Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh Suguro mengalami aktualisasi diri dalam indikator pertumbuhan yang mandek yaitu takut, Suguro takut akan menambahnya usianya,
dengan munculnya kerutan-kerutan yang sudah tampak di wajahnya. Poduska 2008 : 233, di dalam Aktualisasi diri, takut ditandai dengan
kekhawatiran,keragu-raguan, dan rasa gelisah yang sangat, sehingga mengalami takut. Dan di dalam aktualisasi dirin takut diterima sebagai bagian dari kemanusiaan.
Seseorang tidak malu karena takut, karena seseorang mampu menerima ketakutan dalam diri sendiri sebagaimana juga pada orang lain. Manusia takut, tetapi tidak
menundukkan kepalanya. Kenyataannya, seseorang mungkin dengan sengaja mencari pengalaman-pengalaman yang menimbulkan ketakutan dalam diri seseorang.
Contohnya tokoh utama Suguro, ia merasa takut akan semua yang terjadi padanya di masa tuanya, dengan kerutan-kerutan diwajahnya seperti yang tergambar dalam
cuplikan diatas, tetapi itu merupakan hal yang wajar. Sesorang pasti akan takut mati. Begitu juga tokoh utama Suguro dia juga manusia pasti merasakan akan takutnya
pada kematian. Dan proses pengaktualisasian dirinya inilah Suguro tetap merasakan takut disamping muncul berbagai masalah dimasa tuanya.
3.2.3. Tidak Aman Cuplikan hal 33
[...Wanita itu pantang mundur. Suguro teringat betapa ngototnya wanita itu mencengkeram lengan
jasnya di pesta itu, dan samar-samar dirasakannya bahayanya membiarkan urusan itu karena mungkin saja nanti akan berlarut
menjadi kontroversi besar. Ia mengejap-ngejapkan mata beberapa kali untuk mengusir rasa gelisah; itu memang kebiasaannya....]
Analisis
Dari cuplikan di atas bahwa tokoh Suguro mengalami wujud aktualisasi diri berdasarkan indikator pertumbuhan yang mandek yaitu tidak aman, terlihat jelas
karena kehadiran wanita yang mengaku pernah dekat atau bekencan dengan Suguro, Suguro pun merasa hidupnya tidak aman, karena Suguro merasa bahaya jika
membiarkan masalah wanita mabuk yang menarik jasnya itu berlarut-larut, dan hal itu juga bisa membahayakan karier Suguro.
Poduska 2008 : 239 Rasa tidak aman adalah suatu bagian yang melekat atau bawaan manusia.; dalam aktualisasi diri, seseorang menerima bahwa ia tidak pernah
merasa pasti aman. Seseorang tidak aman hanya karena kesadaran ia bahwa kesempatan-kesempatan itu bisa diambil dari dirinya. Dengan rasa tidak aman ini,
seseorang mencoba menjadi dirinya, dan tidak mencoba menjadi seseorang yang bukan dirinya. Dan ia tidak berusaha bertingkah laku di luar keterbatasannya.
Demikian juga tokoh utama dalam novel Skandal, yaitu Suguro juga mengalami perasaan yang tidak aman, tetapi ia tetap pada pendiriannya, dia hanya
mencari tahu siapa yang telah membuat hidupnya terganggu, dan mencari siapa yang membuat skandal dirinya, tetapi dia tidak lari dari arah hidupnya yaitu tetap sebagai
pengarang Katolik yang mencintai istrinya. Walaupun hubungan mereka tidak terlalu dekat dan tidak terbuka satu sama lain.
3.2.4. Harapan Cuplikan hal 304
[...Tak pernah kusangka dulu bahwa menjadi tua akan begini perwujudannya. Ketika aku masih muda, ketika kita suka berkumpul
di Meguro untuk berbincang-bincang, dan kemudian ketika aku
sedang jaya-jayanya, dalam hatiku ada semacam optimisme, dan aku yakin bahwa jika tua nanti aku akhirnya akan tegak berdiri di puncak
bukit, dan dengan tenang dan damai memandang kedataran di bawah yang diterangi sinar matahari sore yang lembut. Aku beranggapan
waktu itu bahwa paling tidak aku akan memetik suatu yang sedikit banyak merupakan kepastian tentang kehidupanku sendiri dan tentang
tulisan-tulisanku..]
Analisis
Dari cuplikan diatas tokoh Suguro mengalami wujud aktualisasi diri dari indikator pertumbuhan yang mandek yaitu harapan, tokoh Suguro dari cuplikan diatas
sewaktu mudanya memiliki harapan yang menyenangkan yaitu dapat berkumpul dengan teman sebayanya dan seprofesi dengan dirinya, dan selalu berharap tetap
bahagia tanpa ada halangan ataupun adanya cobaan hidup hingga azal menjemputnya. Poduska 2008: 249 orang yang beraktualisasi diri dianjurkan agar
melepaskan harapan-harapan. Pelepasan harapan menyediakan suatu kesempatan untuk mengalami hal-hal yang menakjubkan dan sangat menarik, menunjukkan cinta
dan sikap merawat yang tulus, dan mengembangkan suatu aliran atau proses kehidupan yang alamiah dan wajar. Satu-satunya perubahan yang terjadi apabila
seseorang melepaskan harapan ialah, perasaan puas dan penerimaan akan hidup sebagaimana yang dialami. Begitu juga yang di alami tokoh Suguro yang berharap
kebaikan dan kesenangan dalam hidupnya, suguro merasa puas dan akhirnya ia mengetahui apa yang seharusnya ia lakukan dengan umurnya yang semakin tua itulah
wujud aktualisasi diri tokoh Suguro.
3.2.5. Rasa Salah Cuplikan hal 101