Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Kota Pematangsiantar di

menyebabkan lahan pertanian semakin berkurang atau sempit serta tidak diikuti dengan intensifikasi pertanian yang baik sehingga menyebabkan penurunan produksi pertanian secara terus menerus.

4.5.3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Kota Pematangsiantar di

Era Otonomi Daerah Komponen pertumbuhan ketiga adalah pertumbuhan pangsa wilayah. Cepat lambatnya pertumbuhan ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi, serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut. Dalam komponen ini dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki daya saing bila dibandingkan dengan sektor ekonomi dari wilayah lain. Sedangkan sektor yang mempunyai daya saing dengan wilayah lain, berarti persentase komponen pertumbuhan pangsa wilayah dari setiap sektor lebih besar dari nol PPW0. Sedangkan nilai PPW0 mengindikasikan sektor tersebut tidak mempunyai daya saing dengan sektor ekonomi di wilayah lain. Pada Tabel 5.0., dapat diketahui hampir semua sektor memiliki nilai PPW yang negatif, kecuali sektor sektor listrik, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Ketiga sektor tersebut mempunyai daya saing dengan sektor ekonomi di wilayah lain di Provinsi Sumatera Utara maupun nasional. Kota Pematangsiantar merupakan wilayah yang dikelilingi oleh Kabupaten Simalungun sehingga akses ke berbagai wilayah cukup mudah. Namun akumulasi pengeluaran maupun pemasukan setiap sektor sedikit terhalang oleh sarana maupun prasarana pendukukung ekonomi di Kota Pematangsiantar, seperti kelembagaan dan kemajuan teknologi. Hal ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan hampir semua sektor ekonomi di Kota Pematangsiantar tidak memiliki daya saing bila dibandingkan dengan wilayah lain di Sumatera Utara. Tabel 5.0. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW Kota Pematangsiantar Tahun 2001-2001 Juta Rupiah No. Sektor Perekonomian Pangsa Wilayah Rp 1 Pertanian -19,759.099 -31.3333 2 Pertambangan dan Galian -4,441.936 -123.425 3 Industri Pengolahan -49,399.214 -24.0821 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,970.905 12.70488 5 Bangunan dan Konstruksi -68,454.149 -54.7293 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 43,436.808 11.73609 7 Pengangkutan dan Komunikasi -180,406.313 -74.181 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 29,535.909 23.62114 9 Jasa lainnya -110,370.292 -52.3015 Total -357,887.381 -26.281 Sumber: BPS, diolah. Sektor yang mempunyai daya saing besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu Rp 43.436,81 juta 11,74 persen, disebabkan oleh karena Kota Pematangsiantar yang secara geografis terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun, dimana kabupaten ini unggul pada beberapa jenis komoditas pertanian sehingga dapat berfungsi sebagai penyedia input hinterland bagi industri Kota Pematangsiantar dan sebagai pusat perdagangan hasil-hasil pertanian dari Kabupaten Simalungun. Selain itu, kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Sehingga, posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisata ke Danau Toba Parapat dimana hal ini pada akhirnya ikur mendorong perkembangan sektor hotel dan restoran di Kota Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara Perlu diketahui bahwa laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh wilayah lainnya, sehingga dalam laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota Pematangsiantar juga dipengaruhi oleh laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di kabupatenkota lain yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

4.6. Profil Pertumbuhan PDRB Kota Pematangsiantar dan Pergeseran