Sifat- sifat Sulfur Dioksida SO Reaksi Pembentukan Sulfur Dioksida SO

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sumber utama pencemaran SO x bukanlah dari transportasi, akan tetapi dari pembakaran stasioner generator listrik dan mesin-mesin yang memakai bahan bakar batubara. Sumber pencemaran SO x yang kedua adalah dari proses industri Wardhana, 1995.

2.2.2. Sifat- sifat Sulfur Dioksida SO

2 Berdasarkan sifat kimia, sulfur dioksida adalah gas yang tidak dapat terbakar, berbau tajam, dan tidak berwarna. Konsentrasi untuk deteksi indera perasa adalah 0.3-1 ppm di udara dan ambang bau adalah 0.5 ppm. Gas ini merangsang pedas pudgent dan bersifat iritan Sarudji, 2010. Sulfur dioksida merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia SO 2 yang tersusun dari 1 atom sulfur dan 2 atom oksigen. Sulfur dioksida merupakan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktif terhadap gas yang lain Sunu, 2001. Berdasarkan sifat fisika sulfur dioksida memiliki titik didih - 10 o C, titik lebur -75,5 o C, berat jenis relatif air =1 1,4. Kelarutannya dalam air adalah 8,5 dalam 100 ml air pada suhu 25 o C. Gas ini lebih berat dari udara, berat jenis uap relatif di udara 2,25 sedangkan berat jenis relatif udara adalah 1 NIOSH, 2013.

2.2.3. Reaksi Pembentukan Sulfur Dioksida SO

2 Gas sulfur oksida atau sering ditulis dengan SO x terdiri atas gas SO 2 dan gas SO 3 yang keduanya memiliki sifat berbeda Wardhana, 1995. Istilah SO x digunakan untuk menunjukkan adanya emisi campuran ikatan sulfur dengan oksigen ke udara Sarudji, 2010. Pembakaran bahan-bahan yang tidak mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlahnya relatif tidak dipengaruhi Universitas Sumatera Utara oleh jumlah oksigen yang tersedia. Walaupun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO 2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Mekanisme pembentukan SO x dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut : S + O 2 —› SO 2 2SO 2 + O 2 —› 2SO 3 Gas buangan hasil pembakaran pada umumnya mengandung gas SO 2 lebih banyak dari pada gas SO 3 . Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO 2 . Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada di udara dan kemudian membentuk gas SO 3 . Gas SO 2 juga dapat membentuk garam sulfat apabila bertemu dengan oksida logam, yaitu melalui proses kimiawi berikut ini : 4MgO + 4SO 2 —› 3MgSO 4 + MgS Udara yang mengandung uap air akan bereaksi dengan gas SO 2 sehingga membentuk asam sulfit Wardhana, 1995. SO 2 + H 2 O —› H 2 SO 3 Adanya SO 3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, biasanya SO 3 dan air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut: SO 3 + H 2 O —› H 2 SO 4 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu komponen normal yang terdapat di dalam atmosfir bukan SO 3 melainkan H 2 SO 4 . Tetapi jumlah H 2 SO 4 atmosfir ternyata lebih tinggi daripada yang dihasilkan dari emisi SO 3 . Hal ini menunjukkan bahwa produksi H 2 SO 4 juga berasal dari mekanisme-mekanisme lainnya. Setelah berada di atmosfir, sebagian SO 2 akan diubah menjadi SO 3 kemudian menjadi H 2 SO 4 oleh proses-proses fotolitik dan katalitik. Jumlah SO 2 yang teroksidasi menjadi SO 3 dipengaruhi beberapa faktor, termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spectrum sinar matahari, serta jumlah katalitik yang tersedia Kristanto, 2002. Tidak terdapatnya konsentrasi SO 2 yang tinggi di udara yang jauh dari sumber pencemar bukan berarti bahwa sumber tersebut tidak atau sedikit menghasilkan SO 2 , karena bisa jadi SO 2 telah diubah kedalam bentuk lain seperti asam sulfit atau sulfat seperti pada penjelasan diatas Sarudji, 2010.

2.2.4. Pengaruh Sulfur Dioksida SO

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin

17 144 53

Tingkat Pencemaran Udara Oleh Sulfur Dioksida (S02) Di Desa Sijantang Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Propinsi Sumatera Barat

3 47 71

Penentuan Kadar Sulfur Dioksida (SO2) Di Udara Ambien Dengan Metode Pararosanilin Secara Spektrofotometri

20 128 46

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 39

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Analisis Kadar Gas Sulfur Dioksida (SO2) di Udara Ambien pada Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara dan Keluhan Saluran Pernafasan pada Masyarakat di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

0 0 16