dengan memberikan penjelasan bahwa daging ayam yang berwarna putih memiliki kualitas yang baik.
. Terkait komposisi pengancaman muka, data ini memiliki fitur –D, +P, dan +R berikut pemaparannya
a. –D mejelaskan bahwa tidak terdapat jarak antara penjual dan pembeli b. +P menjelaskan bahwa otoritas penjual lebih tinggi dinadingkan
pembeli c. +R menjelaskan bahwa topik pelayanan pembeli memiliki tingkat
pengancaman yang tinggi. Tindak tutur representatif yang dilakukan oleh penjual merupakan usaha
penyelamatan atas tuturan kok kuning ngono e? ‘mengapa memilih yang putih?’. Tuturan tersebut mengandung pengancaman terhadap muka negatif pembeli.
Dikatakan dapat mengancam muka negatif pembeli karena kebebasan pembeli dalam menentukan pilihan menjadi terganggu. Tingginya daya yang dimiliki
penjual +P dan tingginya peringkat keterancaman +R semakin memperbesar potesni keterancaman tersebut. Namun, tidak adanya jarak antara penjual dan
pembeli menuntut penjual untuk berhati-hati agar tuturannya tidak melukai muka pembeli. Setelah melakukan pengancaman muka negatif pembeli pada tuturan kok
kuning ngono e?, penjual melakukan tindak perbaikan dengan penggunaan strategi kesantunan positif memberi penjelasan. Dengan demikian, strategi
memberikan atau meminta alasan dilakukan oleh penjual untuk meningkatkan keyakinan pembeli terhadap pelayanan yang diberikan oleh penjual.
4.1.2.9 Memberikan Suatu Hal
Substrategi memberikan suatu hal terdapat pada tuturan penjual di Pasar tradisional Sidoharjo Lamongan. Substrategi memberikan suatu hal diwujudkan
penjual dengan tindak tutur ekspresif berikut ini. Penjual
: Nggadah kale ewu? Nggadah kale ewu lak gampang.
Nggeh niki nggeh? ‘Ada dua ribu? Ada dua ribu kan mudah. Ya ini ya?
Pembeli :
Nggeh. ‘Iya.’
Penjual :
Nggeh, matur nuwun kula. ‘Iya, saya ucapkan terima kasih’
Pembeli :
Nggeh tumbas nggeh. Iya, saya beli ya.
Penjual :
Nggeh. Iya
1-21-P10
Konteks:
a. Deskripsi sosiokultural dan situasi: Pembeli membayar dengan uang seratus ribu. Belanjaannya menghabiskan
tujuh belas ribu rupiah. Penjual meminta pembeli untuk memberikan uang dua ribu rupiah untuk memudahkan penjual dalam memberikan uang
kembalian.
b. Otoritas: Pembeli lebih tinggi daripada penjual pembeli penjual Bentuk verbal bahasa Jawa ragam krama menjelaskan bahwa penjual berada
pada otoritas yang lebih rendah dibandingkan pembeli
Data 1-21-P10: Nggeh, matur nuwun kula. ‘Iya, saya ucapkan terima kasih’ digolongkan sebagai tindak tutur ekspresif, yang ditandai dengan bentuk
ujaran yang dimarkahi ucapan terima kasih: matur nuwun ‘terima kasih’. Tindak tutur ekspresif tersebut berada pada startegi kesantunan positif memberikan suatu
hal, yang ditandai dengan fitur apresiasi. Fitur apresiasi ditandai pada tuturan matur nuwun. Tuturan ini menyiratkan bahwa penjual berusaha memberikan
penghargaan atas kerjasama yang telah dilakukan oleh pembeli.
Data 1-21-P10 memiliki komposisi pengancaman muka +D, -P, dan –R. Berikut pemaparannya
a. +D menjelaskan bahwa terdapat jarak antara penjual dan pembeli b. –P menjelaskan bahwa otoritas penjual lebih rendah dibandingkan
pembeli c. +R menjelaskan bahwa peringkat pengancaman muka pada topik
pembayaran memiliki nilai pengancaman yang kecil Penghargaan yang diberikan penjual berupa tuturan matur nuwun merupakan
upaya penyelamatan atas tuturan nggadah kale ewu? Nggadah kale ewu lak gampang yang memiliki peringkat pengancaman tinggi +R. Tuturan nggadah
kale ewu? Nggadah kale ewu lak gampang berpotensi mengancam muka negatif pembeli. Dengan rendahnya daya yang dimiliki oleh penjual -P dan terdapatnya
jarak antara penjual dan pembeli +D, membuat penjual harus melakukan perbaikan untuk memperkecil potensi pengancaman muka tersebut. Dengan
demikian, strategi memberikan suatu hal merupakan upaya penjual untuk mengapresiasi tindakan pembeli yang telah menguntungkan penjual karena telah
memenuhi prinsip-prinsip transaksi.
4.1.2.10 Temuan Penggunaan Strategi Kesantunan Positif
Strategi kesantunan positif pada tuturan penjual daging ayam di pasar tradisional Sidoharjo Lamongan terdapat pada tindak tutur representatif, komisif,
ekspresif, dan direktif. Penggunaan satrategi langsung pada tindak tutur penjual daging ayam di pasar tradisional Sidoharjo Lamongan merupakan bentuk