masyarakatnya serta suasana baru dalam hubungan antar pusat dan daerah. Masyarakat di daerah yang selama ini lebih banyak dalam posisi dimarginalkan
maka selanjutnya diberi kesempatan untuk mendapat pengakuan dan penghargaan terhadap hak-hak, aspirasi dan kepentingannya. Dengan kebijakan otonomi
daerah, anggapan bahwa pemerintah lebih tahu kebutuhan masyarakat akan bergeser kepada masyarakat yang lebih mengetahui kebutuhan, aspirasi dan
kepentingannya Haris, 2005. Sejak tanggal 1 Januari 2001 secara serentak otonomi daerah berdasarkan
UU No. 22 Tahun 1999 diimplementasikan secara nasional. Daerah menyambut implementasi kebijakan otonomi daerah dengan sangat antusias. Antusiasme
masyarakat ini timbul karena besarnya harapan mereka terhadap otonomi daerah untuk menjawab berbagai masalah hubungan pusat dan daerah serta menuntaskan
permasalahan berbagai tuntutan daerah selama ini. Secara bertahap daerah mulai menyesuaikan kelembagaan, struktur organisasi, kepegawaian, keuangan dan
perwakilan di daerah dengan ketentuan yang diatur dalam UU No. 22 tahun 1999 Haris, 2005.
2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi
kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi,
Universitas Sumatera Utara
institusional, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada Todaro, 2004.
Kapasitas pertumbuhan dimungkinkan oleh adanya perkembangan teknologi, penyesuaian-penyesuaian kelembagaan dan ideologi sebagaimana yang
diminta oleh kondisi masyarakatnya. Definisi ini memiliki tiga komponen pokok, yaitu, 1 Adanya peningkatan terus menerus dalam keluaran atau produksi
nasional, yang merupakan manifestasi pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai jenis barang yang dibutuhkan merupakan pertanda
kematangan ekonomi; 2 Kemajuan di bidang teknologi telah memberikan dasar atau
prakondisi untuk berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, suatu kondisi yang penting tetapi tidak cukup hanya itu; 3
Penyesuaian-penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi harus diciptakan
.
Menurut Tarigan 2005, pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan
seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan harga konstan. Hal itu juga
menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di wilayah tersebut tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi, yang berarti secara kasar
dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga
oleh seberapa besar terjadi transfer-payment yaitu bagian pendapatan yang mengalir keluar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kuznet dalam Jhingan 2004, pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukannya. Defenisi ini mempunyai tiga komponen, pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-
menerus suatu persediaan barang. Persediaan ini juga mengidentifikasi pertumbuhan suatu wilayah di suatu negara. Jika wilayah tersebut dapat
meningkatkan persediaan barangnya secara terus-menerus maka wilayah tersebut dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi. Kedua, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menetukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk. Komponen kedua ini juga dapat dijadikan sebagai acuan apakah suatu wilayah di suatu negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Jika wilayah
tersebut dapat mengadopsi atau menemukan teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi tanpa menambah input maka persediaan barang disuatu
wilayah tersebut bertambah, ini berarti wilayah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
Dalam analisisnya yang mendalam mengenai pertumbuhan ekonomi modern, Kuznets telah memilah-milah enam ciri pokok sehubungan dengan
pertumbuhan yang dialami hampir di semua negara maju yaitu yang termasuk
Universitas Sumatera Utara
dalam agregat variabel ekonomi, variabel transformasi struktural, dan faktor yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan ekonomi internasional. Dua agregat
variabel ekonomi yaitu; 1 Tingkat pertumbuhan keluaran perkapita yang tinggi dan laju pertumbuhan penduduk, 2 Tingkat kenaikan yang tinggi pada total
produktivitas faktor, terutama produktivitas tenaga kerja. Dua variabel transformasi struktural yaitu; 1 Tingkat transformasi struktural yang tinggi, dan
2 Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi. Dua faktor yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan ekonomi internasional adalah
kecenderungan negara-negara yang secara ekonomis maju untuk menggapai bagian dunia yang lain dalam usaha untuk memperluas pasar dan memperoleh
bahan mentah, serta terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya meliputi sepertiga bagian dunia.
2.3. Konsep Wilayah