Variabel strategi pembelajaran

B. Variabel strategi pembelajaran

pebelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: strategi Pengorganisasian (organizational strategy), strategi

Variabel

stratetegi stratetegi

1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy). Sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran,

posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran. Salah satu faktor yang

guru

memiliki

dalam upaya memperluas dan memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang efektif, efisien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dan dicapai oleh setiap guru.

mempengaruhi

guru

Berdasarkan pengamatan, guru di lapangan jarang memanfaatkan fungsi ini secara optimal. Tugas guru sebagai perancang pembelajaran adalah sangat rumit, karena berhadapan dengan dua variabel di luar kontrolnya, yaitu cakupan isi pembelajaran berdasarkan pencapaian tujuan dan peserta didik dengan segala sikap, kemampuan awal,

dan karakteristik kedalam situasi pembelajaran.

berpeluang untuk memanipulasi strategi dan metode pembelejaran dengan segala kendala karakteristik tujuan pembelajaran dan peserta didik. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV pasal

Guru

20 menyatakan bahwa:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Peserta didik berhasil dalam belajar jika prosesnya tepat. Proses tersebut merupakan gabungan antara materi yang menarik dan cara materi itu disampaikan yang sesuai dengan gaya belajar anak. Materi yang menarik adalah materi yang menimbulkan minat anak untuk ingin mengetahui hal baru atau lebih dalam. Jika materi kurang menarik, biasanya peserta didik akan malas belajar.

Strategi organisasi bertujuan membantu peserta

kebermaknaan informasi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada informasi bahan tersebut. Strategi ini terdiri atas: outlening (membuat kerangka garis besar), concept mapping (pemetaan konsep), mnemonics (membuat kategori baru), chunking (potongan), dan akronim (singkatan). Dalam penerapannya disebut strategi makro (menata urutan keseluruhan bidang studi lebih dari satu ide) dan strategi mikro (menata urutan sajian untuk suatu ide atau konsep tunggal).

didik

meningkatkan

Dikutip oleh Muchlas Samani, Ausuble berpendapat bahwa pembelajaran harus bermakna (meaningful learning) bagi peserta didik. Seringkali Dikutip oleh Muchlas Samani, Ausuble berpendapat bahwa pembelajaran harus bermakna (meaningful learning) bagi peserta didik. Seringkali

Program kerja pembelajaran yang kreatif oleh guru perlu disertai dengan seperangkat strategi berupa memperluas wawasan, mengembangkan komunitas kelas, mengembangkan lingkungan fisik,

keterbukaan, optimalisasi pemanfaatan teknologi pembelajaran, memunculkan tantangan dan mengembangkan alat evaluasi.

mengembangkan

sikap

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab IV pasal 19 dinyatakan bahwa:

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menentang, memotivasi peserta Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menentang, memotivasi peserta

Lesson plan atau perencanaan yang dibuat guru sebelum pembelajaran, tidak bersifat mutlak dengan nilai validasi sangat fleksibel mengikuti kecendrungan gaya belajar peserta didik. Tidak ada satupun model lesson plan yang paling benar terhadap model lesson plan lainnya. Semuanya dapat dirancang sesuai dengan kondisi belajar murid. Lesson plan tidak bersifat abadi selama bertahun-tahun karena ia bersifat dinamis mengikuti dinamika belajar peserta didik. Lesson plan membuat guru berkesampatan memiliki tiga tambang emas, yaitu punya kesempatan menulis buku ajar dari lesson plan, punya kesempatan menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan punya kesempatan menulis buku populer pendidikan. Proses transfer pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan dua strategi pembelajaran, yaitu exposition-Discovery Learning dan Group –Individual Learning.

a. Exposition-Discovery learning Exposition

adalah strategi pembelajaran yang cenderung menyampaikan materi secara terperinci, peserta didik cenderung mendengarkan dan merasakan sajian materi tersebut.

learning learning

Discovering

Learning

b. Group-Individual learning Group leanring strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu peserta didik dalam tiap kelompok sehingga menghasilkan interaksi materi pelajaran. Individual learning adalah strategi pembelajaran

secara mandiri menyelesaikan permasalahnnya sendiri. Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mengekspresikan strategi penyampaian, yaitu: media pembelajaran, interaksi siswa dengan media dan bentuk (struktur) belajar mengajar.

individual,

1) Media Pembelajaran Sistem pembelajaran modern saat ini, peserta

bertindak sebagai komunikator (penyampai pesan), maka terjadi komunikasi

didik

mampu

way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication). Oleh karena itu, dibutuhkan

untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian kompetensi. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses materi pembelajaran berupa audio visual.

