3.2.2. Takut Cuplikan hal 53-54
[....Suguro meninggalkan tempat itu. Suara tertawa riang wanita penerima tamu itu yang terdengar dibuat-buat menggema
dibelakangnya. Diluar, matahari sudah agak lebih redup daripada sebelumnya. Pada umurnya sekarang, perubahan-perubahan keadaan
langit seperti itu menimbulkan kelesuan dalam diri Suguro. Didorongnya pintu memasuki sebuah kedai kopi yang terletak
diseberang galeri. Ia menemukan tempat duduk dekat jendela, tetapi yang nampak didepan matanya masih tetap bayangan potret itu, jauh
lebih jelas daripada ketika ia melihatnya dalam kenyataan tadi. Potert itu menampilkan wajah seorang pria yang kejelekannya tidak
memancar keluar dari parasnya, melainkan dari lubuk jiwanya. Suguro merasa bingung. Sesaat ia dicengkram ketakutan, dan
dijamahnya keningnya yang basah berkeringat....]
Analisis
Dari cuplikan diatas bahwa tokoh Suguro mengalami hal yang begitu membuat dirinya bingung,gelisah, khawatir dan ketakutan, yaitu ada seseorang yang
berani melukis ahtau membuat potret wajahnya dan di pamerkan di suatu pameran lukisan di Shinjuku. Suguro merasa di usianya yang semakin tua timbul masalah
besar dalam hidupnya.
Cuplikan hal 44
[....Pada malam yang sama setelah percakapan dengan istrinya itu, Suguro bermimpi. Ia menatap wajahnya sendiri di cermin kamar
mandi kantornya. Ia terkejut melihat wajahnya yang begitu tua. Kerutan dan daging menggelantung melingkari matanya, dan di
sekeliling dagunya tampak bintik-bintik putih berkelompok-kelompok, yang kelihatannya seperti ditutulkan kesitu dengan ujung tusuk gigi.
Ketika diperhatikan dari jarak lebih dekat, ternyata bintik-bintik putih itu jenggot yang pendek-pendek. Ia sudah begitu tua...dan kematian
sudah semakin dekat. Ia terbangun dengan perasaan gelisah....]
Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh Suguro mengalami aktualisasi diri dalam indikator pertumbuhan yang mandek yaitu takut, Suguro takut akan menambahnya usianya,
dengan munculnya kerutan-kerutan yang sudah tampak di wajahnya. Poduska 2008 : 233, di dalam Aktualisasi diri, takut ditandai dengan
kekhawatiran,keragu-raguan, dan rasa gelisah yang sangat, sehingga mengalami takut. Dan di dalam aktualisasi dirin takut diterima sebagai bagian dari kemanusiaan.
Seseorang tidak malu karena takut, karena seseorang mampu menerima ketakutan dalam diri sendiri sebagaimana juga pada orang lain. Manusia takut, tetapi tidak
menundukkan kepalanya. Kenyataannya, seseorang mungkin dengan sengaja mencari pengalaman-pengalaman yang menimbulkan ketakutan dalam diri seseorang.
Contohnya tokoh utama Suguro, ia merasa takut akan semua yang terjadi padanya di masa tuanya, dengan kerutan-kerutan diwajahnya seperti yang tergambar dalam
cuplikan diatas, tetapi itu merupakan hal yang wajar. Sesorang pasti akan takut mati. Begitu juga tokoh utama Suguro dia juga manusia pasti merasakan akan takutnya
pada kematian. Dan proses pengaktualisasian dirinya inilah Suguro tetap merasakan takut disamping muncul berbagai masalah dimasa tuanya.
3.2.3. Tidak Aman Cuplikan hal 33