4. Wilayah Tidak Berkembang
Karakteristik wilayah ini diidentifikasikan dengan tidak adanya sumberdaya alam, sehingga secara alamiah tidak berkembang. Selain itu, tingkat
kepadatan penduduk, kualitas sumberdaya manusia dan tingkat pendapatan masih tergolong rendah dan pembangunan infrastruktur pun tidak lengkap.
2.4. Konsep Pembangunan Wilayah
Seluruh wilayah di Indonesia memiliki kontribusi terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Pembangunan wilayah merupakan
bagian integral dan penjabaran dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi, aspirasi dan
permasalahan di daerah, yang diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antardaerah, antarkota, antardesa, dan antarkota
dengan desa. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di wilayah atau daerah melalui pembangunan yang serasi
antarsektor maupun antarpembangunan sektoral dengan perencanaan pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya
kemandirian daerah dan kemajuan yang merata di seluruh pelosok Tanah Air Soegijoko, 1997.
Pembangunan wilayah merupakan hasil dari aktivitas ekonomi pada wilayah tertentu. Hal ini berupa pendapatan perkapita, kesempatan kerja dan
pemerataan. Pembangunan wilayah membandingkan permasalahan suatu wilayah dengan wilayah yang lebih maju. Dalam pelaksanaan pembangunan wilayah
Universitas Sumatera Utara
terdapat pihak yang mengatur dan mengambil keputusan untuk mempengaruhi perubahan sosial Friedman dalam Restuningsih, 2004. Sasaran pembangunan
menurut Todaro 1994 yaitu: 1.
Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagianpemerataan bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan
lingkungan. 2.
Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian
yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi untuk meningkatkan
kesadaran harga diri baik individu maupun nasional. 3.
Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua pilihan individu dan nasional dengan cara membeb askan mereka dari sikap budak
dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi juga dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.
Untuk mencapai sasaran pembangunan diatas, pembangunan ekonomi harus diarahkan kepada:
1. Meningkatkan output nyataproduktivitas yang tinggi harus terus menerus
meningkat. Karena dengan output yang tinggi ini akhirnya akan dapat meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian bahan kebutuhan pokok
untuk hidup, termasuk penyediaan perumahan, pendidikan, dan kesehatan. 2.
Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah yang ditandai dengan ketersediaan lapangan kerja yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan.
4. Perubahan sosial, sikap mental, dan tingkah laku masyarakat dan lembaga
pemerintah. Pada kenyataannya, tidak semua wilayah dapat mewujudkan hal tersebut,
sehingga pembangunanpun tidak merata di seluruh wilayah. Perbedaan pembangunan antarwilayah dapat dijelaskan oleh sejumlah teori, yakni teori basis
ekonomi, teori lokasi dan teori daya tarik industri Tambunan, 2001. 1. Teori Basis Ekonomi
Teori ini menjelaskan bahwa faktor utama penentu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dipengaruhi oleh hubungan langsung permintaan barang dan jasa
dari luar daerah. Proses produksi sektor industri di suatu wilayah yang menggunakan sumber daya produksi lokal tenaga kerja, bahan baku dan produk
unggulan yang diekspor akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan perkapita dan penciptaan lapangan kerja di wilayah tersebut.
2. Teori Lokasi Teori ini digunakan untuk menentukan pengembangan kawasan industri di
suatu wilayah. Lokasi usaha ditempatkan pada suatu tempat yang mendekati bahan bakupasar. Hal ini ditentukan berdasarkan tujuan perusahaan dalam rangka
memaksimumkan keuntungan dengan biaya serendah mungkin. 3. Teori Daya Tarik Industri
Teori ini dilatarbelakangi oleh adanya pembangunan industri di suatu wilayah. Sehingga faktor-faktor daya tarik usaha antara lain produktivitas,
Universitas Sumatera Utara
industri-industri kaitan, daya saing masa depan, spesialisasi industri, potensi ekspor dan prospek permintaan domestik.
Dengan demikian, konsep pembangunan wilayah secara mendasar mengandung prinsip pelaksanaan kebijaksanaan desentralisasi dalam kerangka
peningkatan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran nasional yang bertumpu pada trilogi pembangunan, yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan
stabilitas. Dalam hal ini pembangunan wilayah merupakan upaya pemerataan pembangunan dengan pengembangan wilayah-wilayah tertentu melalui berbagai
kegiatan sektoral secara terpadu, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya Soegijoko, 1997. Menurut Arsyad 1999, pembangunan ekonomi daerahwilayah adalah
suatu proses dimana pemerintah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Perencanaan ekonomi
daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada, untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan usaha-usaha baru.
Jhingan 2004, menjelaskan syarat utama bagi pembagunan adalah proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di dalam
negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk menciptakan
Universitas Sumatera Utara
kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak dapat dipengaruhi atau diintimidasi oleh daerah luar.
2.5. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah