Fokus penelitian terhadap peran wali kelas
2. Fokus penelitian terhadap peran wali kelas
Adapun informasi yang diperoleh peneliti dari wali kelas yang menjadi informan untuk mengetahui peran wali kelas dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling adalah;
a. Peran pertama
Peran pertama wali kelas adalah membantu guru BK dalam melaksanakan tugas-tugasnya di kelas, yang menjadi tanggung jawabnya. Peran ini dapat diuraikan menjadi beberapa peran seperti berikut;
1. Peran wali kelas dalam menyelesaikan masalah ringan atau kasus ringan yang ada di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Wali kelas
X.2 dan XI IPS.1 telah melaksanakan peran tersebut. Sedangkan wali kelas XII IPA.2 belum melaksanakan perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah ringan di kelas yang ia bina. Masalah-masalah
ringan yang wali kelas X.2 dan XI IPS.1 telah berusaha ditangani diantaranya siswa yang melanggar tata tertib ringan di sekolah seperti,
siswa tidak memakai sepatu warna hitam, siswa yang tidak memakai atribut lengkap sekolah, siswa yang sering terlambat datang ke sekolah, siswa, tidak membuat pekerjaan rumah ataupun tidak memakai seragam sekolah yang telah ditetapkan pada hari yang
ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh wali kelas X.2 WR yaitu: Sebagai wali kelas sudah menjadi tanggung jawab saya
untuk memproses siswa yang melanggar aturan sekolah. Hal ini menurut saya bukan hanya tugas guru BK, namun tugas kami sebagai wali kelas. Karena wali kelas telah diberi amanah dan telah dipercayai oleh kepala sekolah untuk memproses siswa yang melanggar aturan sekolah. Hal ini menurut saya bukan hanya tugas guru BK, namun tugas kami sebagai wali kelas. Karena wali kelas telah diberi amanah dan telah dipercayai oleh kepala sekolah
Kemudian, ungkapan yang senada juga disampaikan wali kelas
XI IPS.1 EL: Sebagai wali kelas saya umumnya selalu memantau
perkembangan anak didik melalui guru mata pelajaran. Karena saya telah ditugaskan dan dipercayai oleh kepala sekolah menjadi wali kelas, maka saya selalu berusaha menyempatkan waktu memanggil anak-anak yang diketahui melanggar tata tertib sekolah lebih dari dua kali, namun jika siswa sudah diproses (dinasehati) masih tidak mau berubah. Maka saya meminta guru BK untuk memanggil anak tersebut. (Wawancara 31 oktober 2012).
Pernyataan yang diungkapkan oleh kedua wali kelas tersebut, berbeda dengan ungkapan wali kelas XII IPA.2 DN yang
mengemukakan bahwa: Jika siswa saya ada yang melanggar tata tertib atau aturan
sekolah, umumnya yang menangani adalah guru mata pelajaran yang mengajar pada jam tersebut dan guru piket yang bertugas. Kalau seandainya siswa telah melakukan pelanggaran berat, maka saya yang akan langsung menangani, jika siswa tersebut tidak berubah, saya biasanya memanggil orangtua siswa. (wawancara 31 Oktober 2012)
Berdasarkan deskripsi wawancara dengan ketiga wali kelas tersebut di atas. Peran wali kelas dalam menyelesaikan masalah- masalah ringan di kelas yang menjadi tanggung-jawabnya. Wali kelas
X.2 dan XI IPS.1 telah melaksanakan perannya dalam menyelesaikan masalah-malasah ringan di kelas, dengan cara bekerjasama dengan guru BK. Sedangkan wali kelas XII IPA.2 belum melaksanakan perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah ringan di kelas yang X.2 dan XI IPS.1 telah melaksanakan perannya dalam menyelesaikan masalah-malasah ringan di kelas, dengan cara bekerjasama dengan guru BK. Sedangkan wali kelas XII IPA.2 belum melaksanakan perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah ringan di kelas yang
