kelembaban yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder Depkes
dalam Junaidi, 2002. Selain itu, uap air mampu mengubah SO
2
menjadi sulfat dan sulfit, karena life time SO
2
di udara pendek. Life time SO
2
di atmosfer kira-kira sampai empat hari Sarudji, 2010.
Polusi dengan udara panas dapat menimbulkan beberapa jenis penyakit dan manusia tidak dapat mentoleransi suhu udara diatas 50
o
C. Kelembaban udara mengandung kadar uap air melebihi normal akan mempercepat pertumbuhan
bakteri. Udara yang tercemar oleh SO
x
yang mudah menjadi asam akan menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran nafas sampai ke paru-paru.
Serangan gas SO
x
akan menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Daya iritasi SO
2
pada setiap orang tidak sama, ada yang sensitif dan ada yang lebih tahan pada konsentrasi lebih tinggi Sunu, 2001.
Pengaruh pengotoran udara terhadap kesehatan masyarakat dan berakibat segera dan yang tidak berakibat segera. Akibat yang segera, pengotoran dapat
menyebabkan sakit mendadak bahkan menimbulkan kematian. Sedangkan akibat- akibat yang tidak segera, ketika udara kotor yang terhirup pada pernafasan akan
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan terserang penyakit, misalnya TBC, bronchitis, pneumonia Entjang, 2000.
5.4. Keluhan Saluran Pernafasan
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan saluran pernafasan sebanyak 23 orang 39,7. Jika keluhan pernafasan
dikaitkan dengan umur, maka terlihat pada tabel 21 bahwa sebagian besar responden yang mengalami keluhan saluran pernafasan pada kelompok umur 40 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat dikatakan bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi penyakit secara tidak langsung.
Berdasarkan tingkat pendidikan, keluhan saluran pernafasan terbanyak dialami oleh responden yang tingkat pendidikannya SMA 57,1. Menurut Sadulloh
2009, perbedaan tingkat pendidikan dapat menyebabkan perbedaan pola berpikir seseorang dalam menghadapi suatu masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin baik pula pola berpikirnya. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Dari hasil tabulasi silang antara keberadaan pohon besar dengan keluhan
saluran pernafasan, yang memberi gambaran bahwa keberadaan pohon besar mempunyai pengaruh terhadap keluhan saluran pernafasan, dimana diperoleh bahwa
keluhan saluran pernafasan terbanyak terjadi pada responden yang tidak memiliki pohon besar di halaman rumahnya 90,9, dimana semakin banyak pohon di
halaman rumah, maka konsentrasi kadar gas SO
2
akan lebih sedikit karena daun-daun pepohonan mampu menyerap kadar polusi dalam udara termasuk gas SO
2
. Menurut Sarudji 2010, pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian alam. Dengan demikian, perbaikan kualitas udara menjadi hal yang sangat penting untuk
diupayakan, seperti misalnya menanam pohon guna meningkatkan kadar oksigen dalam peristiwa fotosintesis.
Tingkat paparan gas SO
2
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya keluhan saluran pernafasan, hal ini dapat di lihat dari keterkaitan antara keluhan
Universitas Sumatera Utara
saluran pernafasan dengan lamanya responden bermukim tinggal, lamanya responden berada di rumah, dan jarak rumah terhadap industri makanan ringan.
Berdasarkan lama tinggal, terlihat bahwa keluhan saluran pernafasan terbanyak terdapat pada responden yang tinggal 20 tahun. Menurut Entjang
2000, keadaan rumah merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan
yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Karena rumah terlalu sempit, maka ruangannya akan kekurangan
oksigen sehingga akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya penyakit. Penularan penyakit-penyakit saluran pernafasan
misalnya TBC akan mudah terjadi diantara penghuni rumah. Untuk itu, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Pada tabel 19 terlihat bahwa pada umumnya 83,7 tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, tetapi hanya sebagian kecil 17,3 responden yang pernah
melakukan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil analisis data diperoleh yakni pemeriksaan kesehatan dilakukan 98,3 responden jika sakit saja. Menurut Slamet
2009, menjadi sehat tidak cukup hanya dengan pencegahan penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola masyarakat sebagai satu kesatuan
bersama lingkungan hidupnya. Dengan demikian, kesehatan erat sekali hubungannya dengan sumber daya sosial ekonomi dan tidak hanya tergantung dari fasilitas
kesehatan yang ada. Berdasarkan tabulasi silang antara keluhan responden terhadap asap industri
makanan ringan dengan keluhan saluran pernafasan, terlihat bahwa sebanyak 86,4
Universitas Sumatera Utara
responden mengatakan mengalami keluhan terhadap asap dari industri tersebut. Menurut Supardi 2003, berbagai industri selain menghasilkan produk yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk yang tidak berguna dan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan
bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkungan bila tanpa pengendalian. Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada
masyarakat sekitar industri atau pada para pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Menurut Sastrawijaya 2000, pemberantasan polusi
udara yang disebabkan berbagai polutan termasuk SO
2
tidaklah mudah. Cerobong asap industri yang tinggi tidaklah memadai. Pembersihan batubara sebelum dibakar
ternyata sangat mahal.
5.3. Karakteristik Responden