Karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi

5.2.1 Karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi

Karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan dapat dilihat dalam tabel 5.5 yang menggambarkan adanya hubungan antara karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada lansia di wilayah Puskesmas Srondol Kota Semarang. Lansia dalam kelompok umur >75 tahun yang patuh dalam perawatan hipertensi (78,9%) lebih besar proporsinya dibandingkan dengan kelompok umur 60-74 tahun. Hasil analisis p value 0,002 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis diperoleh nilai OR= 5,778 yang artinya lansia yang berusia 75-90 tahun berpeluang patuh dalam perawatan hipertensi 5,778 kali dibandingkan lansia yang berumur 60-74 tahun. Lansia yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang patuh dalam perawatan hipertensi tidak ada perbedaan proporsinya masing- masing sebesar 50%. Hasil analisis p value 1,000 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=1,000. Lansia yang berpendidikan tinggi lebih kecil proporsinya 39,3% dibandingkan dengan lansia berpendidikan rendah (55,2%). Hasil analisis p value 0,167 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan lansia dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,877 artinya lansia Karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan dapat dilihat dalam tabel 5.5 yang menggambarkan adanya hubungan antara karakteristik lansia dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada lansia di wilayah Puskesmas Srondol Kota Semarang. Lansia dalam kelompok umur >75 tahun yang patuh dalam perawatan hipertensi (78,9%) lebih besar proporsinya dibandingkan dengan kelompok umur 60-74 tahun. Hasil analisis p value 0,002 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis diperoleh nilai OR= 5,778 yang artinya lansia yang berusia 75-90 tahun berpeluang patuh dalam perawatan hipertensi 5,778 kali dibandingkan lansia yang berumur 60-74 tahun. Lansia yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang patuh dalam perawatan hipertensi tidak ada perbedaan proporsinya masing- masing sebesar 50%. Hasil analisis p value 1,000 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=1,000. Lansia yang berpendidikan tinggi lebih kecil proporsinya 39,3% dibandingkan dengan lansia berpendidikan rendah (55,2%). Hasil analisis p value 0,167 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan lansia dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,877 artinya lansia

Tabel 5.5 Hubungan karakteristik lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada lansia di wilayah Puskesmas Srondol Kota Semarang Bulan Juni 2011 (n=86)

Karakteristik lansia Kurang patuh

OR hipertensi

Patuh

Total

n % n%n% (95% CI) P value

Umur

60-74 tahun

Jumlah 43 50 43 50 86 100 (1,739-19,193)

Jenis Kelamin

1 Perempuan 29 50,0 29 50,0 58 100 1,000 Jumlah

Jumlah 43 50,0 43 50,0 86 100 (0,388-6,934) 0,167 Status Pernikahan

1 berpasangan 25 60,7 19 39,3 44 100 0,570 Jumlah

Janda/Duda

43 50,0 43 50,0 86 100 (0,243-2,031) 0,281

Status tinggal

1 Bersama anak-cucu

Sosial ekonomi

1 Penghasilan baik

Penghsl..kurang 18 62,1 11 37,9 29 100

Rwyt. peny.klg

1 Ada 7 35,0 13 65,0 20 100 2,229 Jumlah

Tidak ada.

Status gizi : IMT

Tidak normal

Lama menderita

1 < dari 1thn

> dari 1 thn

Lama pengobatan

> dari 1 tahun

1 < dari 1 tahun

43 50,0 43 50,0 86 100 (3,226 -22,531) 0,000* *bermakna pada α =0,05

Semua lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini menikah atau pernah menikah, dan Lansia berstatus janda atau duda (57,1%) lebih patuh dalam perawatan hipertensi dibandingkan dengan lansia masih berpasangan. Hasil analisis diperoleh p value 0,281 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status pernihahan dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=0,570 artinya lansia yang masih memiliki pasangan hidup berpeluang patuh dalam perawatan hipertensi 0,570 kali dibandingkan lansia yang berstatua janda/duda.

Lansia status tinggalnya bersama anak dan cucu yang patuh dalam perawatan hipertensi proporsinya lebih besar (60,0%) dibandingkan lansia yang status tinggal sendiri (19,0%). Hasil analisis p value 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status tinggal lansia dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=6,375 artinya lansia yang status tinggal bersama anak dan cucu berpeluang dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam perawatan hipertensi sebesar 6,375 kali dibandingkan lansia yang status tinggalnya sendiri.

Lansia memiliki penghasilan baik proporsinya lebih besar patuh dalam perawatan hipertensi (56,1%) dibandingkan lansia yang berpenghasilan kurang (37,9%). Hasil uji analisis p value 0,110 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status ekonomi atau penghasilan dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,095 artinya lansia yang berpenghasilan baik memiliki peluang dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam perawatan hipertensi sebesar 2,095 kali dibandingkan lansia yang berpenghasilan kurang.

Lansia yang memiliki riwayat ada anggota keluarga menderita hipertensi proporsinya lebih besar memiliki kepatuhan dalam perawatan hipertensi (65,0%) dibandingkan lansia yang tidak memiliki riwayat anggota keluarga menderita Lansia yang memiliki riwayat ada anggota keluarga menderita hipertensi proporsinya lebih besar memiliki kepatuhan dalam perawatan hipertensi (65,0%) dibandingkan lansia yang tidak memiliki riwayat anggota keluarga menderita

Proporsi lansia yang memiliki IMT normal proporsinya lebih sedikit patuh dalam perawatan hipertensi (46,4%) dibandingkan lansia yang memiliki IMT tidak normal (kurus, gemuk dan obesitas) sebesar (56,7%). Hasil analisis p value 0,365 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=0,663.

Proporsi lansia yang lama menderita hipertensi lebih dari 1 tahun proporsinya lebih besar patuh dalam perawatan hipertensi (55,4%) dibandingkan lansia yang lama menderita hipertensi kurang dari 1 tahun (33,3%). Hasil analisis p value 0,079 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menderita hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,483 artinya lansia yang memiliki riwayat lama menderita hipertensi lebih dari 1 tahun dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam perawatan hipertensi sebesar 2,483 kali dibandingkan lansia yang lama menderita hipertensi kurang dari 1 tahun.

Proporsi lansia yang lama pengobatan hipertensi lebih dari 1 tahun proporsinya lebih besar patuh dalam perawatan hipertensi (55,4%) dibandingkan lansia yang lama pengobatan hipertensi kurang dari 1 tahun (33,3%). Hasil analisis p value 0,079 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama pengobatan hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,483 artinya lansia yang memiliki riwayat lama pengobatan hipertensi lebih dari 1 tahun dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam Proporsi lansia yang lama pengobatan hipertensi lebih dari 1 tahun proporsinya lebih besar patuh dalam perawatan hipertensi (55,4%) dibandingkan lansia yang lama pengobatan hipertensi kurang dari 1 tahun (33,3%). Hasil analisis p value 0,079 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara lama pengobatan hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=2,483 artinya lansia yang memiliki riwayat lama pengobatan hipertensi lebih dari 1 tahun dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam

Lansia yang memiliki kurang pengetahuan tentang hipertensi proporsinya lebih besar patuh dalam perawatan hipertensi (73,3%) dibandingkan lansia yang memiliki pengetahuan tentang hipertensinya baik sebesar (24,4%). Hasil analisis p value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 8,525 artinya lansia yang kurang memiliki pengetahuan hipertensi dapat ditingkatkan kepatuhannya dalam perawatan hipertensi sebesar 8,525 kali dibandingkan lansia yang memiliki pengetahuan baik tentang hipertensi.