4.1.2.2 Memperkuat Perhatian
Memperkuat perhatian digunakan oleh penjual di Pasar tradisional Sidoharjo Lamongan dengan tindak tutur representatif dan ekspresif. Adapun
pemerian dari kedua tindak tutur tersebut pada deskripsi di bawah ini.
4.1.2.2.1 Tindak Tutur Representatif
Tindak tutur representatif pada strategi kesantunan positif substrategi memperkuat perhatian terdapat pada tindak meyakinkan yang diwujudkan dengan
melebihkan pernyataan. Berikut pemparan datanya.
Penjual :
Apik-apik sedaya iki Bu. ‘Semua
rempela hati
ini Bagus-bagus
Bu.’
Pembeli : Iki loh Mbak, iki loh Mbak.
‘Saya memilih yang ini Mbak.’ 1-38-P2
Konteks:
a. Deskripsi sosoikultural dan situasi: Pembeli yang merupakan pelanggan, meminta penjual untuk memilihkan
rempela hati yang berkualitas. Penjual menginginkan agar prinsip transaksi dipenuhi oleh pembeli.
b. Otoritas: Pembeli lebih tingggi daripada penjual pembeli penjual Bentuk verbal iki loh Mbak ‘yang ini Mbak’ mendakan bahwa pembeli
memiliki otoritas yang lebih tinggi sehingga ia memiliki daya untuk meminta penjual melakukan suatu hal.
Data 1-38-P2: Apik-apik sedaya iki Bu. ‘Semua rempela hati ini Bagus-
bagus Bu.’ Digolongkan sebagai tindak tutur representatif, yang ditandai dengan bentuk uajaran yang dimarkai pengklaiman: Apik-apik sedaya iki Bu. Tindak tutur
representatif tersebut merupakan strategi kesantunan positif memperkuat perhatian., yang ditandai dengan fitur melebihkan fakta. Fitur melebihkan fakta
ditandai pada tuturan apik-apik sedaya. Perulangan kata apik menguatkan makna rempela hati yang penjual tawarkan memiliki kualitas yang bagus. Penambahan
kata sedaya membuat tuturan menjadi tidak efektif karena adanya gejala pleonasme. Namun, secara pragmatis data tersebut mengandung makna bahwa
penjual menginginkan agar transaksi berjalan lancar. Berdasarkan tingkat pengancaman, data ini memiliki fitur –D, -P, dan +R
yang dapat diuraikan sebagai berikut a. –D menjelaskan bahwa tidak ada jarak antara penjual dan pembeli
b. –P menjelaskan bahwa otoritas penjual lebih rendah dibandingkan pembeli
c. +R menjelaskan bahwa tingkat pengancaman pada topik penawaran barang memiliki tingkat pengancaman yang tinggi.
Tindak melebihkan fakta yang dilakukan oleh penjual merupakan sebuah upaya untuk menaikan otoritas tanpa melukai muka pembeli. Pada dasarnya penjual
menginginkan agar pembeli menuruti kehendaknya untuk tetap melaksanakan transaksi. Namun, di sisi lain lemahnya daya yang dimiliki penjual -P,
membuatnya harus berhati-hati agar muka pembeli terselamatkan. Dalam konsep pengancaman, tindak penawaran memiliki nilai yang tinggi untuk mengancam
muka negatif pembeli +R. Dengan dukungan kedekatan jarak antara penjual dan pembeli -D, penjual berusaha mempengaruhi pembeli dengan melakukan
strategi kesantunan positif. Dengan demikian, substrategi memperkuat perhatian merupakan upaya penjual untuk meyakinkan pembeli bahwa barang dagangan
penjual memiliki kualitas yang baik.