2. Peran wali kelas memberikan data siswa yang bermasalah pada guru BK, diantaranya data siswa yang sering membolos ataupun data siswa yang memiliki nilai rendah. Dalam peran ini, wali kelas yang menjadi informan belum memberikan data secara sukarela, mengantar dan mengkonsultasikan siswa yang membutuhkan pelayanan BK kepada guru BK. Wali kelas mengatakan bahwa, guru BK yang umumnya meminta data siswa yang bermasalah kepada wali kelas, jadi tanpa wali kelas mengantarkan data siswa kepada guru BK, umumnya guru BK yang terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan data siswa yang bermasalah. Dalam hal ini, guru BK yang lebih aktif meminta data siswa yang bermasalah kepada wali kelas sebelum para wali kelas berinisiatif memberikan data siswa kepada guru BK. Pada umumnya wali kelas lebih sering menunggu guru BK meminta data yang diperlukan kepada wali kelas. Hal ini terungkap dari pernyataan wali
kelas XI IPS.1 EL berikut ini: ”.....jarang saya mengantarkan secara langsung data siswa
bermasalah kepada guru BK, karena sebagai wali kelas, saya yang harusnya lebih bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada siswa, namun apabila siswa sudah mengalami masalah berat, umumnya saya rekomendasikan kepada guru BK, jadi jika siswa sudah berurusan dengan guru BK, mereka sudah kalu wali kelas sudah tidak bisa lagi membina mereka dan akibanya siswa tersebut terancam untuk di keluarkan dari sekolah ini. (wawancara,
5 November 2012)
Dari keterangan yang diperoleh peneliti melalui wawancara, pada umumnya menjawab senada dengan apa yang dikemukakan oleh wali kelas XI IPS.1. Wali kelas yang menjadi informan, belum melaksanakan perannya dalam memberikan data siswa yang bermasalah kepada guru BK. Wali kelas umumnya mempunyai pendapat bahwa, wali kelas lebih berkewajiban untuk menangani siswa yang bermasalah di kelasnya. Wali kelas merekomendasikan atau mengalih-tangankan siswa bermasalah kepada guru BK, apabila masalah yang dihadapi oleh siswa tersebut memang sudah tidak mampu lagi dibina oleh wali kelas. Adapun masalah yang umumnya dialih tangankan oleh wali kelas yang menjadi informan adalah siswa- siswa yang telah terancam di keluarkan dari sekolah, dan pada saat wali kelas akan meminta tanda tangan guru BK untuk membuat surat skorsing siswa yang bermasalah.
3. Peran wali kelas dalam membantu pelaksanaan tugas-tugas guru BK untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah. Peran ini ada yang sudah terlaksana dan sebagian besarnya belum terlaksana secara optimal. Peran ini masih ada yang belum dilaksanakan oleh wali kelas yang menjadi informan. Berdasarkan hasil penelitian, wali kelas yang menjadi informan belum melakukan identifikasi secara menyeluruh. Kegiatan identifikasi yang dilaksanakan pada kegiatan analisis daftar kehadiran siswa, apabila wali kelas menemukan siswa yang bermasalah dengan kehadiran, maka wali kelas memberikan 3. Peran wali kelas dalam membantu pelaksanaan tugas-tugas guru BK untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah. Peran ini ada yang sudah terlaksana dan sebagian besarnya belum terlaksana secara optimal. Peran ini masih ada yang belum dilaksanakan oleh wali kelas yang menjadi informan. Berdasarkan hasil penelitian, wali kelas yang menjadi informan belum melakukan identifikasi secara menyeluruh. Kegiatan identifikasi yang dilaksanakan pada kegiatan analisis daftar kehadiran siswa, apabila wali kelas menemukan siswa yang bermasalah dengan kehadiran, maka wali kelas memberikan
X.2 dan XII IPA.2, wali kelas XI IPS.1 telah berupaya lebih jauh dalam melakukan kegiatan menganalisis daftar nilai, untuk
mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Jika ditemukan siswa yang mengalami masalah belajar, maka wali kelas XI IPS.1 akan melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran, untuk membahas hal yang menyebabkan nilai rendah tersebut.
Berbeda dengan pernyataan dari wali kelas XII IPA.2 , selama ia menjadi wali kelas di kelas XII IPA.2 belum teridentifikasi siswa di
kelas yang diasuh mengalami masalah berat. Oleh karena itulah wali kelas XII IPA.2 merasa belum perlu melakukan kerjasama dengan guru BK karena dirasa masih mampu melakukan pembinaan sendiri.
