Peran wali kelas dalam penyelenggaraan BK di SMAN 1 Pariangan.
1. Peran wali kelas dalam penyelenggaraan BK di SMAN 1 Pariangan.
Dari temuan penelitian di lapangan, terungkap bahwa peran wali kelas dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Pariangan masih terdapat beberapa peran wali kelas yang belum terlaksana secara optimal. Ada diantara lima aspek inti yang belum terlaksana dengan optimal, bahkan ada yang belum terlaksana sama sekali. Peran wali kelas dalam membantu guru BK dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi kegiatan menangani masalah ringan yang ada di kelasnya, melakukan identifikasi terhadap siswa yang bermasalah, memberikan informasi kepada guru BK, mengenai siswanya yang berguna untuk memberikan pelayanan informasi dengan materi yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa pada Dari temuan penelitian di lapangan, terungkap bahwa peran wali kelas dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMAN 1 Pariangan masih terdapat beberapa peran wali kelas yang belum terlaksana secara optimal. Ada diantara lima aspek inti yang belum terlaksana dengan optimal, bahkan ada yang belum terlaksana sama sekali. Peran wali kelas dalam membantu guru BK dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi kegiatan menangani masalah ringan yang ada di kelasnya, melakukan identifikasi terhadap siswa yang bermasalah, memberikan informasi kepada guru BK, mengenai siswanya yang berguna untuk memberikan pelayanan informasi dengan materi yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa pada
Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya, wali kelas melakukan kegiatan seperti, melakukan Kerjasama dengan dengan guru mata pelajaran untuk mambantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberikan bimbingan kepada siswa yang kemampuan belajarnya lemah, Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam mengadakan pelaksanaan pembelajaran remedial , serta menginformasikan kepada guru mata pelajaran mengenai siswa yang membutuhkan perhatian khusus. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang Guru dan Dosen No.
14 tahun 2005 pasal 8 yang menyatakan bahwa, guru mata dan wali kelas berfungsi sebagai perancang masa depan dan penggerak kemajuan bangsa. Pada aspek ini peran wali kelas sebagian besar telah terlaksana, seperti wali kelas X.2 telah berupaya melaksanakan perannya dalam melaksanakan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelas.
Selanjutnya dalam peran wali kelas membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling. Pada aspek ini peran wali kelas meliputi memberikan motivasi dan Selanjutnya dalam peran wali kelas membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling. Pada aspek ini peran wali kelas meliputi memberikan motivasi dan
Pada dasarnya program bimbingan dan pelayanan bukan hanya dilaksanakan oleh konselor sekolah saja, melainkan semua tenaga pendidik yang bertugas di sekolah memiliki fungsi dan peranannya masing-masing dalam rangka pelaksanaan program bimbingan tersebut, dalam hal ini termasuk guru dan terutama bagi wali kelas.
Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dewa K. Sukardi (2008: 90) wali Kelas sebagai guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola status kelas siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling di
kelasnya. Dari hasil wawancara dan pengamatan ketiga wali kelas yang menjadi informan, ketiga wali kelas tersebut, telah memberikan motivasi kepada siswa, namun yang dapat dipahami bahwa motivasi yang diberikan adalah bentuk motivasi secara umum berupa dorongan agar siswa mau mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dengan sunggu-sungguh. Akan tetapi untuk memotivasi agar siswa ikut kegiatan konseling individu, ketiga wali kelas ini hanya mengarahkan untuk menghadap guru BK tapi belum memahami secara jelas konsep BK. Oleh karena itulah seyogyanya wali kelasnya. Dari hasil wawancara dan pengamatan ketiga wali kelas yang menjadi informan, ketiga wali kelas tersebut, telah memberikan motivasi kepada siswa, namun yang dapat dipahami bahwa motivasi yang diberikan adalah bentuk motivasi secara umum berupa dorongan agar siswa mau mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dengan sunggu-sungguh. Akan tetapi untuk memotivasi agar siswa ikut kegiatan konseling individu, ketiga wali kelas ini hanya mengarahkan untuk menghadap guru BK tapi belum memahami secara jelas konsep BK. Oleh karena itulah seyogyanya wali
Selanjutnya pada aspek peran wali kelas berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti konferensi kasus. Berdasarkan hasil penelitian, peran wali kelas pada aspek ini meliputi mengikuti kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti konferensi kasus dan kunjungan rumah. Pada peran ini, sebagian peran wali kelas telah ada yang telah terlaksana, namun wali kelas XII IPA.2 belum melaksanakan perannya, dengan alasan siswa yang dibinanya dirasakan belum mempunyai masalah yang diangkat untuk dikonfrensi kasuskan atau kunjungan rumah.