peran

media

2) Interaksi Siswa dengan Media

Peserta didik maupun pendidik sebagai pengguna media banyak belajar tentang nilai-nilai sosial budaya yang positif dan negatif secara vicarious, yaitu melalui interaksi antar sosial dengan model-model yang disajikan dalam bahan media. Dampak media atas masyarakat dan individu melalui interfensi sosial bergantung kepada efikasi kemahiran kognitif sosial individu seperti kemahiran pengaturan sendiri (self- regulatory capability), kemahiran intropeksi diri (self-regulatory capability), kemahiran memahami simbol komunikasi

(symbolic communication capability), dan kemahiran dan kemampuan mempelajari simbolik (vicarious capability).

meberikan arahan penggunaan media yang positif terhadap peserta didik, media dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap karakter peserta didik.

Pendidik

dapat

3) Bentuk Pembelajaran Pembelajaran efektif harus dengan berbagai cara dan menggunakan media pembelajaran. Guru harus memiliki kiat maupun seni memadukan antara bentuk pembelajaran dan media sehingga menciptakan proses pembelajaran yang harmonis, karena terdapat korelasi yang mesti diselaraskan.

Penyebab peserta didik dianggap bermasalah yaitu kegagalan mencerna informasi. Penyerapan informasi akan tertutup dalam kondisi: Penyebab peserta didik dianggap bermasalah yaitu kegagalan mencerna informasi. Penyerapan informasi akan tertutup dalam kondisi:

otak

reptil

murid ketika

pembelajaran dimulai (melakukan apersepsi).

b) Pendidik melaksanakan pembelajaran dengan kondisi kelas yang tegang atau membosankan membuat

informasi pengetahuan tidak terserap.

c) Gaya mengajar pendidik tidak sesaui dengan gaya

didik sehingga pembelajaran tidak terserap baik di memori jangka panjang (strategi mengajar).

belajar

peserta

Perilaku menyimpang pada anak adalah sesuatu yang biasa dalam dunia anak, maka hendaklah

Jika anda bisa menanggulangi perilaku tersebut dengan bijak, maka buah yang anda peroleh pun akan baik. Jika tidak, maka peserta didik akan tumbuh dan berkembang dengan membawa perilaku tersebut beserta perilaku menyimpan lainnya.

tidak

kaget.

3. Strategi Pengolahan Pembelajaran

1. Jenis strategi pembelajaran Berbagai jenis strategi pembelajaran dapat dikelompokkan

berdasarkan berbagai pertimbangan, yaitu:

a. Atas

pertimbangan proses pengolahan pesan

dasar

a) Strategi deduktif. Dengan strategi deduktif, materi pelajaran diolah dari mulai yang umum (generalisasi) ke a) Strategi deduktif. Dengan strategi deduktif, materi pelajaran diolah dari mulai yang umum (generalisasi) ke

b) Strategi induktif. Dengan strategi induktif, bahan pelajaran diolah mulai dari yang khsus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum. Strategi induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep konkret maupun konsep terdefinisi.

b. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan

1) Strategi ekspositorik. Guru mencari dan mengolah bahan pelajaran yang kemudian menyampaikannya kepada peserta didik, strategi ekspositorik dapat digunakan pada aneka materi pembelajaran kecuali yang sifatnya problem solving.

2) Strategi heuristik. Peserta didik aktif mencari

mengolah bahan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator untuk memberikan motivasi, arahan dan bimbingan, sehingga membentuk sikap-sikap positif peserta didik seperti kritis, kreatif, inovatif, mandiri dan terbuka. Strategi ini terdiri dari discovery dan inquiri.

dan

Para ahli pendidikan menyajikan 10 (sepupuh)

strategi pembelajaran aktif- strategi pembelajaran aktif-

bermuatan karakter, pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) bermuatan karakter,

Inkuiri

strategi Pembelajaran Ekspositori bermuatan karakter, PAKEM bermuatan karakter, strategi Pembelajaran Inovatif bermuatan karakter, strategi pembelajaran Afektif bermuatan karakter, dan Quantum Learning bermuatan karakter.

2. Strategi pengolahan situasi pembelajaran Strategi pengolahan berhubungan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai. Terdapat empat hal yang menjadi urusan strategi pengolahan, yaitu penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik, pengelolaan motivasional dan kontrol belajar.

Termasuk hal yang perlu mendapat perhatian adalah lingkungan kelas yang dinamis. Menurut LouAnne Johnson untuk menciptakan lingkungan dinamis melibatkan empat elemen dasar, yaitu detail perasa, pengaturan tempat duduk, perlengkapan dan persendian, dan inpformasi peserta didik.

Strategi mengajar terletak pada kemampuan pendidik saat membantu belajar peserta didik.

Sedangkan gaya belajar adalah pola-pola tertentu bagaimana informasi dari materi yang disampaikan dapat diterima anak dengan mudah. Gaya belajar peserta didik ini bermacam-macam dan banyak sekali. Ada anak dengan gaya belajar serius, duduk di kursi-meja belajar dengan suasana tenang, ada pula yang sambil mendengarkan musik.

Guru perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran. Sejumlah prinsip tersebut adalah berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas dan integritas. Menerapkan suatu strategi yang tepat dalam pembelajaran memungkinkan

efektivitas pembelajaran yang lebih berkualitas. Sebaliknya pembelajaran akan menjadi problem, jika peserta didik merasa pembelajaran menjadi suatu kegiatan yang membosankan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memformat suatu strategi pembelajaran yang menyenangkan.

tercapainya

Seorang guru harus menguasai aneka metode dan strategi pembelajaran. Dengan mengetahui karakteristik anak dan hambatan belajar peserta didik, serta karakter mata pelajaran yang sedang diajarkan, guru bisa menentukan metode dan strategi apa yang diterapkan. Jalan praktis agar pendidik menguasai banyak strategi mengajar adalah dengan mempelajari keadaan pembelajaran dan berlatih strategi mengajar.

Penguasaan berbagai macam strategi mutlak bagi seorang pendidik, tetapi pendidik perlu

menyadari posisinya sebagai “orang tua kedua” bagi anak. Pendidik perlu melakukan hal-hal sebagai orang tua. Seperti, mendoakan peserta didik setiap selesai salat. Hal itu sangat penting untuk

memudahkan keberhasilan proses pendidikan. Hal yang lebih penting bagi guru, selain pada penguasaan pembelajaran, guru harus memiliki sifat-siafat positif dan menjauhkan diri dari sifat- sifat negatif. Contoh sifat-sifat positif itu adalah ikhlas hanya kepada Allah, taqwa dan ibadah, Mendorong dan memotivasi siswa untuk giat mencari ilmu, Berpenampilan baik, berbicara dengan baik,

matang dan terkontrol, keteladanan yang baik, menepati janji, berperan memperbaiki sistem pengjaran, dan bermuamalah secara baik kepada murid.

berkepribadian

3. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pendidikan merupakan salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi

pada proses pembelajaran. Pelaksanaannya ada empat model yang dapat digunakan, yaitu model-model pengukuran,

pendidikan

adalah

persesuaian, evaluasi sistem pendidikan dan iluminasi. Model pengukuran menitikberatkan

evaluasi

pada pengukuran

(kuantitatif). Objek penilaian adalah perilaku siswa seperti kemampuan belajar, bawaan, minat sikap dan kepribadian (kualitatif). Pelaksanaannya menggunakan tes yang pada umumnya tertulis, dan tes yang digunakan pada umumnya tes baku yang hasilnya diungkapkan dalam

norma kelompok. Kita dapat melakukan evaluasi terhadap prosedur, teknik, serta materi pembelajaran yang dievaluasi. Karena ketiga hal itu mewarnai hasil evaluasi yang dilakukan, baik secara validitas (keshahihan),

(keterandalan), signifikansi (keterpercayaan, serta objektifitas. Pelaksanaan

reliabilitas

perencanaan sistematis, agar mendapatkan output pendidikan berkualitas.

evaluasi

perlu

yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, seperti evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi diagnostik. Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang diselenggarakan setiap kali selesai pelaksanaan pembelajaran

Penerapan

evaluasi

Evaluasi sumatif (assessment of learning) adalah evaluasi yang diselenggarakan setiap akhir pembelajaran pada suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang diselenggarakan sebagai sarana diagnose.

tertentu.

Evaluasi merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa Evaluasi merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa

Sasaran evaluasi hasil belajar adalah perkembangan

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Prosedurnya terdiri dari persiapan kisi-kisi alat uji, selanjutnya menyusun alat ukur berdasarkan pola penilaian dengan tes atau buku tes. Tahap selanjutnya adalah pengolahan hasil, penafsiran dan penyusunan laporan hasil.

