh beragam motivasi satu diantaranya keadaan saat masyarakat tidak mendapatkan kepuasan terhadap dimensi perubahan yang terjadi pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. yang dapat diartikan sebagai komunitaslembaga yang dalam bentuk kegiatannya diisi dengan upacara-upacara keagamaan. Dengan kata lain tarekat adalah bentuk fungsi integratif dari agama. 1 Menurut Suherman 2011 Suluk terbagi atas dua cara, yaitu cara konvensional atau lama yaitu melalui pendekatan secara agama dengan melakukan beragam ritual ibadah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain cara tersebut dikenal juga cara modern dengan menggunakan perkembangan teknologi sebagai sarana penyebaran kegiatan dalam ranah ibadah, seperti mengirim pesan ataupun kutipan dari kitab suci melalui perangkat teknologi. 2 Istilah tarikat ataupun tarekat akan dipergunakan secara bergantian dalam penulisan ini dan berarti sebagai bentuk kegiatan ritual religi yang dilakukan oleh sekelompok individu dalam lingkup komunitas religi. Universitas Sumatra Utara Kenyataan ini sehingga menunculkan kesadaran untuk memilih kembali atau hijrah dari satu bentuk kehidupan menjadi bentuk kehidupan yang diisi oleh beragam kegiatan ibadah. Kegiatan “Suluk” atau tarekat ini dilatarbelakangi oleh perjalanan sejarah panjang perkembangan agama Islam. Kegiatan ini muncul sebagai bentuk kelanjutan kegiatan sufi terdahulu. Hal ini dapat diketahui dari silsilah tarekat yang selalu menghubungkan garis silsilah dengan nama pendiri dan tokoh sufistik yang telah ada sebelumnya yang lazim terjadi pada beberapa bentuk tarekat. Tarekat Naqsabandiyah muncul di Indonesia sebelum kedatangan bangsa kolonial, walaupun kegiatan tarekat ini kemungkinan berbeda dengan kegiatan tarekat pada masa sekarang ini, dalam tulisan Van Bruinessen 1996:34 dijelaskan bahwa literatur mengeni tarekat yang terdapat di Indonesia terdapat pada tulisan Syekh Yusuf Makasar 1926-1969. Tulisan Suherman 2011:5 yang mengkaji mengenai kegiatan tradisi religi tarekat menuliskan bahwa kegiatan tradisi religi suluk yang kemudian berkembang dan dikenal dengan istilah tarekat Naqsabandiyah saat ini didirikan oleh Muhammad Bahaudin al Naqsyaband al Awisi al-Bukhari, yang dalam perkembangannya tarekat ini menyebar ke beragam wilayah, seperti Turki, India dan Indonesia dengan menggunakan nama baru yang menyertakan nama pendiri di kawasan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah