Pendekatan dan Metode Pembelajaran
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik
yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Pendekatan pembelajaran mencakup di dalamnya strategi pembelajaran S trategi, yaitu langkah- langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan dilaksanakan dengan menggunakan modus pembelajaran langsung atau tidak
landasan dalam menerapkan
langsung
sebagai
berbagai strategi dan model pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai. Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabe l: Deskripsi Langkah-langkah Pembelajaran.
Bentuk Hasil Pembelajaran
perhatian pada dengan indra waktu (membaca,
mengamati
mendengar,
suatu objek/
menyimak,
membaca suatu
melihat,
tulisan/menden
gar suatu Mengamati
menonton,
penjelasan, (observing)
dan
sebagainya)
catatan yang dengan atau dibuat tentang tanpa alat
yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati
dan jumlah
pertanyaan,
pertanyaan tanya jawab, yang diajukan berdiskusi
peserta didik
tentang
(pertanyaan
faktual, Menanya yang belum konseptual, (questioning)
informasi
dipahami,
prosedural, dan
informasi
hipotetik)
tambahan yang
ingin
diketahui, atau sebagai klarifikasi. Mengeksp-
jumlah dan
lorasi,
kualitas sumber
mencoba,
yang dikaji
berdiskusi,
/digunakan,
kelengkapan Mengumpulkan strasikan,
mendemon-
informasi, informasi/men meniru
validitas coba
bentuk/gera, informasi yang (experimenting) melakukan
instrumen/alat sumber lain yang digunakan selain buku untuk teks,
mengumpulkan mengumpulkan
Mengem-
informasi
bangkan yang sudah interpretasi, dikumpulkan, argumentasi menganalisis dan kesimpulan data
dalam mengenai
bentuk
keterkaitan
informasi dari Menalar/Meng
membuat
dua asosiasi mengasosiasi fakta/konsep, (associating)
kategori,
atau
interpretasi menghubung argumentasi kan
dan kesimpulan
keterkaitan yang terkait lebih dari dua dalam rangka menemukan
Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:
a. interaktif dan inspiratif;
b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;
c. kontekstual dan kolaboratif;
d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan
e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Metode Pembelajaran dan Perbaikan Karakter
Ahli hikmah mengatakan:
Artinya: “Metode lebih penting dari dari pada materi,
guru lebih penting dari pada metode, dan semangat guru yang terpenting dari semuanya”
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.Metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan dalam mengajar, misalnya metode ceramah (al- mau’zah), metode tanya jawab (al-as Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.Metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan dalam mengajar, misalnya metode ceramah (al- mau’zah), metode tanya jawab (al-as
Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai kebutuhan, sehingga proses pembeajaran tidak berjalan kaku, searah
Guru perlu memperhatikan di bawah ini sebelum memilih metode, yaitu:
dan
menjenuhkan.
a. Mengkaji bentuk metode pembelajaran yang ada
b. Mengkaji segenap
terkait dengan penggunaan metode pembelajaran.
hal
c. Merancang metode pembelajaran.
d. Membahas rancangan penggunaan bentuk metode pembelajaran dan menyiapkan fasilitas pendukung.
e. Mencari bantuan ahli yang berasal dari dalam maupun luar sekolah.
f. Menyusun rencana kerja pemanfaatan metode pembelajaran. Berikut ini sebagian pendapat tokoh-tokoh Islam tentang cara perbaikan karakter (akhlak), yaitu:
a. Nasehat Utbah bin Abi Sufyan kepada guru anaknya:
“sebelum anda memperbaiki anak-anakku hendaklah anda memperbaiki diri terlebih “sebelum anda memperbaiki anak-anakku hendaklah anda memperbaiki diri terlebih
penyakitnya.” nasehat ini memberikan pelajaran dalam perbaikan akhlak sebagai berikut:
1) Guru memberikan teladan yang baik dan ditiru oleh peserta didik
2) Guru diibaratkan seperti dokter, yaitu memperbaiki karakter peserta didik menurut keadaannya
masing-masing, tidak mengeneralisasi.
