Faktor Penghambat dalam mengimplemen- tasikan pendidikan Karakter.

B. Faktor Penghambat dalam mengimplemen- tasikan pendidikan Karakter.

Segala sesuatu dalam mencapai tujuan niscaya mempunyai problem, antara lain dari dalam dirinya sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal). Selain adanya faktor pendukung, guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran mendapatkan faktor penghambat dalam merealisasikan pendidikan karakter bagi peserta didik.

observasi, mereka memberikan keterangan bahwa faktor penghambat dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan dan peserta didik itu sendiri.

Berdasarkan

hasil

a. Problem Keluarga Hambatan yang biasa dihadapi oleh guru PAI dalam menjalin hubungan dengan orang tua sebagai berikut:

1) Orang tua

kesibukan yang menjadikannya lalai meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan guru.

memiliki

2) Orang tua kurang menyadari pentingnya kerjasama dengan guru dalam hal pembinaan dan perkembangan pendidikan anaknya.

3) Orang tua mempercayakan dan memberikan sepenuhnya

jawab pendidikan anaknya kepada pihak guru di sekolah.

tanggung

4) Orang tua segan berkomunikasi dengan pihak sekolah

Keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan karakter dan perkembangan peserta didik, karena pembentukan karakter bagi peserta didik dimulai dari anggota keluarga. Keluarga yang harmonis dan religius akan mempengaruhi perkembangan emosional dan tingkah laku peserta didik. Pengalaman hidup bersama dengan peserta didik dilingkungan keluarga memberikan pengaruh yang besar untuk Keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan karakter dan perkembangan peserta didik, karena pembentukan karakter bagi peserta didik dimulai dari anggota keluarga. Keluarga yang harmonis dan religius akan mempengaruhi perkembangan emosional dan tingkah laku peserta didik. Pengalaman hidup bersama dengan peserta didik dilingkungan keluarga memberikan pengaruh yang besar untuk

berlangsungnya sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makhluk bermoral dan beragama.

menjadi

tempat

b. Problem Teman Sepergaulan Berdasarkan hasil observasi dari peserta didik, diungkapkan bahwa perbuatan yang kurang baik pernah dilakukan oleh teman-temannya adalah berkata tidak sopan, berkata tidak jujur, menyontek, berkelahi, bertengkar, saling menghina dan datang terlambat ke sekolah. Perbuatan yang kurang baik tersebut dapat berdampak negatif, kemungkinan untuk meniru atau mengajak kepada teman-temannya untuk melakukannya.

Peserta didik yang memiliki Intelllegence Quotien (IQ) yang rendah, akidah lemah, moral yang buruk, tentu akan lebih mudah terpengaruh dengan teman yang bertabiat dan berkebiasaan buruk.

c. Problem Peserta Didik Pendidik yang menghadapi permasalahan peserta didik menuju insan berkarakter dan berprestasi

harus mampu memahami perkembangan emosional masa anak-anak. Dunia sosial emosi anak-anak berkembang untuk mencakup lebih banyak waktu luang bergaul dan bermain dengan teman-teman. Tingkah laku harus mampu memahami perkembangan emosional masa anak-anak. Dunia sosial emosi anak-anak berkembang untuk mencakup lebih banyak waktu luang bergaul dan bermain dengan teman-teman. Tingkah laku

1) Perbedaan tinkat intelegensi Tingkah laku peserta didik dari orang tua berpendidikan atau dibesarkan dalam keluarga religius dan asupan makanan yang bergizi terdapat perbedaan karakter dengan anak yang dibesarkan dalam nuansa kehidupan yang tidak mendukung perkembangan intelegensi peserta didik.

2) Minat Faktor-faktor yang mempengaruhi minat peserta didik diantaranya adalah keinginan peserta didik yang tidak terpenuhi atau terpuaskan, kejenuhan aktifitas pembelajaran atau kelelahan bermain, tidak adanya sesuatu berupa yang menambah motivasi dalam belajar dan berbuat baik.

3) Kebutuhan Pribadi Peserta didik yang melakukan pelanggaran seperti mengambil barang milik temannya disebabkan ketertarikan untuk memiliki atau menguasai. Sesuatu yang menjadi daya tarik yang tidak dimiliki menjadikannya butuh untuk menguasai.

4) Pengalaman Perilaku

patut yang dipercontohkan oleh keluarga atau tontonan media yang tidak seimbang dengan perkembangan nalar peserta didik akan mengantarkan peserta didik

yang

tidak tidak

5) Bakat Peserta didik yang unggul dalam bidang tertentu belum tentu unggul dibidang lain. Misalnya ada peserta didik yang unggul di bidang matematika, namun ia kurang menyanyi di depan kelas atau melukis. Perbedaan bakat peserta didik membawa pengaruh kesiapan dan perhatian mengikuti pembelajaran.

6) Kemampuan Kemampuan

didik mengikuti pembelajaran didasarkan pada penggunaan rasio, intelek atau kognitif yaitu kecakapan. Kecakapan mengikuti pembelajaran dalam mengaktualisasikan nilai-nilai karakter yang dipelajari membutuhkan pembiasaan di kelas maupun di rumah.

peserta