Memberikan Suatu Hal Penggunaan Strategi Kesantunan Positif

menimbulkan persamaan, 3 melibatkan peserta dalam suatu kegiatan, 4 menyatakan hal timbal balik, 5 menghindari ketidaksetujuan, dan 6 mengusahakan kesepakatan. Oleh karenanya, hanya ditemukan sepuluh penggunaan strategi kesantunan pada tuturan daging ayam di pasar Sidoharjo Lamongan.

4.1.3 Penggunaan Strategi Kesantunan Negatif

Terdapat sepuluh substrategi kesantunan negatif yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson. Dari sepuluh substrategi hanya ditemukan tiga substrategi kesantunan negatif pada tuturan penjual di Pasar tradisional Sidoharjo Lamongan. Tiga substrategi tersebut, yakni menggunakan pertanyaan atau partikel, mengurangi pengancaman muka, dan memberikan penghormatan. Adapun deskripsi dari masing-masing substrategi tersebut di bawah ini.

4.1.3.1 Menggunakan Pertanyaan atau Partikel

Substrategi menggunakan pertanyaan atau partikel terdapat pada tuturan penjual daging ayam di Pasar Sidoharjo Lamongan. Substrategi pertanyaan diwujudkan oleh penjual dengan tindak tutur direktif. Tindak tutur tersebut terdapat pada pembahasan berikut ini. Penjual : Ayam ta Bu? Mangga Bu ayam napa Bu? Niki ayam atos ta gembuk? Mangga ayam napa e? ‘Ayam kah Bu? Silakan Bu ayam apa Bu? Ini ada ayam keras atau lunak? Silakan ayam apa ya? Pembeli : Atos ‘Keras.’ Penjual : Sak pinten Bu? ‘Seberapa Bu?’ 1-09-N1 Konteks: a. Deskripsi sosiokultural dan situasi: Percakapan terjadi saat pembeli akan memulai transaksi jual beli. Penjual memiliki persediaan daging ayam jenis lunak serta keras, dan penjual pun berusaha menawarkannya kepada pembeli untuk dipilih. b. Otoritas: Pembeli lebih tinggi daripada penjual pembeli penjual Namun, bentuk verbal penjual dengan pola kalimat tanya menunjukkan bahwa penjual berusaha melemahkan otoritasnya dengan memberikan kebebasan bagi pembeli untuk memilih. Data 1-09-N1: Ayam ta Bu? Mangga Bu ayam napa Bu? Niki ayam atos ta gembuk? Mangga ayam napa e? ‘Ayam kah Bu? Silakan Bu ayam apa Bu? Ini ada ayam keras atau lunak? Silakan ayam apa?’ digolongkan sebagai tindak tutur direktif yang dimarkahi perntanyaan yang menimbulkan suatu tindakan: ayam ta Bu? ‘ayam kah Bu?’ napa Bu? ‘apa Bu?’ atos ta gembuk? ‘Keras atau lunak?’ ayam napa? ‘ayam apa?’. Tindak tutur direktif tersebut berada pada strategi kesantunan negatif menggunakan pertanyaan atau partikel, yang ditandai dengan fitur bentuk tanya. Tuturan ini merupakan cara penjual untuk menawarkan barang dagangannya kepada pembeli. Data 1-09-N1 memiliki komposisi pengancaman muka +D, -P, dan +R. berikut pemaparannya. a. +D menjelaskan bahwa terdapat jarak antara penjual dan pembeli b. –P menjelaskan bahwa otoritas penjual lebih rendah dibandingkan pembeli c. +R menjelaskan bahwa peringkat pengancaman muka pada topik penawaran barang memiliki nilai pengancaman yang tinggi Penawaran dalam konsep pengancaman muka, berpotensi mengancam muka negatif karena dapat mempengaruhi kebebasan pembeli dalam bertindak +R.