Keadaan Perekonomian Kota Pematangsiantar

masyarakat maupun terhadap keamanan dan stabilitas regional. TPT di Kota Pematangsiantar pada periode 2002-2008 mengalami fluktuasi. TPT tahun 2008 sebesar 11,16 persen, artinya pada tahun 2008 dari 100 orang angkatan kerja terdapat rata-rata 11 orang yang sedang mencari pekerjaan.

4.2. Keadaan Perekonomian Kota Pematangsiantar

Secara umum PDRB Kota Pematangsiantar hingga periode 2009 mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku yang terbentuk pada tahun 2009 adalah sebesar 3.740,23 milyar rupiah, mengalami peningkatan sebesar 8,65 persen dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 3.464,69 milyar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 sebesar 1.926,91 milyar rupiah, mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 1.828,21 milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi secara riil dapat dilihat dari angka PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian, akibat terjadinya kelesuan perekonomian. Dengan kata lain, PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Kota Pematangsiantar dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui keadaan ekonomi daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000 No. Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 4,55 4,63 4,63 4,41 4,62 4,43 4,35 3,79 3,53 3,37 2 Pertambangan dan Galian 0,28 0,26 0,25 0,22 0,22 0,02 0,03 0,03 0,02 0,02 3 Industri Pengolahan 15,35 15,06 14,80 13,79 13,42 12,72 13,56 13,32 13,11 12,64 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,08 1,14 1,19 1,16 1,54 1,57 1,36 1,25 1,19 1,18 5 Bangunan dan Konstruksi 9,25 9,19 9,04 8,59 8,67 8,78 9,36 8,96 8,50 8,34 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 27,25 27,18 28,60 27,55 27,07 27,88 29,23 29,19 30,56 31,36 7 Pengangkutan dan Komunikasi 18,37 17,86 15,54 16,92 16,12 16,40 17,25 17,36 17,20 17,07 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9,12 9,18 10,50 10,09 10,95 10,93 11,69 12,45 12,52 12,90 9 Jasa lainnya 14,75 15,50 15,45 17,27 17,39 17,27 13,18 13,66 13,37 13.13 TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kota Pematangsiantar, diolah Berdasarkan Tabel 4.4., pada kurun waktu 2000-2009 kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Pematangsiantar masih menjadi prioritas. Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Kota Pematangsiantar adalah industri besar dan sedang. Hasil industri andalan Kota Pematangsiantar adalah rokok putih filter dan non filter serta tepung tapioka. Produksi tepung tapioka di Kota Pematangsiantar tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, namum Universitas Sumatera Utara juga di ekspor ke luar negeri. Sementara ini Taiwan menjadi negara tujuan penjualan tepung tapioka yang diproduksi kota ini. Kekuatan daerah yang dimiliki Kota Pematangsiantar terkonsentrasi pada perdagangan dan jasa serta kota transit wisata. Sektor perdagangan yang menjadi andalan perekonomian Kota Pematangsiantar di samping sektor industri mengalami pertumbuhan dalam kontribusi terhadap perekonomian daerah. Sebagai kota perdagangan, secara geografis Kota Pematangsiantar diapit Kabupaten Simalungun yang memiliki kekayaan Perkebunan karet, sawit, teh, dan pertanian. Kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Sudah barang tentu, posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antarkabupaten atau transit wisata ke Danau Toba.

4.3. Pertumbuhan PDRB di Kota Pematangsiantar Sebelum Otonomi