1. Analisis Shift Share merupakan suatu teknik pengukuran yang mencerminkan
suatu sistem akunting dan tidak analitik. Oleh karena itu analisis tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya, pengaruh daya saing keunggulan
komparatif adalah positif dibeberapa wilayah, tetapi negatif di wilayah- wilayah lainnya.
2. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ekuivalen dengan laju pertumbuhan nasional. Gagasan tersebut terlalu sederhana, karena mengakibatkan sebab-
sebab pertumbuhan wilayah. 3.
Arti ekonomi dari kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW tidak dikembangkan dengan baik. Keduanya berkaitan dengan prinsip-prinsip
ekonomi yang sama, seperti perubahan penawaran dan permintaan, perubahan teknoligi dan perubahan lokasi.
Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua barang yang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila
pasar suatu wilayah bersifat lokal maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak
mempengaruhi permintaan agregat.
3.5.3. Rasio PDRB KotaKabupaten dan PDRB Provinsi Nilai R
a
, R
i
, r
i
Nilai R
a
, R
i
dan r
i
digunakan untuk mengidentifikasi perubahan PDRB dari sektor i di wilayah ke j pada tahun dasar analisis maupun tahun akhir analisis.
Menghitung nilai R
a
, R
i
dan r
i
menggunakan nilai PDRB yang terjadi pada dua titik waktu, yaitu tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis.
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai R R
a a
merupakan selisih antara total PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun akhir analisis dengan total PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun dasar
analisis dibagi total PDRB Provinsi Sumatera utara pada tahun dasar analisis, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:
R
a
Dimana: =
Y’.. =
Total PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun akhir analisis,
Y.. =
Total PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun dasar analisis.
2. Nilai R R
i i
merupakan selisih antara PDRB Provinsi Sumatera Utara sektor pertanian 1 pada tahun akhir analisis dengan PDRB Provinsi Sumatera Utara
sektor pertanian pada tahun dasar analisis dibagi PDRB Provinsi Sumatera Utara sektor pertanian pada tahun dasar analisis. Rumusnya adalah sebagai berikut:
R
i
Dimana : =
Y’
1
Y =
PDRB Provinsi Sumatera Utara dari sektor pertanian pada tahun akhir analisis,
1
3. Nilai r =
PDRB Provinsi Sumatera Utara dari sektor pertanian pada tahun dasar analisis.
Nilai r
i i
merupakan selisih antara PDRB Kota Pematangsiantar dari sektor pertanian 1 pada tahun akhir analisis dengan PDRB Kota Pematangsiantar dari
sektor pertanian pada tahun dasar analisis dibagi PDRB Kota Pematangsiantar Y..
Y’.. – Y..
Y
1
Y’
1
- Y
1
Universitas Sumatera Utara
sektor pertanian pada tahun dasar analisis. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
r
i
=
Dimana: y’
1j
y =
PDRB Kota Pematangsiantar sektor pertanian pada tahun akhir analisis,
1j
3.5.4. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah
=
PDRB Kota Pematangsiantar sektor pertanian pada tahun dasar analisis.
Nilai komponen PR, PP, dan PPW didapat dari perhitungann nilai R
a
, R
i
dan r
i
1.
Komponen Pertumbuhan Regional PR
. Dari ketiga komponen tersebut jika dijumlahkan akan didapat nilai perubahan PDRB.
Komponen PR adalah perubahan produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi regional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi
regional, atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian suatu sektor dan wilayah. Bila diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik
ekonomi antarsektor dan antarwilayah, maka adanya perubahan akan membawa dampak yang sama pada semua sektor dan wilayah. Akan tetapi kenyataannya
beberapa sektor dan wilayah tumbuh lebih cepat daripada sektor dan wilayah lainnya. Komponen pertumbuhan regional dapat dirumuskan sebagai berikut:
PR
1j
= R
a
y
1j
y’
1j
- y
1j
y
1j
Universitas Sumatera Utara
Di mana: PR
1
y = Komponen pertumbuhan regional sektor pertanian.
1j
R = PDRB Kota Pematangsiantar dari sektor pertanian pada tahun dasar
analisis
a
Apabila persentase total perubahan PDRB Kota Pematangsiantar lebih besar daripada persentase komponen pertumbuhan regional, maka pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi Kota Pematangsiantar lebih besar daripada pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Apabila persentase total
perubahan PDRB Kota Pematangsiantar lebih kecil dibandingkan dengan nilai komponen pertumbuhan regional, maka pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota
Pematangsiantar lebih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Provinsi Sumatera Utara.
= Persentase perubahan PDRB Kota Pematangsiantar yang disebabkan oleh pertumbuhan regional.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP
Komponen PP terjadi karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan
industri, dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar Budiharsono, 2001. Komponen pertumbuhan proporsional dapat dirumuskan sebagai berikut:
PP
ij
= R
i
– R
a
y Dimana:
ij
PP
ij
y = Komponen pertumbuhan proporsional sektor i pada wilayah ke j
ij
= PDRB Kota Pematangsiantar dari sektor i pada tahun awal analisis
Universitas Sumatera Utara
R
i
–R
a
Apabila PP = Perubahan PDRB Kota Pematangsiantar yang disebabkan oleh
komponen pertumbuhan proporsional
ij
0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah ke j laju pertumbuhannya lambat. Sedangkan apabila PP
ij
3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW
0 menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah ke j laju pertumbuhannya cepat.
Timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya
pertumbuhan ditentukan oleh keunggulan komperatif, akses pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional
pada wilayah tersebut Budiharsono, 2001. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah dirumuskan sebagai berikut:
PPW
ij
= r
i
– R
i
y Dimana:
ij
PPW
ij
= Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i y
Kota Pematangsiantar
ij
r = PDRB Kota Pematangsiantar dari sektor i pada tahun awal analisis
i
–R
i
Apabila PPW = Persentase perubahan PDRB Kota Pematangsiantar yang disebabkan
oleh pertumbuhan pangsa wilayah
ij
0, maka sektor i pada wilayah ke j tidak dapat bersaing dengan baik bila dibandingkan dengan wilayah yang lainnya, sedangkan apabila
PPW
ij
0, maka wilayah ke j mempunyai daya saing yang baik untuk perkembangan sektor ke i bila dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3.5.5. Analisis Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan