Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh Suguro marah, karena Suguro merasa Kurimoto berbohong dan bercanda kepadanya, dan Suguro kaget dan merasa tidak percaya
bahwa teman dekat dan seprofesi dengannya masuk rumah sakit. Walaupun akhirnya Suguro percaya akan semua yang telah terjadi, ternyata semua itu kenyataan Kano
masuk rumah sakit dan meninggal. Menurut Poduska dan Turman S 2008 : 266 Marah akan timbul atas perilaku
sendiri atau perilaku orang lain: perilaku yang mengancam untuk merusak, atau betul- betul menghancurkan sesuatu yang tidak dapat diganti, pencegahan dari realisasi
sepenuhnya terhadap apa yang dianggap berguna untuk keadilan, keindahan atau kebaikan
Suguro mengalami marah sebagai wujud aktualisasi dirinya, karena gangguan-ganguan yang mengancam hidupnya, maupun hanya lelucon biasa yang
menimbulkan rasa sakit hati, dan tidak percaya maka Suguro akan marah, terbukti bahwa tokoh utama mengalami proses aktualisasi diri dalam wujud marah.
3.3.4. Sakit Hati Cuplikan hal 55
[...”Sekelompok wanita mud. Mereka mengaku hendak menenmukan keindahan dalam kejelekan. Suatu estetika dalam bentuk yang
mengalami deformasi. Macam-macam saja.” Jadi itu sebabnya kenapa mereka memilih muka saya? Saya rasa
muka saya ini memang jelek, tetapi sakit hati saya dijadikan objek lukisan mereka. Dan sungguh menyebalkan, mereka membuatnya
seburuk itu,”katanya dengan nada riang....]
Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh utama Suguro mengalami wujud aktualisasi diri dalam indikator pemeliharaan yaitu sakit hati, dimana Suguro merasa sakit hati
karena dijadikan objek lukisan di pameran lukisan yang diadakan di Shinjuku. Dan dalam lukisan pelukis-pelukis yaitu wanita muda itu bertujuan untuk menunjukkan
keindahan dalam kejelekan. Suguro merasa tidak terima, karena tidak adanya persetujuan dari dirinya untuk potret wajahnya yang dibuat di pameran itu.
Dalam aktualisasi diri, walaupun merasa sakit hati pada setiap sikap yang merupakan serangan langsung kepada martabat kita, kesakit hatian kita juga meluas
kepada serangan terhadap martabat orang lain, kelembagaan atau gagasan-gagasan. Kebutuhan-kebutuhan harga diri dan rasa aman telah dipuaskan secukupnya,
sehingga tidak terancam oleh sikap orang lain. Karena itu, kita mampu untuk menyurahkan beberapa dari tenaga kita untuk memelihara dan mempertahankan
kebutuhan harga diri dan rasa aman orang lain Poduska,2008:263. Maka dari itu Suguro dalam proses aktualisasi dirinya mengalami wujud sakit hati, karena rasa
aman terhadap profesi dan hidupnya sudah terusik dengan munculnya potret wajahnya yang menyeramkan, dan Suguro merasa harga dirinya sudah terinjak-injak.
3.3.5. Frustasi Cuplikan hal 13
[...Kata-katanya itu, serta air mukanya yang mencerminkan kepiluan yang mendalam, terus menusuk-nusuk hati Suguro apabila ia sibuk
menulis di dalam kamar kerjanya yang sempit. Namun ia tetap saja tidak mampu menulis satu pun novel yang indah,
yang lebih menyenangkan. Entah kenapa, penanya selalu memaksanya melukiskan dunia hitam, gelap dan buruk, yang
tersembunyi di dalam tokoh-tokoh ceritanya. Sebagai novelis ia tidak
mampu memaksa dirinya melewati atau mengabaikan unsur manapun juga yang ada dalam diri seorang manusia...]
Analisis
Dari cuplikan diatas jelas bahwa tokoh Suguro mengalami frustasi akibat masalah yang ia hadapi. Frustasi dapat terjadi jika pribadi kita mengalami kecewa dan
tidak merasa puas dan merasa tidak mampu. Pada umumnya tidak merasa puas dengan keadaan sekarang. Dan merasa gagal dari apa yang direncanakan, kegagalan
ini sering sebagai akibat dari perasaan tidak mampu. Dari adanya perasaan tidak mampu dalam karangan novel yang Suguro ciptakan, Suguro mengalami frustasi.
Karena dari hasil karangan novelnya Suguro, Suguro menyembunyikan tentang dunia hitam, gelap dan buruk dari tokoh-tokoh ceritanya, sedangkan gabaran tokoh-tokoh
cerita dari semua novel-novel Suguro menggambarkan tokoh yang baik-baik, dan selalu dekat dengan agam Katolik.
Bagi Suguro yang dalam proses mengaktualisasi diri, sebab utama frustasi itu adalah kegagalan untuk mencapai suatu penyaluran ekspresi diri. Hal ini sangat
mungkin pertama kali akan terjadi pada fase awal dari usaha memperoleh kebutuhan- kebutuhan harga diri secukupnya. Dalam keadaan menjadi lebih sadar akan potensi
dan bakat-bakat Suguro, mungkin kehilangan arah sementara dari karya-karya Suguro yaitu tidak termasuk sosok tokoh-tokoh ceritanya yang merasakan kebahagian dan
kesenangan.
3.4 Deskripsi Aktualisasi Diri Tokoh pada Wujud Pertumbuhan Sehat.