4. Peran wali kelas memberikan informasi tentang kebutuhan informasi siswa kepada guru BK, yang berguna sebagai masukan untuk memberikan pelayanan informasi, dengan materi yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa pada setiap minggu di sekolah. Semenjak pergantian kepala sekolah kurang lebih satu tahun yang lalu. Wali kelas yang menjadi informan sudah tidak pernah lagi memberikan informasi tentang materi yang dibutuhkan siswa kepada guru BK, alasan wali kelas tersebut adalah karena guru BK tidak mempunyai jam khusus masuk kelas lagi. Selain itu menurut pendapat ketiga wali kelas tersebut, guru BK telah mempunyai materi pelayanan tersendiri yang akan diberikan kepada siswa. Wali kelas yang menjadi informan 4. Peran wali kelas memberikan informasi tentang kebutuhan informasi siswa kepada guru BK, yang berguna sebagai masukan untuk memberikan pelayanan informasi, dengan materi yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa pada setiap minggu di sekolah. Semenjak pergantian kepala sekolah kurang lebih satu tahun yang lalu. Wali kelas yang menjadi informan sudah tidak pernah lagi memberikan informasi tentang materi yang dibutuhkan siswa kepada guru BK, alasan wali kelas tersebut adalah karena guru BK tidak mempunyai jam khusus masuk kelas lagi. Selain itu menurut pendapat ketiga wali kelas tersebut, guru BK telah mempunyai materi pelayanan tersendiri yang akan diberikan kepada siswa. Wali kelas yang menjadi informan
5. Wali kelas melakukan kerjasama dengan guru BK dalam pelayanan penempatan dan penyaluran siswa pada kegiatan ekstrakurikuler, agar penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta dalam hal pengaturan tempat duduk di kelas. Dari data yang diperoleh peneliti dari wali kelas yang menjadi informan penelitian.
Hanya wali kelas X.2 yang memberikan informasi kepada siswa tentang cara memilih kegiatan ekstarakurikuler. Alasan dari wali kelas
kelas XI IPS.1 dan XII IPA.2 tidak melaksanakan kerjasama, dengan guru BK dalam hal memilih kegiatan ekstrakurikuler, karena kegiatan
tersebut telah dilaksanakan di kelas X. Berbeda dengan apa yang ceritakan oleh wali kelas XII. IPA.2 dan wali kelas XII.IPS.1, wali kelas X.2 telah melaksanakan kerjasama dengan guru BK dalam hal pengaturan tempat duduk, pengaturan tempat duduk disesuaikan dengan tinggi badan siswa, ukuran tubuh besar dan lebih tinggi di tempatkan pada kursi yang di belakang, sedangkan siswa yang ukuran tubuhnya lebih kecil di tempatkan di kursi bagian depan. Selain itu apabila ada siswa yang penglihatannya mengalami ganguan penglihatan jarak jauh, maka siswa akan ditempatkan di kursi bagian tersebut telah dilaksanakan di kelas X. Berbeda dengan apa yang ceritakan oleh wali kelas XII. IPA.2 dan wali kelas XII.IPS.1, wali kelas X.2 telah melaksanakan kerjasama dengan guru BK dalam hal pengaturan tempat duduk, pengaturan tempat duduk disesuaikan dengan tinggi badan siswa, ukuran tubuh besar dan lebih tinggi di tempatkan pada kursi yang di belakang, sedangkan siswa yang ukuran tubuhnya lebih kecil di tempatkan di kursi bagian depan. Selain itu apabila ada siswa yang penglihatannya mengalami ganguan penglihatan jarak jauh, maka siswa akan ditempatkan di kursi bagian
b. Peran Kedua
Peran kedua wali kelas adalah membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam bimbingan dan konseling, khususnya kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun rincian peran wali kelas tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini;
1. Wali kelas bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dari hasil wawancara dengan ketiga wali kelas yang menjadi informan, pada umumnya ketiga wali kelas telah melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan ekonomi. Wali kelas XI IPS.1 melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran bukan hanya dalam mengatasi kesulitan belajar siswa saja, tapi dalam mengatasi berbagai masalah pribadi ataupun akademik yang dialami siswa di kelasnya.
Kerjasama dilakukan antara wali kelas dan guru mata pelajaran, salah satunya berupa memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika, fisika, kimia dan ekonomi. Pada saat wawancara dengan peneliti, wali
kelas XI IPS.1 dan X.2, mengemukakan bahwa siswa cenderung mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran tersebut, setiap
semester pasti ada tiga atau empat orang siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Berbeda dengan wali kelas XII IPA.2 belum melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran, karena menurut penuturannya, sejauh ini di kelas yang diasuhnya, belum ada masalah belajar serius yang dialami oleh siswanya, sehingga wali kelas XII IPA.2 merasakan saat ini belum perlu melaksanakan kerjasama dengan guru mata pelajaran. Wali kelas XII IPA.2 mengemukakan akan melaksanakan kerjasama dengan guru mata pelajaran pada saat akan menghadapi menghadapi ujian nasional nanti, hal ini bertujuan agar para siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
2. Wali kelas bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang berprestasi. Dari hasil
wawancara peneliti dengan informan, wali kelas X.2 XI IPS.1 dan
XII IPA.2 telah melakukan kegiatan ini, pada waktu sekolah akan menghadapi suatu perlombaan baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi ataupun nasional. Perlombaan yang sering diikuti antara lain pidato adat, khotbah jumat, ekonomi dan lain sebagainya.
