Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual menjadi ilmuwan, dan
seterusnya. Aktualisasi diri juga tidak hanya berupa penciptaan kreasi atau karya-karya
berdasarkan bakat-bakat atau kemampuan khusus, semua orang pun bisa mengaktualisasikan dirinya yakni dengan jalan membuat yang terbaik atau bekerja
sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Setiap individu berbeda- beda bentuk aktualisasi dirinya dikarenakan dari adanya perbedaan-perbedaan
individual. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan
tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu. Mereka mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaan secara alami Alwisol, 2004:260.
2.5. Setting Dalam Novel Skandal
Setting atau latar merupakan unsur dalam pembangun karya sastra yang menunjukkan kapan dan dimana peristiwa dalam cerita tersebut berlangsung. Latar
sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan cara berpikir tokoh. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:227, mengatakan bahwa setting dapat dibedakan
kedalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu masing- masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri,
pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
a. Setting Tempat
Setting tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Dalam hal ini, lokasi tempat berlangsungnya cerita dalam
novel “Skandal” adalah kota kawasan mesum di Shinjuku, Tokyo : Jepang tepatnya di Jalan Takeshita, Jalan Sakura, disebutkan dimana tokoh utama Suguro menemui
orang yang membuat masalah dalam hidupnya yaitu Itoi Motoko dan Nyonya Naruse, serta Kobari. Di Nagasaki, Isahaya, Obama, Kuchinotsu, dan Kazusa, disebutkan di
sanalah tokoh utama Suguro berwisata bersama Istrinya untuk menenangkan pikiran, dan melupakan sejenak masalah-masalah yang Suguro hadapi.
b. Setting Waktu
Setting waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Setting waktu mengacu pada
saat terjadinya peristiwa, meliputi hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut. Dalam hal ini, Shusaku Endo sebagai
pengarang novel “Skandal” menyebutkan secara spesifik nama hari, yaitu hari Jumat, Sabtu,Minggu, seperti yang tertulis dalam cuplikan berikut:
Cuplikan halaman 103
[...Hari Sabtu petang istrinya datang untuk membersihkan kantor. ”Aku pergi berbelanja sebentar ke Omote sando” kata Suguro
padanya....]
Cuplikan halaman 104
[...”Aku tidak keberatan kau menginap di sini... Tetapi besok hari Minggu.”..]
Cuplikan hal 273
[...Jumat. Malam sebelumnya, dlam berita cuaca di televisi diprakirakan
kemungkinan salju akan turun;...]
Cuplikan hal 317
[...Hari Minggu. Karena hari minggu setelah paskah, gereja penuh dari biasanya...]
Namun tanggal dan bulan tidak dijelaskan dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo.
Dalam novel Skandal, Shusaku Endo menggambarkan setting waktu dari cerita jika dilihat dari latar belakang pengarang, cerita Skandal menggambarkan
waktu pada zaman Modern yaitu abad ke-19.
c. Setting Sosial