Cuplikan hal 273
[...Jumat. Malam sebelumnya, dlam berita cuaca di televisi diprakirakan
kemungkinan salju akan turun;...]
Cuplikan hal 317
[...Hari Minggu. Karena hari minggu setelah paskah, gereja penuh dari biasanya...]
Namun tanggal dan bulan tidak dijelaskan dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo.
Dalam novel Skandal, Shusaku Endo menggambarkan setting waktu dari cerita jika dilihat dari latar belakang pengarang, cerita Skandal menggambarkan
waktu pada zaman Modern yaitu abad ke-19.
c. Setting Sosial
Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata
cara kehidupan sosial masyarakat mencangkup berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan
hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain. Disamping itu, latar social juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Dalam novel ”Skandal” digambarkan kehidupan pengarang di jepang yang selalu dekat dengan Pers dan penggemarnya. Dan dalam novel ini digambarkan latar
sosial, yaitu banyaknya perilaku-perilaku menyimpang dalam seks bagi masyarakat Jepang, yaitu adanya perilaku sadomasokhis dimana sepasang atau sesama jenis
melakukan hubungan seks dengan melakukan kekerasan fisik, dan bagi yang melakukan hubungan seperti itu akan merasa puas atau bergairah hingga merasa ingin
mati. Latar sosial tokoh utama Suguro digambarkan Shusaku Endo dengan status sebagai Pengarang novel yang kawakan di Jepang.
2.7. Profil Shusaku Endo
Shusaku Endo dilahirkan di Tokyo pada tahun 1923. Ketika berumur tiga tahun, keluarganya pindah ke Manchuria yang waktu itu diduduki Jepang.
Orangtuanya kemudian bercerai, dan ia bersama ibunya kembali ke Jepang. Ibunya yang beragama Katolik membesarkan Endo dalam agama yang sama. Endo pun
dibaptis menjadi Katolik ketika ia berusia 12 tahun. Setelah lulus dari fakultas sastra Prancis di Keio University, dia mendapat
beasiswa dari pemerintah Prancis selama dua setengah tahun di Lyon. Pengalaman ini kelak dituangkan dalam beberapa novelnya. Salah satunya novel berjudul Shiroi
HitoThe White Man, yang mendapat penghargaan bergengsi Akutagawa Prize, yang merupakan penghargaan pertama dari sekian banyak penghargaan yang kelak
diperolehnya dalam dunia sastra. Ia juga diangkat menjadi anggota Nihon Geijutsuin, sebuah Akademi Seni Jepang yang sangat bergengsi.
Walaupun Shusaku Endo sudah meninggal pada tahun 1996, sampai sekarang sejumlah bukunya masih diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Salah satu
novelnya yang banyak dibicarakan adalah SilenceHening, yang rencananyaakan diangkat kelayar lebar.
Sebagai pengarang, Shusaku Endo adalah salah satu dari sedikit pengarang Jepang yang menulis dari persfektif yang unik sebagai seorang Jepang dan Katolik
pemeluk Kristen di Jepang kurang dari 1. Buku-bukunya mencerminkan bayak pengalamannya dalam membahas jalinan moral kehidupan. Iman Katoliknya dapat
dilihat dalam kadar tertentu di setiap bukunya, yang sering kali merupakan ciri khas dari karya-karyanya. Kebanyakan tokoh novel Shusaku Endo bergumul dengan
dilema moral yang rumit sebagai orang Katolik, dan pilihan-pilihan mereka sering kali membawa hasil yang bercampur tragedi.
BAB III AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA SUGURO