b. Nasehat Harun al-Rasyid kepada guru anaknya: “sesungguhnya
mu‟minun sudah menyerahkan jiwa dan buah hatinya serta
amirul
menjadikan tangan anda berkuasa atasnya dan kewajiban anakku patuh dan taat kepada anda. Hendaklah
tugas yang diserahkan oleh amirul mu‟minun… Janganlah anda
anda
tunaikan
ceroboh melewatkan sesaatpun, melainkan harus anda mengambil kesempatan untuk memberikan faedah (kebaikan) yang berguna bagi peserta didik, dengan syarat jangan engkau duka citakan hatinya yang berakibat hilangnya kemampuan befikir otak. Hindari memberikan waktu istirahat yang panjang, dikhawatirkan merasa betah dan menyukainya. Memakasimalkan kemampuan ceroboh melewatkan sesaatpun, melainkan harus anda mengambil kesempatan untuk memberikan faedah (kebaikan) yang berguna bagi peserta didik, dengan syarat jangan engkau duka citakan hatinya yang berakibat hilangnya kemampuan befikir otak. Hindari memberikan waktu istirahat yang panjang, dikhawatirkan merasa betah dan menyukainya. Memakasimalkan kemampuan
memberikan sangsi yang mendidik.” Nasehat ini memberikan cara mendidik peserta didik sebagi berikut:
1) Guru sebaiknya menunaikan kewajiban dan tidak membuang waktu berharga peserta didik.
2) Guru tidak menduka citakan hati peserta didik agar tidak putus harapan dan mati cita-citanya.
3) Guru memberikan waktu istirahat yang layak untuk melepas lelah pembelajaran.
4) Guru mengarahkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran.
5) Perbaikan
hendaklah dengan perlahan-lahan dan lemah lembut, bukan dengan kekerasan.
akhlak
Guru sebaiknya menyadari besarnya amanah yang diberikan orang tua peserta didik dengan menitipkan anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Orang tua peserta didik ketika mengantar dan mendaftar anak-anaknya secara tidak langsung terjadi suatu aqad yang harus ditunaikan dan dihormati, misalnya guru menjalankan tugas mengajar dan orang tua tidak secara langsung menyalahkan guru ketika anaknya diberikan Guru sebaiknya menyadari besarnya amanah yang diberikan orang tua peserta didik dengan menitipkan anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Orang tua peserta didik ketika mengantar dan mendaftar anak-anaknya secara tidak langsung terjadi suatu aqad yang harus ditunaikan dan dihormati, misalnya guru menjalankan tugas mengajar dan orang tua tidak secara langsung menyalahkan guru ketika anaknya diberikan
Allah swt. mencatatnya sebagai ladang amal untuk
tersebut,
dan
kehidupan akhirat. Allah swt. berfirman:
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
aqad- aqad itu.”
c. Ibnu Sina Ibnu Sina mewajibkan kepada pendidik anak-anaknya untuk supaya menjauhkan dari perbuatan keji dan adat kebiasaan yang buruk, dengan ancaman (akibat buruk dari konsekwensi perbuatan) dan menghibur, dengan
hatinya dan mengecilkan, dengan memuji sesekali dan memarahi sesekali, selama hal itu dianggap cukup memadai. Seharusnya apeserta didik bersama dengan peserta didik yang baik akhlaknya, karena peserta didik lebih mudah mengambil dan mencontoh akhlak yang baik dari teman sejawatnya. Misalnya, tolong menolong, silaturrahim, saling menghormati atau pinjam meminjami. Keseluruhannya
membesarkan membesarkan
Hiburan dan ancaman pada situasi dan kondisi tertentu dalam pembelajaran perlu
diterapkan. Hiburan dijadikan alternatif dalam mengubah situasi kelas yang menunjukkan tanda-tanda kejenuhan atau refresh otak peserta didik. Ancaman diberikan kepada peserta didik yang menunjukkan pelanggaran tata tertib. Ancaman mampu menjadi alat pencegah pengabaian tata tertib.