Wali kelas yang menjadi informan telah melaksanakan peran tersebut, selama kegiatan yang diikuti berhubungan dengan kegiatan sekolah. Kerjasama ini dilakukan, dengan alasan agar para siswa yang berprestasi dapat mengasah kembali kemampuannya akademiknya dan diharapkan juga mampu meraih juara dalam perlombaan yang diikuti oleh siswa. Selain itu juga diharapkan dapat membanggakan nama Wali kelas yang menjadi informan telah melaksanakan peran tersebut, selama kegiatan yang diikuti berhubungan dengan kegiatan sekolah. Kerjasama ini dilakukan, dengan alasan agar para siswa yang berprestasi dapat mengasah kembali kemampuannya akademiknya dan diharapkan juga mampu meraih juara dalam perlombaan yang diikuti oleh siswa. Selain itu juga diharapkan dapat membanggakan nama
3. Wali kelas bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk melaksanakan pembelajaran remedial terhadap, siswa yang memiliki nilai di bawah standar ketuntasan belajar dan meminta informasi, kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diberikan remedial . Wali kelas X.2 belum melaksanakan kerjasama dengan guru mata pelajaran, dalam hal pembelajaran remedial, karena menurut wali kelas remedial adalah kegiatan yang menjadi tanggung jawab guru mata pelajaran masing-masing. Hal senada diungkapkan oleh wali kelas XII IPA.2 juga belum mempunyai kesempatan, untuk melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial .
Berbeda dengan wali kelas XI IPS.1 yang sering memantau perkembangan siswanya dalam bentuk kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan remedial . Wali kelas meminta informasi tentang siswa yang memerlukan remedial kepada guru mata pelajaran. Selanjutnya wali kelas akan menunggu hasil remedial siswa yang diberikan guru mata pelajaran, yang nantinya digunakan sebagai bahan informasi tentang perkembangan siswa-siswanya yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
4. Wali kelas menginformasikan kepada guru mata pelajaran mengenai siswa yang membutuhkan perhatian khusus di kelas yang menjadi 4. Wali kelas menginformasikan kepada guru mata pelajaran mengenai siswa yang membutuhkan perhatian khusus di kelas yang menjadi
kemampuan belajar yang rendah dan sering bolos. Wali kelas XI IPS.1 juga mengungkapkan hal serupa dengan wali kelas X.2, lebih jauh dari
hasil wawancara dengan wali kelas XII IPA.2 telah melakukan kegiatan serupa dengan wali kelas yang menjadi informan tersebut. Karena menurutnya, semua itu sudah menjadi tanggung-jawab dirinya
sebagai wali kelas, bahkan jika dirasakan perlu wali kelas XII IPA.2 juga memberikan informasi kepada guru mata pelajaran mengenai
siswa yang memerlukan perhatian khusus walaupun siswa tersebut bukan siswa kelas XII IPA.2.
c. Peran ketiga
Peran wali kelas yang ketiga adalah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti atau menjalani kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk sebagai berikut;
1. Wali kelas memberikan motivasi atau dukungan terhadap siswa yang mengalami masalah belajar, untuk mengikuti bimbingan belajar, ataupun konseling individual bagi siswa yang mengalami masalah. Wali kelas XII IPA.2 mengatakan, selalu berusaha memberikan motivasi kepada siswa yang menjadi peserta didiknya, bukan hanya 1. Wali kelas memberikan motivasi atau dukungan terhadap siswa yang mengalami masalah belajar, untuk mengikuti bimbingan belajar, ataupun konseling individual bagi siswa yang mengalami masalah. Wali kelas XII IPA.2 mengatakan, selalu berusaha memberikan motivasi kepada siswa yang menjadi peserta didiknya, bukan hanya
Demikian hal-nya dengan wali kelas X.2 dan XI IPS.1, dalam memberikan motivasi dan dukungan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar, wali kelas X.2 dan XI IPS.1 hampir melaksanakan kegiatan memotivasi siswa setiap saat mengajar di kelas. Umumnya
kegiatan yang dilakukan pada saat memberikan motivasi, dengan cara bercerita tentang kesuksesan yang telah diraih oleh alumni SMAN 1 Pariangan yang telah berhasil. Cerita kesuksesan alummni tersebut bertujuan memotivasi siswa untuk rajin belajar dan rajin datang ke sekolah bahkan, sering menyarankan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar apalagi bagi siswa yang kemampuan belajarnya lemah. Untuk kegiatan konseling individual, wali kelas yang menjadi informan tidak begitu paham dengan kegiatan tersebut, sehingga ketiga wali kelas hampir belum pernah memberikan motivasi bagi anak yang di rasakan memerlukan pelayanan konseling individu. Karena menurut ke tiga wali kelas yang menjadi informan, selain kegiatan yang dilakukan pada saat memberikan motivasi, dengan cara bercerita tentang kesuksesan yang telah diraih oleh alumni SMAN 1 Pariangan yang telah berhasil. Cerita kesuksesan alummni tersebut bertujuan memotivasi siswa untuk rajin belajar dan rajin datang ke sekolah bahkan, sering menyarankan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar apalagi bagi siswa yang kemampuan belajarnya lemah. Untuk kegiatan konseling individual, wali kelas yang menjadi informan tidak begitu paham dengan kegiatan tersebut, sehingga ketiga wali kelas hampir belum pernah memberikan motivasi bagi anak yang di rasakan memerlukan pelayanan konseling individu. Karena menurut ke tiga wali kelas yang menjadi informan, selain
2. Wali kelas menyediakan waktu untuk membantu siswa yang teridentifikasi mengalami masalah belajar. Informasi yang diperoleh dari wali kelas X.2 bahwa, wali kelas X.2 selalu berupaya menyediakan waktu untuk membantu siswanya yang teridentifikasi mengalami masalah belajar. Umumnya jika ada siswa yang mengalami masalah belajar, wali kelas akan memanggil dan menasehati siswa tersebut. Bahkan jika perlu wali kelas akan bekerjasama dengan dengan wali murid untuk menyelesaikan masalah belajar yang dihadapi siswa.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh wali kelas X.2. Wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan ia sering meluangkan waktu untuk membantu siswa apabila siswa teridentifikasi mengalami masalah belajar. Terutama pada saat wali kelas tidak mempunyai jadwal masuk kelas untuk mengajar dalam artian ada jam kosong, karena bagi wali kelas XI IPS.1 kegiatan membantu siswa yang bermasalah merupakan salah satu kewajiban dan wewenang yang harus ia jalankan sebagai seorang wali kelas. Selanjutnya wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan, sering meluangkan waktu untuk melihat absensi dan legger serta Senada dengan apa yang diungkapkan oleh wali kelas X.2. Wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan ia sering meluangkan waktu untuk membantu siswa apabila siswa teridentifikasi mengalami masalah belajar. Terutama pada saat wali kelas tidak mempunyai jadwal masuk kelas untuk mengajar dalam artian ada jam kosong, karena bagi wali kelas XI IPS.1 kegiatan membantu siswa yang bermasalah merupakan salah satu kewajiban dan wewenang yang harus ia jalankan sebagai seorang wali kelas. Selanjutnya wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan, sering meluangkan waktu untuk melihat absensi dan legger serta
3. Wali kelas menginformasikan dan mensosialisasikan fungsi bimbingan dan konseling kepada siswa. Dari hasil wawancara dengan wali kelas
X.2 memberikan keterangan bahwa belum pernah melakukan sosialisasi tentang fungsi bimbingan dan konseling kepada siswa, alasannya karena saat orientasi siswa baru, guru BK telah mensosialisasikan bimbingan dan konseling. Senada dengan wali kelas X.2, wali kelas XI IPS.1 juga mengatakan belum pernah melakukan sosialisasi, ataupun memberikan informasi kepada siswa mengenai fungsi atau peran pelayanan bimbingan dan konseling, hal itu dikarenakan, wali kelas kurang memahami apa itu kegiatan khusus bimbingan dan konseling di sekolah secara spesifik. Hampir serupa
dengan wali kelas X.2 dan XI IPS.1, wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan kegiatan mensosialisasikan bimbingan dan konseling
telah dilaksanakan pada saat siswa baru masuk sekolah, tepatnya pada masa orientasi. Oleh karena itulah wali kelas XII IPA.2 berpendapat,
pada dasarnya siswa-siswa sudah mengerti peran dari guru BK, sehingga jika siswa mendengar akan di bawa ke ruang bimbingan dan konseling siswa mulai takut dan menyadari kalau dirinya telah melanggar aturan sekolah.
