Baku Mutu Udara Ambien Pemilihan Pabrik yang Akan Dilakukan Pemeriksaan

Permasalahan yang dihadapi pada metode ini adalah terbentuknya bahan buangan yang cukup tinggi dalam bentuk CaSO 4 padat, batu kapur yang tidak bereaksi dan abu yang harus dibuang Kristanto, 2002.

2.6. Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel Udara Ambien

Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupan. Untuk itu kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat Mulia, 2005. Secara umum, sampel udara ambien diambil di daerah pemukiman penduduk, perkantoran, kawasan industri, atau daerah lain yang dianggap penting. Tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas udara yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan tertentu. Kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel udara ambien Hadi, 2005, yaitu: 1. Daerah yang mempunyai konsentrasi pencemar tinggi 2. Daerah padat penduduk 3. Daerah yang diperkirakan menerima paparan pencemar dari emisi cerobong industri 4. Daerah proyeksi untuk mengetahui dampak pembangunan

2.6.1. Baku Mutu Udara Ambien

Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang di perbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda. Universitas Sumatera Utara Baku mutu udara ambien menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03MENKLHII1991 tanggal 1 Februari 1991 seperti yang tertera pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Baku Mutu Udara Ambien No. Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu Metode Analisis Peralatan 1 SO 2 24 jam 0.01 ppm Pararosanilin Spektrofotometer 2 CO 8 jam 20 ppm NIDR NIDR analyzer 3 NO x 24 jam 0.05 ppm Saltzman Spektrofotometer 4 O x 1 jam 0.10 ppm Chem.lum Spektrofotometer 5 Debu 24 jam 0.26mgm 3 Gravimetrik Hi-volume sampler 6 Pb 24 jam 0.06mgm 3 Gravimetrik Hi-vol, AAS 7 H 2 S 30 min 0.03 ppm Hg thiocynat Spektrofotometer 8 NH 3 24 jam 2.00 ppm Nessler Spektrofotometer 9 HC 3 jam 0.24 ppm Flame- ionization Gas Chromatograpy Sumber : Wardhana, 1995 Keterangan : • Yang dimaksud dengan waktu pengukuran adalah waktu perataan averaging time dan untuk pengukuran tiap jam dilakukan perhitungan secara geometric mean. • Standar H 2 S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2S secara alami • = yang dianjurkan • NDIR = Non-dispersive infrared • Hii-Vol + High Volume Sampling Methode • AAS = Atomatic Absorbtion Spectrophotometer • GC = Gas Cromatograph Dengan diberlakukannya baku mutu ini, maka berarti bahwa udara yang mengandung unsur-unsur melebihi standar tadi akan disebut tercemar. Diharapkan Universitas Sumatera Utara bahwa bila kualitas udara dapat dipelihara sehingga kadar berbagai zat tadi tidak terlampaui, maka diharapkan tidak akan terjadi gangguan kesehatan terhadap manusia, hewan, tumbuhan maupun harta benda Slamet, 2009.

2.6.2. Pemilihan Pabrik yang Akan Dilakukan Pemeriksaan

Berbagai industri yang diantara bahan bakunya yang banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengelolaannya selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna dapat berupa racun Supardi, 2003. Berdasarkan pada data industri, dipilih pabrik prioritas untuk dilakukan pemeriksaan rutin. Hal ini dikarenakan jumlah pabrik yang ada biasanya tidak sepadan dengan jumlah staf dan data yang tersedia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan pabrik prioritas Hamid dan Pramudyanto, 2007, yaitu : a. Pabrik tersebut berskala besar dilihat dari kapasitas produksi dan debit limbahnya. b. Berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. c. Pernah diadukan atau dikeluhkan oleh masyarakat, baik melalui surat pengaduan maupun dimuat di media massa. d. Pernah diberikan surat peringatan atau sanksi administrasi. e. Pernah atau sedang dalam tuntutan pidana dan atau perdata. f. Pernah atau sedang dilakukan proses mediasi atau negoisasi. Universitas Sumatera Utara g. Pabrik berada di wilayah kerja yang menjadi wewenangnya. h. Tidak ada instansilembaga lain yang secara khusus berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan rutin.

2.7. Proses Pembentukan Batubara

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin

17 144 53

Tingkat Pencemaran Udara Oleh Sulfur Dioksida (S02) Di Desa Sijantang Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Propinsi Sumatera Barat

3 47 71

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin Secara Spektrofotometri

20 128 46

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 39

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Analisis Kadar Gas Sulfur Dioksida (SO2) di Udara Ambien pada Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara dan Keluhan Saluran Pernafasan pada Masyarakat di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

0 0 16