Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian yang pokok dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang kesehatan antara lain: perlu dilakukan di tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
Dimana industri makanan ringan tersebut terletak di kawasan rumah rapat penduduk, dan ketika industri tersebut mengeluarkan gas buangan berupa asap tebal hitam dari
boiler maka penduduk langsung terasa dampaknya seperti sesak nafas dalam waktu beberapa detik. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan
penelitian yang berjudul, Analisis Kadar Gas Sulfur Dioksida SO
2
di Udara Ambien Pada Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara dan Keluhan
Saluran Pernafasan Pada Masyarakat di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Industri makanan ringan menghasilkan asap yang tebal, masyarakat mengeluh adanya keluhan pernafasan ketika asap dikeluarkan pada boiler yang menyebar
disekitar industri, sehingga dikhawatirkan menimbulkan gangguan saluran pernafasan pada masyarakat sekitar industri. Untuk itu perlu dilakukan analisis kadar gas sulfur
dioksida SO
2
di udara ambien pada industri makanan ringan yang menggunakan briket batubara dan keluhan saluran pernafasan pada masyarakat di desa Bakaran
Batu kecamatan Batang Kuis kabupaten Deli Serdang.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar gas sulfur dioksida SO
2
di udara ambien pada industri makanan ringan yang menggunakan briket batubara dan keluhan saluran
Universitas Sumatera Utara
pernafasan pada masyarakat di desa Bakaran Batu kecamatan Batang Kuis kabupaten Deli Serdang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar gas sulfur dioksida SO
2
pada daerah pemukiman di dekat industri makanan ringan dan membandingkannya dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999. 2.
Untuk mengetahui keluhan saluran pernafasan yang terjadi pada responden yang bermukim di dekat industri makanan ringan.
3. Untuk mengetahui karakteristik responden yang bermukim di dekat industri
makanan ringan. 4.
Untuk mengetahui karakteristik tempat tinggal responden yang bermukim di dekat industri makanan ringan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberi masukan kepada pihak terkait setempat tentang dampak negatif akibat
pencemaran gas sulfur dioksida SO
2
terhadap masyarakat dan lingkungan. 2.
Memberikan informasi pada masyarakat di sekitar industri makanan ringan tentang efek gas sulfur dioksida SO
2
terhadap kesehatan. 3.
Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang bahaya pencemaran udara oleh gas sulfur dioksida SO
2
bagi kesehatan, khususnya wilayah pemukiman pada daerah industri yang menggunakan briket batubara.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Udara
2.1.1. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara terus menunjukkan intensitas yang makin meningkat akhir- akhir ini. Beberapa polutan udara telah dituduh sebagai biang keladi pemanasan
global yang berdampak pada perubahan iklim global. Karena udara digunakan sebagai media untuk kehidupan manusia maka terdapatnya makhluk hidup seperti
mikroorganisme, zat atau bahan pencemar udara yang melampaui baku mutu berarti terjadi pencemaran. Dengan demikian pencemaran udara mengandung pengertian
adanya penyimpangan mengenai kualitas udara Sarudji, 2010. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999
menyebutkan bahwa yang dinamakan pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen lain kedalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap
atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan
terhadap kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme Kristanto, 2002.
Universitas Sumatera Utara