Tindak Tutur Ekspresif Penggunaan Strategi Langsung Bald on Record

atau suatu hal yang menjadi milik pembeli, 2 memperkuat perhatian, 3 penanda identitas kelompok, 4 bergurau, 5 menyatakan atau menyiratkan pengetahuan terhadap keinginan lawan tutur, 6 menawarkan dan memberikan janji, 7 bersikap optimis, 8 memberikan atau meminta alasan, dan 9 memberikan suatu hal. Adapun pemerian kesepuluh substrategi tersebut pada deskripsi di bawah ini.

4.1.2.1 Memperhatikan Minat, Kinginan, Keperluan, atau Suatu Hal yang

Menjadi Milik Pembeli Substrategi memperhatikan lawan tutur pada tuturan penjual di Pasar tradisional Sidoharjo Lamongan diwujudkan oleh penjual dengan tindak tutur representatif. Adapun penguraian tindak tutur tersebut pada pemaparan di berikut ini. Penjual : Gembuk. ‘Lunak’ Pembeli : Ee, gembuk. ‘Ee, lunak.’ Penjual : Sampeyan lak biasae atos. ‘Anda kan biasanya memilih jenis keras.’ Pembeli : He em ‘Iya’ 1-38-P1 Konteks: a. Deskripsi sosiokultural dan situasi: Percakapan terjadi pada pukul 09.30 dengan suasana yang akrab. Pembeli terbiasa memilih hati ayam dengan jenis keras. Namun, persediaan penjual hanya hati ayam jenis lunak. b. Otoritas: Pembeli lebih tinggi daripada penjual pembeli penjual tuturan penjual sampeyan lak biasae atos ‘anda kan biasanya keras’ merupakan upaya penjual untuk menaikan otoritas pembeli dengan berusaha memahami keinginan pembeli. Data 1-38-P1: gembuk ‘lunak’ dan sampeyan lak biasae atos ‘Anda kan biasanya memilih jenis keras’ digolongkan sebagai tindak tutur representatif yang ditandai dengan bentuk ujaran yang dimarkahi pernyataan: gembuk ‘lunak’ dan sampeyan lak biasae atos ‘Anda kan biasanya memilih jenis keras’. Data ini memiliki komposisi tingkat pengancaman berikut ini a. -D menjelaskan bahwa tidak ada jarak antara penjual dan pembeli b. -P menjelaskan bahwa otoritas penjual lebih rendah daripada pembeli c. -R menjelaskan bahwa peringkat keterancaman muka pada topik pelayanan pembeli memiliki peringkat pengancaman yang rendah. Tuturan gembuk ‘lunak’ memiliki potensi pengancaman terhadap muka negatif pembeli. Hal tersebut dikarenakan tuturan tersebut dapat membatasi kebebasan pembeli dalam menentukan pilihan. Rendahnya daya yang dimiliki penjual -P, memberikan wewenang yang kecil kepada penjual untuk melakukan tindak pengancaman tersebut. Rendahnya tingakat pengancaman -R dan tidak terdapatnya jarak antara penjual dan pembeli -D mempengaruhi penjual untuk mengatasi keterancaman dengan strategi kesantunan positif. Strategi tersebut diwujudkan penjual pada tuturan sampeyan lak biasae atos ‘Anda kan biasanya memilih jenis keras’. Tuturan ini menyiratkan bahwa penjual berusaha mempresentasikan kedekatannya dengan pembeli. Dengan demikian strategi kesantunan positif memperhatikan kebiasaan pembeli merupakan usaha penjual untuk mengutamakan pelayanan terhadap pembeli meskipun kebebasan pembeli untuk menentukan pilihan menjadi terbatas.

4.1.2.2 Memperkuat Perhatian

Memperkuat perhatian digunakan oleh penjual di Pasar tradisional Sidoharjo Lamongan dengan tindak tutur representatif dan ekspresif. Adapun pemerian dari kedua tindak tutur tersebut pada deskripsi di bawah ini.

4.1.2.2.1 Tindak Tutur Representatif

Tindak tutur representatif pada strategi kesantunan positif substrategi memperkuat perhatian terdapat pada tindak meyakinkan yang diwujudkan dengan melebihkan pernyataan. Berikut pemparan datanya. Penjual : Apik-apik sedaya iki Bu. ‘Semua rempela hati ini Bagus-bagus Bu.’ Pembeli : Iki loh Mbak, iki loh Mbak. ‘Saya memilih yang ini Mbak.’ 1-38-P2 Konteks: a. Deskripsi sosoikultural dan situasi: Pembeli yang merupakan pelanggan, meminta penjual untuk memilihkan rempela hati yang berkualitas. Penjual menginginkan agar prinsip transaksi dipenuhi oleh pembeli. b. Otoritas: Pembeli lebih tingggi daripada penjual pembeli penjual Bentuk verbal iki loh Mbak ‘yang ini Mbak’ mendakan bahwa pembeli memiliki otoritas yang lebih tinggi sehingga ia memiliki daya untuk meminta penjual melakukan suatu hal. Data 1-38-P2: Apik-apik sedaya iki Bu. ‘Semua rempela hati ini Bagus- bagus Bu.’ Digolongkan sebagai tindak tutur representatif, yang ditandai dengan bentuk uajaran yang dimarkai pengklaiman: Apik-apik sedaya iki Bu. Tindak tutur representatif tersebut merupakan strategi kesantunan positif memperkuat perhatian., yang ditandai dengan fitur melebihkan fakta. Fitur melebihkan fakta ditandai pada tuturan apik-apik sedaya. Perulangan kata apik menguatkan makna rempela hati yang penjual tawarkan memiliki kualitas yang bagus. Penambahan