4. Wali kelas memberikan izin serta kemudahan bagi siswa apabila siswa ingin melakukan konsultasi dengan guru BK pada jam mata
pelajarannya. Dari hasil penelitian selama di lapangan, terungkap bahwa wali kelas X.2 mengatakan akan memberikan izin kepada siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling, tergantung pada tingkat kebutuhan dan kepentingan siswa. Jika memang mendesak, maka siswa akan diberikan izin oleh wali kelas. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh wali kelas X.2, wali kelas XI IPS.1 juga mengungkapkan tidak akan mempersulit siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling, selagi kegiatan tersebut untuk membantu mengatasi masalah siswa. Demikian juga dengan wali kelas XII IPA.2, ia mengatakan bahwa selagi alasan siswa tepat, maka wali kelas akan memberikan izin kepada siswanya. Akan tetapi setahu wali kelas siswa akan berkonsultasi dengan guru BK umumnya pada waktu jam istirahat dan siswa juga enggan untuk datang secara sukarela menemui guru BK.
d. Peran ketiga
Peran wali kelas ketiga adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti konferensi kasus. Peran ini dapat dilihat dalam rincian sebagai berikut;
1. Wali kelas mengikuti kegiatan khusus dalam bimbingan dan konseling seperti, mengikuti konferensi kasus dan melakukan kunjungan rumah yang diprakarsai guru BK. Dari hasil wawancara dan pengamatan selama peneliti berada di sekolah, terungkap bahwa wali kelas X.2 pernah mengikuti kegiatan konfrensi kasus pada saat menangani 1. Wali kelas mengikuti kegiatan khusus dalam bimbingan dan konseling seperti, mengikuti konferensi kasus dan melakukan kunjungan rumah yang diprakarsai guru BK. Dari hasil wawancara dan pengamatan selama peneliti berada di sekolah, terungkap bahwa wali kelas X.2 pernah mengikuti kegiatan konfrensi kasus pada saat menangani
IPA.2 dan IPS.1 belum melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2012 ini. Dari keterangan yang di peroleh di lapangan wali kelas X.2
mengikuti konferensi kasus maupun kunjungan rumah pada siswa yang mengalami kasus pelanggaran tata tertib berat. Akan tetapi konferensi kasus yang dimaksudkan wali kelas X.2 bukan seperti konferensi kasus yang sesuai dengan kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Karena dari apa yang disampaikan wali kelas X.2, konferensi kasus yang dimaksud tersebut, adalah membahas masalah siswa kepada guru BK mengenai sanksi dan kelangsungan siswa yang melanggar aturan sekolah. Bukan konfrensi kasus seperti pola penanganan bimbingan dan konseling, yang mana tujuannya adalah menyelesaikan masalah siswa dengan cara persuasif.
Berbeda dengan penuturan wali kelas X.2, wali kelas XII IPA.2 mengatakan belum pernah melakukan kunjungan rumah maupun konferensi kasus, karena menurut penuturannya, siswa kelas XII IPA.2 belum ditemui yang mengalami masalah serius baik dari segi akademik maupun pribadi, oleh karena itulah belum perlu untuk melakukan konfrensi kasus. Selanjutnya wali kelas XI IPS.1 mengemukakan untuk tahun ini, belum melaksanakan kunjungan rumah, namun pada akhir tahun 2011, pernah melakukan kunjungan Berbeda dengan penuturan wali kelas X.2, wali kelas XII IPA.2 mengatakan belum pernah melakukan kunjungan rumah maupun konferensi kasus, karena menurut penuturannya, siswa kelas XII IPA.2 belum ditemui yang mengalami masalah serius baik dari segi akademik maupun pribadi, oleh karena itulah belum perlu untuk melakukan konfrensi kasus. Selanjutnya wali kelas XI IPS.1 mengemukakan untuk tahun ini, belum melaksanakan kunjungan rumah, namun pada akhir tahun 2011, pernah melakukan kunjungan
2. Peran wali kelas dalam melakukan penilaian terhadap siswa yang telah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling dari guru BK. Wali kelas X.2 mengungkapkan sering mengamati dan memberikan penilaian menngenai perubahan perilaku siswa sesudah diberikan
pelayanan BK. Wali kelas X IPS.1 mengungkapkan selalu berusaha menyempatkan waktu, untuk memantau dan menilai perubahan dalam
diri siswa yang sudah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila siswa yang sudah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling belum juga berubah, maka wali kelas akan memanggil siswa tersebut dan biasanya melaporkan kepada wakil kepala sekolah. Wali kelas XII IPA.2 juga mengungkapkan telah melakukan penilain, melalui pengamatan terhadap tingkah laku siswa yang telah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Jika tidak ada perubahan maka dikonsultasikan lagi dengan guru BK, agar permasalahan siswanya bisa cepat terentaskan.