Pengontrolan dan pembinaan karakter membutuhkan lingkungan kondusif. Peserta didik yang memiliki kecerdasan dikumpulkan dalam suatu kelas akselerasi, kelas unggulan atau boarding school. Kekhawatiran orang tua terhadap dampak negative pergaulan dan kesibukan, sehingga waktu tatap muka dan penanaman nilai-nilai karakter kurang memungkinkan terlaksana. Maka salah satu solusi alternative permasalahan di atas adalah sekolah berasrama.
d. Al-Ghazali mewajibkan guru mengamalkan ilmunya, maka janganlah perkataannya mendustakan
perbuatannya. Perbaikan akhlak yang buruk diobati dengan lawannya (akhlak mahmudah). Penyakit jahil diobati dengan belajar, penyakit kikir diobati dengan perbuatannya. Perbaikan akhlak yang buruk diobati dengan lawannya (akhlak mahmudah). Penyakit jahil diobati dengan belajar, penyakit kikir diobati dengan
Imam Al-Ghazali menyebutkan dua pokok perbaikan akhlak, yaitu:
a) Menepati janji dan cita-cita
b) Guru memperhatikan penyakit akhlak murid, keadaannya, umurnya, tabiatnya dan latihannya berdasarkan peneliti- annya. Tata tertib yang telah
disepekati merupakan perjanjian peserta didik dan guru yang harus dilaksanakan, misalnya janji murid. Janji murid pada waktu-waktu tertentu dibaca bersama agar menjadi alarm bagi peserta didik yang akan menyalahi aturan sekolah.
Guru memberikan contoh impian-impian yang baik, misalnya profesi dokter, pilot, pejabat pemerintah yang baik atau guru. Sebagai guru PAI tidak hanya memberikan contoh impian dokter semata, tetapi memberikan muatan nilai ukhrawi dalam setiap impian. Bentuk arahannya peserta didik boleh menjadi dokter, akan lebih baik menjadi dokter yang hafal al- Qur‟an. Setiap cita-cita yang baik dan tinggi dijadikan sebagai ibadah dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk
menempuh usaha menempuh usaha
Informasi awal tentang peserta didik penting bagi guru. Daftar kebiasaan baik dan buruk, hobby, minat dan bakat menjadi perhatian guru dalam mengembangkan pembelajaran. Guru dan keluarga peserta didik menjalin komunikasi yang baik dalam menggali informasi penting tentang anak didiknya.
Imam Al- Ghazali berpendapat, “apabila kelihatan peserta didik bekelakuan baik dan mengerjakan perbuatan terpuji, maka harus dihormati dan diberi penghargaan dengan sesuatu yang membuatnya tersanjung dan diberikan pujian dihadapan orang banyak. Apabila tidak melakukan dalam sekali, hendaklah pendidik membiarkan dan tidak membuka rahasianya. Apabila peserta didik mengulanginya kedua kalinya, hendaklah
pendidik menegurnya dengan tersembunyi.”
e. „Abdary mengemukakan bahwa terdapat peserta didik yang cukup ditegur dengan menghadapkan muka masam, terdapat pula peserta didik yang yang tidak dilarang e. „Abdary mengemukakan bahwa terdapat peserta didik yang cukup ditegur dengan menghadapkan muka masam, terdapat pula peserta didik yang yang tidak dilarang
Pendapat para
atas, dapat memberikan gambaran sebagai berikut:
ulama di
a. jalan pemberian motivasi peserta didik
1. Contoh teladan yang baik
2. Lingkungan dan pergaulan peserta didik
3. penghargaan kepada peserta didik yang berkarakter
4. Nasehat dengan mengutamakan lemah lembut
5. Menarik dan membuka kecendrungan hati peserta didik untuk berbuat baik dan berkarakter
b. Jalan pencegah
1. Mengambil pelajaran dari orang lain yang tersebut dalam sejarah, cerita atau dalam kejadian sehari-hari.
2. Bermacam-macam sanksi dengan pertimbangan solusi yang sesuai dengan keadaan disertai unsur kehati-hatian.
c. Motto
1. Mencegah penyakit karakter lebih baik dari mengobati, oleh karena itu peserta didik perlu dijaga dan diawasi, supaya terhindar dari perbuatan tercela.
2. Melakukan perbuatan yang berlawanan (+) dengan perbuatan buruk (-) untuk meminimalkan
menghilangkan perbuatan tercela.
atau
3. Menepati janji dan cita-cita dalam berjuang melawan keinginan berbuat tercela.
4. Terdapat aneka ragam cara mendidik dan memperbaiki karakter, karena perbedaan penyakit karakter.