Konsep Health Belief Model

2.9 Konsep Health Belief Model

Suatu konsep pengembangan dalam bidang kepatuhan berhubungan dengan interaksi perilaku dengan kepercayaan kesehatan seseorang, Health Belief Model (HBM) yang dimulai sejak tahun 1950-an dengan bidang teori Lewinian, berpendapat bahwa perilaku individu bergantung pada dua kondisi yaitu nilai yang ditempatkan individu pada hasil tertentu dan perkiraan manfaat yang dirasakan dari bedasarkan hasil tindakan yang ditentukan (Erackel, et al.,1984 dalam Stanley & Beare,1999).

Menurut Rosentock (1966), HBM digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan yaitu didasarkan pada perilaku individu yang ditentukan oleh motif dan kepercayaan individu itu sendiri. HBM merupakan model kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut konsep dalam teori HBM, seseorang akan melakukan tindakan pencegahan Menurut Rosentock (1966), HBM digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan yaitu didasarkan pada perilaku individu yang ditentukan oleh motif dan kepercayaan individu itu sendiri. HBM merupakan model kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut konsep dalam teori HBM, seseorang akan melakukan tindakan pencegahan

Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauhmana seseorang berfikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman meningkat maka akan terjadi perilaku pencegahan. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada kerentanan atau besarnya potensi risiko yang terjadi dan dirasakan (perceived vulnerability) yang berarti masalah kesehatan dapat berkembang tergantung kondisi dan keseriusan yang dirasakan (precieved severity ) yaitu hasil evaluasi keseriusan penyakit bila masalah kesehatan berkembang atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.

Penilaian kedua adalah perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan atau tidak melakukan tindakan. Tambahan untuk penilaian awal, petunjuk untuk berperilaku (cues to action) diduga tepat untuk memulai proses perilaku dari informasi yang berasal dari luar, misalnya nasehat orang lain, media masa, kampanye, pengalaman dari orang lain yang pernah mengalami hal yang sama.

Konsep model HBM menurut Sarafino (1990), menggambarkan bagan menjadi lebih sederhana dan mengelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu persepsi ancaman dan persepsi manfaat dan halangan yang mempengaruhi isyarat untuk berperilaku. Persepsi ancaman merupakan persepsi dari perpaduan ancaman dan kerentanan atau berisiko. Semakin berat risiko suatu penyakit dan semakin besar risiko individu itu terkena penyakit tersebut, semakin dirasakan ancamannya yang merupakan hasil perpaduan antara persepsi keseriusan dan kerentanan atau berisiko.

Model konsep HBM menurut Rosenstock (1992) dapat digambarkan dalam bagan 2.2 berikut:

Bagan 2.2 Konsep model HBM menurut Rosentock (1992) INDIVIDUAL

LIKELIHOOD OF PERCEPTIONS

MODIFIYING FACTORS

ACTION

Age, Sex, Ethnicity,

Perceived benefits

personality, socioeconomics

minus barriers to

and knowledge

behavioural change

Likelihood of beha

Percieved

Percieved threat of

vioural change seriousness of

Cues to action : Education, Symptoms and media

informations

Sumber : Strecher & Rosenstock (1997) . The Health Belief Model. In Glanz, Lewis & Rimer (Eds.). Health Behaviour and Health Education: Theory, Reseacrch and Practice. San Fransisco : Josey – Bass. Reprinted with permission. Http://www. jblearning.com/ samples/0763743836/chapter 4.pdf. Diperoleh

31 Maret 2011.

Model konsep HBM menurut Rosenstok (1992) pada bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kerentanan yang dirasakan(perceived susceptibility) adalah persepsi individu tentang kemungkinan terkena suatu penyakit. Seseorang akan bertindak untuk mencegah penyakit jika ia merasakan bahwa ia sangat mungkin terkena penyakit tersebut. Kerentanan yang dirasakan setiap individu berbeda tergantung persepsi tentang resiko yang dihadapi individu pada suatu kondisi tertentu atau sakit.

b. Keparahan atau ancaman yang dirasakan (perceived seriousness) adalah pandangan individu tentang bahaya penyakit yang dideritanya. Pandangan ini mendorong seseorang untuk mencari pengobatan atas b. Keparahan atau ancaman yang dirasakan (perceived seriousness) adalah pandangan individu tentang bahaya penyakit yang dideritanya. Pandangan ini mendorong seseorang untuk mencari pengobatan atas

c. Persepsi yang dirasakan (perceived benefits), individu akan mempertimbangkan apakah alternatif itu memang bermanfaat dapat mengurangi ancaman penyakit. Persepsi ini juga berhubungan dengan ketersediaan sumberdaya sehingga tindakan ini mungkin dilaksanakan. Persepsi ini dipengaruhi oleh norma dan tekanan dari kelompoknya.

d. Persepsi halangan (perceived barriers) yang merupakan persepsi terhadap aspek negatif yang menghalangi individu untuk melakukan tindakan kesehatan, misalnya biaya mahal, bahaya, rasa sakit dan pengalaman tidak menyenangkan.

e. Isyarat untuk bertindak (cues to action) merupakan faktor pencetus untuk memutuskan menerima atau menolak alternatif tindakan tersebut. Isyarat ini dapat bersifat internal dan eksternal. Isyarat internal yaitu berasal dari dalam diri individu, misalnya gejala penyakit yang dirasakan. Isyarat eksternal yaitu berasal dari interaksi interpersonal, misalnya media massa, pesan, nasehat, anjuran atau konsultasi dengan petugas kesehatan. Perubahan perilaku yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh isyarat untuk bertindak yang berasal dari internal dan eksternal persepsi ancaman yang serius atau resiko yang berpotensi menderita atau sudah menderita penyakit tersebut serta merasakan gejala yang memerlukan pertimbangan sumber daya yang tersedia dan keuntungan atau besarnya manfaat dirasakan sertamemperhatikan hambatan yang ada.