Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran pernafasan manusia yang tentunya dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia seperti pada tabel 2 di
bawah ini :
Tabel 2. Ukuran partikel debu dalam saluran pernafasan Ukuran
Saluran Pernafasan
8 – 25 mikron Melekat di hidung dan tenggorokan
2 – 8 mikron Melekat di saluran bronchial
0.5 – 2 mikron Deposit pada alveoli
0.5 mikron Bebas keluar masuk melalui pernafasan
Sumber : Chandra, 2006
2.1.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi
Chandra, 2006. 1.
Meteorologi dan Iklim Variabel yang termasuk di dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain :
a. Temperatur
Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan temperatur inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap
dan tidak dapat keluar dari kawasan tersebut dan cenderung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan di kawasan tersebut
semakin lama semakin tinggi. b.
Arah dan Kecepatan Angin Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan
dapat mencemari udara negara lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Hujan
Air hujan sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Kawasan industri yang menggunakan batubara sebagai sumber
energinya berpotensi menjadi sumber pencemar udara di sekitarnya. Pembakaran batubara akan menghasilkan gas sulfurdioksida dan apabila gas tersebut bercampur
dengan air hujan akan terbentuk asam sulfat sulfuric acid sehingga air hujan menjadi asam, biasa disebut hujan asam acid rain.
2. Topografi
Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain : a.
Dataran rendah Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke
seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara lain. b.
Pegunungan Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin
yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. c.
Lembah Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala penjuru.
Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.
2.1.4. Wujud Fisik dan Kimia Pencemar Udara
Menurut Kristanto 2002, berdasarkan wujud fisiknya, pencemar udara dibedakan menjadi gas dan partikel. Partikel merupakan benda-benda padatcair yang
dimensinya sedemikian kecilnya sehingga memungkinkannya melayang di udara.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk-bentuk khusus dari partikel dalam hubungannya dengan pencemaran udara dibedakan menjadi :
1.
Mist kabut
Merupakan partikel cair yang berada dalam udara karena kondensasi uap air atau otomatisasi cairan ke tingkat dispersi. Otomatisasi ini terjadi pada
penyemprotan, pembuihan, dan lain-lain. 2.
Fog kabut yang padattebal
Masih dapat dilihat dengan mata telanjang sekalipun tanpa bantuan visual aid alat bantu penglihatan.
3. Smoke asap
Merupakan partikel karbon padat yang terjadi dari pembakaran tidak sempurna sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidrokarbon, dengan
ukuran partikel 5 mikron. 4.
Debu dust Merupakan partikel padat yang terjadi karena proses mekanis pemecahan dan
reduksi terhadap masa padat, dimana partikel tersebut masih dipengaruhi oleh gravitasi.
5. Fume
Merupakan partikel padat yang terjadi karena kondensasi dari penguapan logam- logam cair yang kemudian disertai secara langsung oleh suatu oksidasi di udara.
Biasanya terjadi pada pabrik-pabrik pengecoran dan peleburan logam.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan berdasarkan wujud kimianya, pencemar udara dibedakan dalam dua sub kelompok yaitu, sub-kelompok partikeldebu dan sub kelompok gasuap. Sub
kelompok pertama, yaitu golongan partikeldebu, berdasarkan susunan kimiawinya terbagi lagi menjadi dua, yaitu partikeldebu mineral dan partikeldebu organik.
Untuk mudahnya masing-masing partikel dibedakan lagi menurut sifat kelarutannya, yaitu partikeldebu mineral sama sekali tidak larut dalam zat pelarut baik asam
maupun basa ataupun pelarut organik. Contohnya silika dan asbes. Sebaliknya partikeldebu mineral yang larut, mempunyai sifat masih dapat larut dalam bahan
pelarut baik asam, basa ataupun bahan organik. Sub kelompok kedua yaitu gas dan uap yang dibedakan menjadi :
a. Yang larut dalam air misalnya Oksigen
b. Yang tidak larut dalam air, dibedakan lagi menjadi :
o Tidak larut, tetapi bereaksi dengan salah satu komponen dalam air itu atau
o Reaksinya dengan salah satu komponen dalam air lambat sekali serta masih
mampu larut sedikit sekali misalnya benzene.
2.1.5. Pengaruh Meteorologi terhadap Penyebaran Pencemar