3. Wali kelas melakukan konsultasi dalam menentukan solusi dari permasalahan siswa. Wali kelas X.2 mengungkapkan jika menemui
masalah berat pada siswa, umumnya ia berupaya mencari solusi untuk menemukan penyelesaiannya. Oleh karena itu, wali kelas X.2 berupaya melakukan konsultasi dengan guru BK dan guru mata pelajaran. Wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan jika ada masalah siswa yang berat dan wali kelas sudah tidak mampu lagi membinanya, pada umumnya berupaya untuk berkonsultasi dengan guru BK dan guru mata pelajaran dalam mencari solusi untuk menyelesaikan masalah siswa. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh kedua wali kelas tersebut, wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan sering berkonsultasi kepada guru BK dalam rangka menyelesaikan masalah siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
Upaya konsultasi yang dilaksanakan oleh ketiga wali kelas yang menjadi informan penelitian, bertujuan untuk memberikan efek jera bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah, karena menurut penuturan wali kelas apabila siswa telah berurusan dengan guru BK, maka umumnya siswa tidak berani lagi mengulangi perbuatan melanggar disiplin sekolah lagi.
e. Peran wali kelas kelima
Peran wali kelas yang terakhir bertujuan untuk mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru BK. Adapun rinciannya sebagai berikut;
1. Wali kelas mengirim siswa yang bermasalah kepada guru BK jika siswa membutuhkan penanganan segera. Berdasarkan wawancara 1. Wali kelas mengirim siswa yang bermasalah kepada guru BK jika siswa membutuhkan penanganan segera. Berdasarkan wawancara
baru ke guru BK, tetapi jika ada siswa yang memerlukan penanganan segera, dapat langsung dikirim untuk diproses kepada guru BK. Umumnya masalah yang langung dikirim kepada guru BK adalah siswa yang berkelahi, siswa yang tertangkap tangan merokok, di dalam lingkungan sekolah dan siswa sering datang terlambat. Hampir senada dengan yang diungkapkan oleh wali kelas X.2, wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan bahwa, apabila menemukan masalah yang perlu penanganan segera, wali kelas umumnuya langsung mengirim
siswa tersebut kepada guru BK, wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan bahwa, pada tahun 2012 ia pernah mengalihtangankan siswanya yang
ketahuan hamil kepada guru BK, alih tangan kasus tersebut dilakukan oleh wali kelas bertujuan untuk memperoleh bagaimana cara penanganan terbaiknya kedepan yang akan diambil siswa tersebut.
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan wali kelas XII IPA.2 menyatakan bahwa pernah mengirim siswa-nya yang bermasalah untuk menghadap guru BK, namun umumnya, siswa tersebut mendapatkan bimbingan terlebih dahulu dari wali kelas. Apabila wali kelas tidak mampu menyelesaikan masalah siswa tersebut, maka siswa dikirim ke guru BK. Setelah diberikan pelayanan oleh guru BK sampai masalahnya terentaskan, guru BK menyerahkan kembali siswa Selanjutnya dari hasil wawancara dengan wali kelas XII IPA.2 menyatakan bahwa pernah mengirim siswa-nya yang bermasalah untuk menghadap guru BK, namun umumnya, siswa tersebut mendapatkan bimbingan terlebih dahulu dari wali kelas. Apabila wali kelas tidak mampu menyelesaikan masalah siswa tersebut, maka siswa dikirim ke guru BK. Setelah diberikan pelayanan oleh guru BK sampai masalahnya terentaskan, guru BK menyerahkan kembali siswa
2. Wali kelas melakukan tindak lanjut terhadap informasi yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Berdasarkan wawancara terungkap bahwa wali kelas X.2 biasanya menindak lanjuti jika mendapat informasi dari guru mata pelajaran, namun tidak semua informasi yang disampaikan akan ditindak lanjuti, hal tersebut tergantung tingkat urgensinya. Selanjutnya wali kelas XI IPS.1 mengungkapkan, wali kelas selalu menindaklanjuti informasi dari guru mata pelajaran, hal tersebut dilakukan demi kemajuan siswanya dan jika perlu, pada saat mendapatkan laporan dari guru mata pelajaran pasti akan ditindak lanjuti oleh wali kelas. Kemudian bila wali kelas menemukan laporan yang membutuhkan intervensi dari guru BK, maka wali kelas akan menginformasikan kepada guru BK.
Wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan, pernah menindak lanjuti informasi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran, mengenai salah satu siswanya yang sering cabut pada jam pelajaran guru mata pelajaran yang bersangkutan. Kemudian wali kelas memangil siswa dan bertanya langsung pada siswa yang bersangkutan, mengenai alasan siswa tersebut cabut. Hal ini dilaksanakan oleh wali kelas bertujuan untuk mengecek kebenaran dari laporan-laporan yang disampaikan guru mata pelajaran. Apabila laporan tersebut benar Wali kelas XII IPA.2 mengungkapkan, pernah menindak lanjuti informasi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran, mengenai salah satu siswanya yang sering cabut pada jam pelajaran guru mata pelajaran yang bersangkutan. Kemudian wali kelas memangil siswa dan bertanya langsung pada siswa yang bersangkutan, mengenai alasan siswa tersebut cabut. Hal ini dilaksanakan oleh wali kelas bertujuan untuk mengecek kebenaran dari laporan-laporan yang disampaikan guru mata pelajaran. Apabila laporan tersebut benar
3. Wali kelas melakukan alih tangan kasus siswa dari pihak guru yang berwenang di sekolah kepada ahli yang sesuai dibidangnya atau pihak di luar sekolah. Dari hasil wawancara dengan wali kelas yang menjadi informan, wali kelas X.2 menyatakan belum pernah ada alih tangan kasus yang dilakukan kepada pihak luar sekolah, alih tangan kasus sebatas pada wali kelas ke guru BK, wakil kepala sekolah dan selanjutnya kepada kepala sekolah. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh wali kelas X.2, wali kelas XI IPS.1 menyatakan bahwa belum pernah melakukan alih tangan kasus kepada pihak luar sekolah selama ia menjadi wali kelas. Selanjutnya dari keterangan wali kelas XII IPA.2 diperoleh juga keterangan bahwa belum pernah terjadi alih tangan kasus kepada pihak luar, karena umumnya penyelesaian masalah siswa masih bisa ditangani oleh personel internal sekolah.
Selain berupaya mendapatkan data dari wali kelas yang menjadi fokus penelitian, peneliti juga mendapatkan data dari pihak personel sekolah mulai dari satpam sekolah, guru mata pelajaran, guru BK, wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan juga siswa. Data yang diperoleh dari wali kelas dibenarkan oleh guru BK. Guru BK mengungkapkan, pemahaman wali kelas yang masih sangat lemah mengenai peran bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah Selain berupaya mendapatkan data dari wali kelas yang menjadi fokus penelitian, peneliti juga mendapatkan data dari pihak personel sekolah mulai dari satpam sekolah, guru mata pelajaran, guru BK, wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan juga siswa. Data yang diperoleh dari wali kelas dibenarkan oleh guru BK. Guru BK mengungkapkan, pemahaman wali kelas yang masih sangat lemah mengenai peran bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah
Data yang diperoleh dari siswa kelas X.2, XI IPS.1 dan XII IPA.2 mengatakan hal yang sama. Siswa yang peneliti wawancarai, mengatakan untuk masalah bimbingan dan konseling, siswa umumnya langsung menemui guru BK, namun atas izin wali kelas mereka masing-masing. Kemudian peneliti mencari keterangan dari siswa yang permasalahannya pernah dikonferensi kasuskan dan sempat telah dibuatkan surat pindah oleh kepala sekolah, namun siswa tersebut masih bersekolah di SMAN 1 Pariangan, walaupun sempat di keluarkan dan diberi surat pindah oleh kepala sekolah karena permasalahan yang pernah ia lakukan. Akan tetapi siswa tersebut pada akhirnya diberikan kesempatan untuk tetap bersekolah di SMAN 1 Pariangan, karena tidak mendapatkan sekolah baru yang bersedia menerima siswa tersebut.