Berbeda dengan wali kelas X.2 dan XI IPS.1 yang telah pernah mengikuti kegiatan konfrensi kasus, akan tetapi, jika dimaknai dari penjelasan wali
kelas X.2 dan XI IPS.1 mengenai konferensi kasus belum dapat dikatakan konferensi kasus dalam cakupan bimbingan dan konseling. Karena kegiatan
mereka lakukan tersebut, baru berbentuk musyawarah antara orang tua, guru dengan pihak sekolah agar siswa tidak dikeluarkan dari sekolah, begitupun
dengan kunjungan rumah yang dilakukan wali kelas XI IPS 2 , karena dengan kunjungan rumah yang dilakukan wali kelas XI IPS 2 , karena
Pada aspek peran selanjutnya mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru BK. Dalam aspek ini, peran wali kelas melakukan kegiatan seperti mengirim siswa yang membutuhkan penanganan segera ke guru BK. Melakukan tindak lanjut terhadap informasi yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Melakukan alih tangan kasus dari pihak guru yang berwenang kepada para ahli yang sesuai dibidangnya. Pada indikator ini peran wali kelas sebagian besar belum terlaksana, terutama oleh wali kelas XII IPA.2. Pada indikator ini hanya alih tangan kasus kepihak luar yang belum pernah dilakukan, sejauh ini masih dapat diatasi oleh guru-guru yang ada di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian, wali kelas yang menjadi informan baru merekomendasikan siswa yang dirasakan membutuhkan penanganan segera, namun bila masalahnya masih mampu diatasi oleh wali kelas, siswa tidak akan langsung dikirim untuk menghadap guru BK. Umumnya dari hasil penelitian, siswa yang dialih tangan kasus dari wali kelas banyak berujung pada pemberhentian siswa atau pindah ke sekolah lain bukan malah menyelesaikan masalah siswa. Kasus yang umum sering terjadi yang menyebabkan siswa di keluarkan adalah siswa yang sering bolos, sering merokok di lingkungan sekolah dan siswa yang hamil di luar nikah. Namun sebelum siswa tersebut di keluarkan, wali kelas biasanya berupaya terlebih dahulu bekerjasama dengan guru BK, kemudian wali kelas dan guru BK Berdasarkan hasil penelitian, wali kelas yang menjadi informan baru merekomendasikan siswa yang dirasakan membutuhkan penanganan segera, namun bila masalahnya masih mampu diatasi oleh wali kelas, siswa tidak akan langsung dikirim untuk menghadap guru BK. Umumnya dari hasil penelitian, siswa yang dialih tangan kasus dari wali kelas banyak berujung pada pemberhentian siswa atau pindah ke sekolah lain bukan malah menyelesaikan masalah siswa. Kasus yang umum sering terjadi yang menyebabkan siswa di keluarkan adalah siswa yang sering bolos, sering merokok di lingkungan sekolah dan siswa yang hamil di luar nikah. Namun sebelum siswa tersebut di keluarkan, wali kelas biasanya berupaya terlebih dahulu bekerjasama dengan guru BK, kemudian wali kelas dan guru BK
Menurut Dewa K. Sukardi (2008: 85) di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah lainnya atau orangtua mengalih tangankan siswa yang bermasalah kepada guru BK. Sebaliknya bila guru BK menemukan siswa yang bermasalah, dalam bidang pemahaman, penguasaan materi pelajaran dan pelatihan secara khusus dapat dialih tangankan kepada guru mata pelajaran, untuk mendapatkan pelajaran atau pelatihan perbaikan atau program pengayaan. Guru BK dapat juga mengalihtangankan permasalahan siswa kepada ahli-ahli lain yang relevan seperti, guru mata pelajaran, dokter, psikiater, ahli agama dan lain-lain guna untuk membantu penyelesaian masalah siswa. Mengingat pentingnya kerjasama dalam proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Oleh karena itulah, seyogyanya para personel sekolah memahami peran dan tugasnya secara mendalam.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa agar penyelenggaraan peran wali kelas dalam bimbingan dan konseling dapat berjalan secara profesional. Pemahaman dan komunikasi wali kelas dengan guru BK harus berjalan dengan baik, guna terciptanya kerjasama antara Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa agar penyelenggaraan peran wali kelas dalam bimbingan dan konseling dapat berjalan secara profesional. Pemahaman dan komunikasi wali kelas dengan guru BK harus berjalan dengan baik, guna terciptanya kerjasama antara