Proses output pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa model penilaian, diantaranya adalah model pengukuran, model kesesuaian, model penilaian sistem pendidikan dan model illuminatif.

a) Model pengukuran Aspek

diukur untuk mengetahui perbedaan-perbedaan individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan dalam rangka seleksi,

tingkah

laku

perencaan bagi pengetahuan peserta didik.

bimbingan

dan

b) Model kesesuaian

Suatu upaya untuk memeriksa keselarasan antara tujuan pendidikan dengan hasil belajar peserta didik melalui perubahan tingkah laku.

c) Model penilaian sistem pendidikan Penilaian sebagai perbandingan performance dari berbagai dimensi sistem yang dikembangkan. Sistem sebagai suatu keseluruhan dijadikan obyek penilaian tanpa membatasi pada aspek hasil yang tercapai.

d) Model illuminatif Sistem pendidikan yang dinilai tidak ditinjau sebagai suatu yang terpisah melainkan dalam hubungan

learning milieu, lingkungan materiil (sekolah) dan psiko sosial (guru dan peserta didik).

dengan

suatu

Pembelajaran pada hasil penilaian yang dilakukan antara guru dan juri ternyata berbeda, lantas penilaian siapa yang lebih valid. Muchlas Samani bependapat, yang perlu didiskusikan bukan penilaian siapa yang lebih valid, melainkan pola penilaian yang mana lebih cocok untuk pendidikan.

Penilaian yang dilakukan guru cenderung mengacu pada output, sedangkan penilaian yang dilakukan juri mengacu pada outcome. Penilaian output adalah penilaian yang dilakukan setelah siswa menyelasaikan materi pelajaran tertentu dan pengukurannya didasarkan atas penguasaan materi pelajaran tersebut. Penilaian outcome Penilaian yang dilakukan guru cenderung mengacu pada output, sedangkan penilaian yang dilakukan juri mengacu pada outcome. Penilaian output adalah penilaian yang dilakukan setelah siswa menyelasaikan materi pelajaran tertentu dan pengukurannya didasarkan atas penguasaan materi pelajaran tersebut. Penilaian outcome

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab X pasal 64 dinyatakan bahwa:

Penialaian hasil belajar oleh pendidik sebagaiamana dimaksud dalam pasal 63 ayat (1) butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Pada dimensi pendidikan agama Islam, hendaknya diarahkan pada dua dimensi, yaitu dimensi dialektikal horisontal dan dimensi

ketundukan vertikal. Dialektikal horisontal pendidikan agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkrit yang berhubungan dengan diri, manusia dan alam semesta. Karenanya, akumulasi berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap mental merupakan modal utama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang kehidupan konkrit tersebut. Sedangkan pada dimensi kedua, pendidikan sains dan teknologi selain menjadi alat ketundukan vertikal. Dialektikal horisontal pendidikan agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkrit yang berhubungan dengan diri, manusia dan alam semesta. Karenanya, akumulasi berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap mental merupakan modal utama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang kehidupan konkrit tersebut. Sedangkan pada dimensi kedua, pendidikan sains dan teknologi selain menjadi alat

Dalam evaluasi pendidikan Agama Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan Allah swt. Dalam al- Qur‟an sebagaimana yang telah dipraktekkan Rasulullah saw. sebagai berikut:

a) Mengukur daya kognisi, hapalan dan pelajaran. Allah swt. berfirman dalam Q.S. al-Baqarah(2: 31).

Terjemahnya: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar.

b) Menguji daya kemampuan orang beriman (Q.S. al-Baqarah 2: 155).

c) Meningkatkan tingkat ketundukan dalam berislam (Q.S. al-Saffat 37:103-105).

d) Mengetahui sejauhmana hasil pendidikan yang telah diaplikasikan Rasulullah saw. kepada umatnya (Q.S. al-Naml 27: 40).

e) Memberikan kabar gembira dan ancaman (Q.S. al-Zalzalah 99: 7-8).

f) Penilaian berdasarkan substansi amal hamba (Q.S. al-Hajj 22: 37).

g) Adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidakobyektifan (Q.S. al-Maidah 5: 28).

Konsep evaluasi dalam pendidikan Islam bersifat komprehensif dalam setiap lini kehidupan. Spektrum

berdasarkan keseimabangan, yaitu ranah dunia dan ranah akhirat.

kajian

evaluasi

Begitupula dalam aspeka afektif, psikomotorik dan kognitif, terdapat kesatuan iman, ilmu dan amal.