yaitu 8 orang responden 36,4, responden ibu rumah tangga yaitu sebesar 13 orang responden 52, responden yang mempunyai lama tinggal di sekitar industri
makanan ringan selama 20 tahun yaitu sebesar 12 orang 38,7 responden.
4.14. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Tempat Tinggal Responden
Dengan Keluhan Saluran Pernafasan Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik tempat tinggal dengan
keluhan saluran pernafasan pada responden yang bermukim di sekitar industri makanan ringan yang menggunakan briket batubara di desa Bakaran Batu kecamatan
Batang Kuis kabupaten Deli Serdang, dilakukan analisis data dengan menggunakan
tabulasi silang, dan didapatkan gambaran yang disajikan dalam tabel 22. Tabel 22. Tabulasi Silang antara Karakteristik Tempat Tinggal dengan
Keluhan Saluran Pernafasan Pada Responden yang Bermukim di Sekitar Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket
Batubara di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
No Karakteristik Tempat
Tinggal Responden Keluhan Saluran Pernafasan
Ya Tidak
1. Jarak rumah responden dari
industri • 100 meter
• 100 meter 13 92,9
10 22,7 1 7,1
3477,3
2. Keberadaan pohon besar di
halaman rumah responden • Ada
• Tidak ada 3 10,3
20 68,9 26 89,7
9 31,1
3. Tinggi rumah responden
• 10 meter • 10 meter
2340,4 0 0
34 59,6 1 100
Hasil tabulasi di atas menunjukkan bahwa, sebagian besar responden yang jarak rumahnya terhadap industri makanan ringan 100 meter mengalami keluhan
Universitas Sumatera Utara
saluran pernafasan yaitu sebesar 13 orang responden 92,9. Sedangkan keluhan saluran pernafasan terbanyak terdapat pada responden yang di halaman rumahnya
tidak ada pohon besar yaitu sebesar 20 orang responden 68,9. Dan pada responden yang memiliki tinggi rumah 10 meter yang mengalami keluhan saluran
pernafasan sebanyak 23 orang responden 40,4. 4.15. Tabulasi Silang Antara Keluhan Responden Terhadap Asap Industri
Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Dengan Keluhan
Saluran Pernafasan
Hasil tabulasi silang antara keluhan responden terhadap asap dari industri makanan ringan yang menggunakan briket batubara di desa Bakaran Batu Kecamatan
Batang Kuis kabupaten Deli Serdang dengan keluhan saluran pernafasan dapat dilihat
pada tabel 23. Tabel 23. Tabulasi Silang antara Keluhan Responden Terhadap Asap Dari
Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli
Serdang dengan Keluhan Gangguan Pernafasan Tahun 2013
No Keluhan Asap Industri
Keluhan Saluran Pernafasan
Ya Tidak
1 2
Ada Tidak Ada
19 76 3 9,1
6 24 30 90,9
Hasil tabulasi silang antara keluhan yang dirasakan responden terhadap asap
dari industri makanan ringan dengan keluhan saluran pernafasan di atas menunjukkan bahwa sebagian responden yang memiliki keluhan yaitu sebanyak 19 orang
responden 76.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hasil Pengukuran SO
2
Kadar gas Sulfur Dioksida SO
2
tertinggi terdapat pada jarak 100 m dari industri yang berada pada dusun 1, yaitu sebesar 53,38
μgm
3
. Sedangkan yang terendah terdapat pada jarak 100 meter dari dusun 2, yaitu sebesar 50,85
μgm
3
. Kadar sulfur dioksida yang diukur pada empat lokasi penelitian masih memenuhi
syarat pada baku mutu menurut PP No.41 tahun 1999. Menurut Darmono 2001, Berat atau ringannya suatu pencemaran udara di suatu daerah bergantung pada iklim
lokal, topografi, banyaknya industri yang berlokasi di daerah tersebut, penggunaan bahan bakar dalam industti, suhu udara di lokasi.
Meskipun masih berada di bawah ambang batas, dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan masyarakat di
sekitar industri tersebut. Menurut Sunu 2001, udara sangat dibutuhkan oleh manusia, udara digunakan untuk pernafasan, menghirup gas oksigen ke paru-paru
yang kemudian diserap oleh darah yang mengandung Hb protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen, lalu diangkut ke seluruh tubuh
sebagai pemasok oksigen bagi sel-sel tubuh. Menurut Slamet 2009, manusia setiap detik, selama hidupnya akan membutuhkan udara. Udara berbentuk gas, ia terdapat
dimana-mana, sebagai akibatnya manusia tidak pernah memikirkannya ataupun memperhatikannya. Udara memasuki tubuh lewat saluran pernafasan. Jadi,
pencemaran udara memperberat keadaan penyakit ataupun membuat saluran pernafasan menjadi lebih peka terhadap penyebab penyakit yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara