• Tobat, individu mengikuti kegiatan tarekat dan suluk disebabkan oleh keinginan hati individu tersebut untuk melakukan tobat atau taubat, yaitu
kegiatan menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dengan kesadaran untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut dilain waktu.
• Ikut orangtua, beberapa informan dilapangan penelitian menyebutkan bahwa mereka mengikuti kegiatan tarekat dan suluk sebagai kegiatan yang
diwariskan oleh orangtua mereka, hal ini dilakukan karena adanya kebiasaan dari orangtua untuk mengikuti kegiatan suluk dan kebiasaan
tersebut diwariskanditurunkan kepada anak mereka dan seterusnya.
4.2 Suluk Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Dari hasil penelitian ditemukan tipe individu yang mengikuti kegiatan
suluk berdasarkan bentuk pengalaman pribadi, pengamal Tarekat
Naqsyabandiyyah dalam batasan ruang yaitu subjek dapat melakukan kontak spiritual dengan ayahnya pengalaman ilahiah, mengetahui kondisi sesama
pengamal tarekat ketika berdoa bersama identifikasi grup dan kesadaran grup, mengetahui sifat-sifat tumbuhan identifikasi dengan tumbuh-tumbuhan dan
proses yang berkaitan dengan tumbuhan serta menjadikannya sebagai bagian pembelajaran keberadaan Allah S.W.T diantara mahluk hidup, melihat berbagai
interaksi kehidupan di bumi kesatuan dengan kehidupan dan semua penciptaannya, kesadaran berada di luar bumi kemudian kesadarannya kembali
ke bumi serta merasakan bersatu dengan lima elemen zat benda mati sehingga dapat berlevitasi pengalaman dengan zat benda mati dan proses anorganik serta
Universitas Sumatra Utara
berkombinasi dengan tipe pengalaman transpersonal di luar bola bumi serta kekuatan supernatural, penghayatan planet bumi kesadaran yang berhubungan
dengan planet, telepati, keluar dari tubuh kemampuan meraga sukma dan fenomena paranormal yang mencakup transendensi tempat. Sedangkan dalam
transendensi batasan waktu linier yaitu subjek merasakan kondisi ayahnya pengalaman-pengalaman leluhur, déjà vu pengalaman inkarnasi masa lalu.
Tipe pengalaman pribadi dalam kategori kedua diantaranya yaitu dzikir lathifah untuk pengembangan kekuatan organ halus, mendekatkan diri kepada
Tuhan, kesehatan dirinya dan membaca penyakit seseorang fenomena energi organ halus; melihat siluman binatang pengalaman- pengalaman dengan roh
binatang, bertemu dengan sosok gaib pertemuan dengan roh-roh pembimbing dan eksistensi keberadaan manusia super berkombinasi dengan tipe pengalaman
arwah dan mediumisasi, mengunjungi dunia lain dengan keluar dari tubuh atau me-raga sukma berkunjung ke alam semesta yang berbeda dan bertemu dengan
penghuninya berkombinasi dengan tipe pengalaman pribadi fenomena paranormal yang mencakup transendensi tempat, mengetahui arti simbol spiritual dua titik
lathifah atau organ halus pengalaman dengan pencipta alam semesta dan tercapainya wawasan kreasi kosmik, melakukan tarian sambil melantunkan syair
pengalaman kesadaran kosmik, pengalaman ketuhanan atau kejernihan hati suprakosmik dan kehampaan metakosmik.
M. Taufan 27 Tahun menuturkan bahwa : “Setelah ikut tarekat sama suluk, setidaknya ada perubahan
perilaku, perbuatan, terasa jiwa lebih tenang, hidup teratur, rezeki lebih lancar dan sepertinya ada yang terisi dalam jiwa ini.”
Universitas Sumatra Utara
Tipe pengalaman pribadi dalam kategori ketiga diantaranya yaitu
selamat dari kecelakaan hubungan-hubungan sinkronisitas diantara kesadaran dan perkara, secara spontan mampu mengangkat beban berat kekuatan-kekuatan
fisik supernormal, penyembuhan spiritual penyembuhan dan menjatuhkan kutukan, komunikasi dan pertemuan dengan makhluk halus fenomena makhluk
halus dan mediumisasi fisik, debus atau ilmu kekebalan tubuh serta levitasi kemudian eksistensi fisik dapat menjadi tiga kekuatan-kekuatan supernatural
dan mengunci serta mempengaruhi pergerakan lawan psikokinesis laboratorium. Beberapa pengalaman pribadi individu yang mengikuti kegiatan
suluksaling berkombinasi dengan tipe pengalaman pribadi lainnya. Individu juga memiliki pandangan intelektual transendental. Selain itu, berdasarkan hasil
wawancara dapat diketahui bahwa individu juga menekankan bahwa semua pengalaman pribadi sebagai dasar mengikuti kegiatan suluk yang dialaminya
berasal dari kekuatan pikirannya. Individu mengemukakan pengalaman- pengalaman tersebut dapat dimengerti berdasarkan pengalaman-pengalaman
langsung yang diperolehnya. Pengalaman-pengalaman pribadi lainnya seperti kesadaran alam semesta
juga berasal dari bentuk perubahan kesadaran yang dialami oleh dirinya melalui pikirannya.
Pandangan intelektual subjek tersebut sesuai dengan Baruss 2003 yaitu pandangan studi empiris dalam tradisi intelektual transendental terdiri dari
gagasan kesadaran dan dunia fisik sebagai sifat keberadaan yang dibentuk oleh pikiran manusia. Diantara dua kutub dualis tersebut, membentuk berbagai
Universitas Sumatra Utara
pergerakan realitas pikiran yang dianggap terdiri dari kedua aspek yaitu aspek fisik dan aspek transendental. Para intelektual transendental dapat disebut posisi
”transenden” yang cenderung menekankan subjektifitas yaitu aspek-aspek kesadaran experiential atau fenomenologis dan mempercayai kesadaran
memberikan makna terhadap realitas dan menetapkan bukti dimensi spiritual. Bagi intelektual transendental yang telah beridentifikasi dengan posisi luar
biasa transenden pada skala transenden ekstrem kemungkinan besar lebih mempercayai pengalaman-pengalaman yang tidak biasanya dengan menekankan
perubahan- perubahan kesadaran. Bagi intelektual transendental, kesadaran adalah realitas fundamental yang dapat dipahami melalui proses transformasi-diri.
4.3 Keadaan Setelah Mengikuti Kegiatan Suluk