Modifikasi Perilaku Sebagai Teknik dalam Pendekatan BK
C. Modifikasi Perilaku Sebagai Teknik dalam Pendekatan BK
Santrock (2008) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. Sebagai contoh seorang anak-anak berlatih menggunakan komputer. Pada awalnya anak akan melakukan kesalahan dalam proses belajarnya, namun pada titik tertentu anak akan terbiasa melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk mengunakan komputer secara efektif. Anak akan berubah dari seorang yang tidak bisa mengoperasikan komputer mejadi seorang yang bisa mengoperasikan komputer. Setelah anak telah mempelajari menggunakan komputer tersebut, anak tidak akan kehilangan keahlian itu. Sama halnya saat anak belajar mendisiplinkan diri dalam mentaati tata tertib sekolah, awalnya anak tidak terbiasa melakukan, namun melalui proses pembelajaran diharapkan anak dapat mentati tata tertib sekolah.
Ada berbagai macam pendekatan dalam bimbingan dan konseling dan pembelajaran, salah satunya adalah pendekatan behavioral. Berdasarkan pandangan behavioral perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati. Contohnya anak membuat tugas dengan baik, guru memberi pujian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan behavioral juga ditekankan arti penting dari bagaimana anak dapat membuat hubungan antara pengalaman dan perilaku, atau disebut juga pembelajaran asosiatif.
Teori penkondisian operan beranggapan bahwa individu mampu malakukan tindakan-tindakan atas inisiatif atas dirinya sendiri dalam linkungannya. Tindakan-tindakan individu dalam lingkungan akan menimbulkan berbagai akibat atau konsekuensi, baik yang positif ataupun negatif. Pengondisian operan beranggapan bahwa perilaku individu ditentukan oleh akibat-akibat yang ditimbulkannya. Berdasarkan konsekuensi-konsekuensi itulah yang dikendalikan untuk menimbulkan perilaku-perilaku yang diinginkan. Sama seperti Thondike, karya Skinner terpusat pada hubungan antara perilaku dan konsekuensi yang menyenangkan dan konsekuensi yang tidak menyenangkan dalam upaya pengubahan perilaku inilah yang dinamakan pengondisian operan.
Mengupayakan perubahan tingkah laku pada seseorang dan kebiasaan yang tidak diharapkan, berbahaya, ataupun merugikan diri sendiri. Penggunaan teknik pengondisian opran dalam latar dunia nyata sering kali disebut sebagai modifikasi perilaku atau yang dikenal dengan analisis perilaku terapan (Wade dan Tavris C, 2007). Modifikasi perilaku atau yang di kenal dengan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan, meningkatkan perlaku yang diinginkan,
menggunakan dorongan ( Prompt) dan pembentukan ( shaping ), dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (Alberto dan Troutman dalam Santrock,2004). Pengaplikasian analisis perilaku terapan sering kali menggunakan serangkaian langkah (Hayes dalam Santrock,2008). Langkah ini biasanya dimulai dengan beberapa observasi umum dan kemudian menentukan sasaran perilaku yang spesifik yang perlu diubah, dan mengamati kondisi antesidennya. Kemudian barulah ditentukan tujuan behavioralnya, yakni ingin memperkuat atau menghukum perilaku yang dipilih, melakukan program manajemen, dan mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan program tersebut. teknik analisis perilaku terapan adalaha: (a) menggunakan perjanjian, merupakan penempatan kontigensi penguatan dalam tulisan. Hal ini dimaksudkan jika muncul problem dan individu tidak bertindak sesuai yang diharapkan, maka perlu diadakan perjanjian yang akan disepakati bersama. Analisis perilaku terapan mengatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. Kontak kelas tersebut mengandung pernyataan jika… maka… dan ditandatangani oleh siswa
dan pihak-pihak yang terkait, (b) menggunakan penguatan negatif secara efektif, pada penguatan negatif, frekuensi respons akan meningkatkan karena respons tersebut menghilangkan stimulus yang dihindarai. Terkdang penggunaan penguatan negatif memiliki kekurangan. Seperti contohnya: seorang siswa yang tidak mengerjakan PR, maka ia diminta mengerjakan PR di luar, sebelum pekerjaannya selesai siswa tersebut tidak boleh beristirahat. Dari contoh tersebut dapat menghasilkan dua respons, pertama murid tersebut aan merasa jera dan tidak mengulanginya lagi. Kedua akan dengan sengaja mengulur watu dan pihak-pihak yang terkait, (b) menggunakan penguatan negatif secara efektif, pada penguatan negatif, frekuensi respons akan meningkatkan karena respons tersebut menghilangkan stimulus yang dihindarai. Terkdang penggunaan penguatan negatif memiliki kekurangan. Seperti contohnya: seorang siswa yang tidak mengerjakan PR, maka ia diminta mengerjakan PR di luar, sebelum pekerjaannya selesai siswa tersebut tidak boleh beristirahat. Dari contoh tersebut dapat menghasilkan dua respons, pertama murid tersebut aan merasa jera dan tidak mengulanginya lagi. Kedua akan dengan sengaja mengulur watu
Prompt dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan dorongan merupakan stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respon itu akan terjadi. Prompt membantu perilaku terus berlanjut, setelah murid secara konsistensi menunjukkan respon yang benar, maka prompt itu tidak dibutuhkan lagi.
Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran. Penerapan teknik shaping melalui cara sebagai berikut: pada awalnya guru harus memberikan penguatan pada respons yang mirip dengan perilaku yang menjadi sasaran kemudian guru terus memberikan penguatan pada respons yang lebih mirip lagi dengan perlaku yang menjadi sasaran, dan begirulah seterusnya. Contonya, seorang anak laki-laki yang pemalu perilaku yang menjadi sasaran adalah membuatnya mau berkelompok dan berbicara denga teman sebayanya. Pada awalnya perilaku perlu diperkuat dengan memberinya senyuman dikelas. Kemudian, diperkuat lagi hanya jika dia mengatakan sesuatu untuk teman sekelasnya, kemudian diperkuat lagi hanya bila melakukan percakapan yang lama dengan teman sekelasnya. Dan yang terakhir adalah perlu adanya imbalan hanya jika ia melakukan perilaku sasaran, yakni bergabung dengan teman-temannya dan berbicara dengan mereka.
Shaping bisa menjadi alat penting untuk guru di kelasnya karena kebanyakan murid perlu penguatan untuk mencapai tujuan belajar. Shaping bisa Shaping bisa menjadi alat penting untuk guru di kelasnya karena kebanyakan murid perlu penguatan untuk mencapai tujuan belajar. Shaping bisa