Analisis PDRB Kota Pematangsiantar dan PDRB Sumatera Utara di

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan menunjukkan perubahan laju pertumbuhan rata-rata yang positif setelah masa otonomi daerah berjalan selama sembilan tahun yaitu sebesar 8,31 persen. Nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan pada masa sebelum otonomi daerah yang hanya sebesar 1,38 persen. Hal ini juga mengartikan bahwa kegiatan ekonomi di Kota Pematangsiantar berjalan dengan baik dimana subsektor bank mengalami pertumbuhan terbesar di sektor ini sebesar 9,10 persen di tahun 2008 sedangkan subsektor sewa bangunan mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 0,49 persen. Selain itu, sektor jasa lainnya juga merupakan sektor dengan peningkatan laju pertumbuhan rata-rata yang meningkat secara signifikan dimana laju pertumbuhan rata-rata pada masa otonomi daerah telah berjalan sembilan tahun sebesar 8,78 persen jauh lebih kecil dari masa sebelum otonomi daerah yang hanya sebesar 4,16 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada subsektor jasa Pemerintah.

4.4. Pertumbuhan Wilayah Kota Pematangsiantar

4.4.1. Analisis PDRB Kota Pematangsiantar dan PDRB Sumatera Utara di

Era Otonomi Daerah 2001-2009 Pada kurun waktu 2001-2009 kondisi perekonomian Kota Pematangsiantar mengalami kenaikan dan penurunan pertumbuhan akibat terjadinya beberapa fenomena ekonomi di Kota Pematangsiantar. Dalam kurun waktu tersebut, hampir seluruh sektor-sektor ekonomi Kota Pematangsiantar memiliki pertumbuhan yang positif dengan laju pertumbuhan sebesar 41,35 persen. Sektor yang memiliki Universitas Sumatera Utara pertumbuhan terkecil adalah sektor pertambangan dan galian yaitu sebesar -88.57 persen. Hal ini disebabkan karena cadangan barang galian C di alam yang merupakan komoditi dari sektor pertambangan dan penggalian yang ada di Kota Pematangsiantar semakin menyusut sehingga produksi yang dihasilkan dari kegiatan penggalian semakin berkurang sehingga banyak perusahaan penggalian beralih ke kegiatan ekonomi yang lain. Laju pertumbuhan terkecil kedua adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 2,97 persen. Rendahnya tingkat pertumbuhan sektor pertanian tersebut membuktikan bahwa terjadinya fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian secara besar-besaran dan berkelanjutan di Kota Pematangsiantar. Hal inilah yang menjadi penyebab utama degradasi lahan pertanian yang ada di Kota Pematangsiantar. Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan terbesar adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yaitu sebesar 98,77 persen dengan kontribusi sebesar Rp 125.040,16 juta pada tahun 2001 dan meningkat menjadi Rp 248.541,63. Meskipun kontribusinya terhadap PDRB Kota Pematangsianatar bukan yang terbesar tetapi sektor ini memiliki pertumbuhan yang tertinggi pada periode pada saat otonomi daerah berjalan. Tingginya pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan di Kota Pematangsiantar karena subsektor bank mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada Tabel 4.6., sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Pematangsiantar dengan nilai Rp 370.113,25 juta pada tahun 2001 meningkat menjadi Rp 604.040,83 juta Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009, meskipun memiliki tingkat kontribusi terbesar terhadap PDRB tetapi sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kota Pematangsiantar memiliki tingkat pertumbuhan terbesar kedua dengan nilai 63,20 persen. Tabel 4.6. PDRB Kota Pematangsiantar dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2001-2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Juta Rupiah Sumber: BPS, diolah. Sektor industri memegang peranan penting bagi pembangunan perekonomian Kota Pematangsiantar meskipun sektor ini merupakan sektor dengan laju pertumbuhan terkecil ketiga di Kota Pematangsiantar sebesar 18,68 persen. Namun, dalam hal kontribusi terhadap PDRB kota Pematangsiantar, sektor industri masih menjadi salah satu andalan Kota Pematangsiantar yaitu sebesar Rp 243.448,94 juta pada tahun 2009. PDRB Provinsi Sumatera Utara terbesar dimiliki oleh sektor pertanian yaitu sebesar Rp 19.683.516,27 juta pada tahun 2001 dan meningkat menjadi Rp 26.435.128,64 juta pada tahun 2005. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terkecil terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara adalah sektor listrik,gas, dan air No. Sektor Perekonomian PDRB Proninsi Sumatera Utara PDRB Kota Pematangsiantar Perubahan PDRB Juta Rupiah Juta Rupiah Kota Pematangsiantar 2001 2009 2001 2009 Juta Rupiah Persen 1 Pertanian 19,683,516.27 26,435,128.64 63,060.98 64,932.33 1,871.35 2.97 2 Pertambangan dan Galian 1,151,889.04 1,553,326.34 3,598.89 411.18 -3,187.71 -88.57 3 Industri Pengolahan 17,618,403.96 25,152,583.82 205,128.71 243,448.94 38,320.23 18.68 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 585,701.67 781,226.35 15,512.98 21,232.58 5,719.60 36.87 5 Bangunan dan Konstruksi 4,088,850.46 7,488,512.94 125,077.76 160,619.14 35,541.38 28.42 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,292,558.18 20,134,003.79 370,113.25 604,040.83 233,927.58 63.20 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,767,714.01 9,981,368.41 243,197.39 328,735.54 85,538.15 35.17 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4,210,419.09 7,374,477.69 125,040.16 248,541.63 123,501.47 98.77 9 Jasa lainnya 6,509,306.50 11,205,569.54 211,027.19 252,906.48 41,879.29 19.85 Total 71,908,359.18 110,106,197.52 1,361,757.31 1,924,868.65 563,111.34 41.35 Universitas Sumatera Utara bersih sebesar Rp 585.701,67 juta pada tahun 1997 hingga tahun 2009 sebesar Rp 781.226,35 juta.

4.4.2. Rasio PDRB Kota Pematangsiantar dan PDRB Provinsi Sumatera