kepercayaan kepada Kobari sang reporter, bahwa apapun yang dikatakan orang-orang tentang dirinya belum terbukti benar dan ia siap dengan gosip-gosip tentang dirinya.
3.3.3. Marah Cuplikan hal 52
[...Lukisan potert yang oleh Kurimoto dikatakan berjudul Wajah Tuan S di pajang dekat sudut. Msuguro berusaha bersikap biasa-biasa saja
ketika menghampiri lukisan itu, karena merasakan tatapan mata wanita di meja tempat penerimaan tamu yang terus mengikutinya.
Lukisan itu menampilkan wajah dirinya. Wajah itu menatap lurus kedepan sambil tersenyum menyeringai; efek yang ditampilkan adalah
bahwa ia muncul dari suatu alam warna yang serba suram. Sementara wajah yang tampak itu sudah pasti wajah Suguro, dalam
tarikan air mukanya ada sesuatu, bukan kekasaran seperti yang dipaparkan oleh Kurimoto, tetapi sesuatu yang menimbulkan kesan
mesum dan liar. Sementara Suguro membuang muka dengan perasaan marah,
bercampur malu, teringat olehnya bahwa ia pernah melihat wajah itu. Betul- itulah wajah di belakang Kurimoto dan wanita editor, yang
menatapnya pada waktu penyerahan anugerah kepadanya...]
Analisis
Dari cuplikan diatas terlihat bahwa tokoh Suguro mengalami wujud aktualisasi diri berupa marah, yaitu dimana tokoh Suguro merasa tidak terima jika
potret wajah nya dipajang dipameran, dia merasa tidak ada persetujuan dari dirinya, dan wajah itu menunjukkan kesuraman, wajah yang menunjukkan kesan mesum dan
liar, itu lah membuat tokoh Suguro marah.
Cuplikan hal 267
[Ada juga Anda rupanya disitu. Begitu lama Anda membiarkan.. kurimoto tak sanggup melanjutkan. Kano-san, dia ambruk lalu
diangkut kerumah sakit...” Kemarahan merupakan reaksi yang pertama-tama timbul dalam diri
Suguro. Ia marah, karena sudah bosan terhadap lelucon-lelucon konyol sepert itu. Tetapi Kurimoto bukan orang yang suka berbuat
begitu....]
Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh Suguro marah, karena Suguro merasa Kurimoto berbohong dan bercanda kepadanya, dan Suguro kaget dan merasa tidak percaya
bahwa teman dekat dan seprofesi dengannya masuk rumah sakit. Walaupun akhirnya Suguro percaya akan semua yang telah terjadi, ternyata semua itu kenyataan Kano
masuk rumah sakit dan meninggal. Menurut Poduska dan Turman S 2008 : 266 Marah akan timbul atas perilaku
sendiri atau perilaku orang lain: perilaku yang mengancam untuk merusak, atau betul- betul menghancurkan sesuatu yang tidak dapat diganti, pencegahan dari realisasi
sepenuhnya terhadap apa yang dianggap berguna untuk keadilan, keindahan atau kebaikan
Suguro mengalami marah sebagai wujud aktualisasi dirinya, karena gangguan-ganguan yang mengancam hidupnya, maupun hanya lelucon biasa yang
menimbulkan rasa sakit hati, dan tidak percaya maka Suguro akan marah, terbukti bahwa tokoh utama mengalami proses aktualisasi diri dalam wujud marah.
3.3.4. Sakit Hati Cuplikan hal 55