dengan akses kepada semua bagian, free-form lay-out- yang juga dikenal dengan boutique lay-out, yaitu dengan menyusun peralatan dan
lorong-lorong secara asimetris. c. Komunikasi : Menurut Levy 2004:514, komunikasi dibagi menjadi
dua, yaitu “paid inpersonal communication- meliputi periklanan, promosi penjualan,suasana toko dan situs internet, unpaid impersonal
communication- metode utama untuk menghasilkan komunikasi umum tidak terbayar adalah publikasi melalui media massa”.
d. Lokasi : Menurut Levy 2004:218, ada tiga tipe lokasi yaitu”shopping center, lokasi kota, dan lokasi penempatan toko yang bebas”.
e. Harga : Menurut Levy 2004:478, ada dua tipe, yaitu”everyday low pricing strategi ini menekankan harga eceran yang berkesinambungan
pada suatu level antara harga non diskon dan harga diskon oleh competitor retailer”. High low princing – para pengecer menawarkan
sarana periklanan untuk mempromosikan penjualan secara rutin. f. Penggolongan barang : Menurut Levy 2004:362,”perencanaan dalam
hal variasi, campuran, dan stok barang”.
2.1.4. Segmentasi Pasar Ibu
Bentuk segmentasi pasar ibu yang paling sederhana dan umum dilakukan pemasar adalah dengan membagi pasar ibu ke dalam ibu
tradisional dan modern. Tradisonal adalah ibu-ibu yang punya keinginan untuk memdarmabaktikan sekuruh hidupnya untuk kepentingan keluarga.
Para ibu ini percaya bahwa seluruh pengorbanan yang selama ini mereka
berikan bertujuan agar keluarga dan anak-anak mereka menjadi lebih baik. Sementara modern adalah kelompok ibu yang memiliki pandangan yang
berbeda mengenai kepemilikan anak. Para ibu ini memiliki anak dan selalu ingin mendapatkan cinta dari anak-anak mereka. Mereka mencintai anak-
anak mereka dan ingin sesuatu yang terbaik buat masa depan anak-anak mereka namun di sisi lain mereka juga tidak mau menjadi ibu yang
kerepotan dalam mengurusi keluarga mereka. Meskipun mereka ingin anak- anak mendapatkan makanan sehari-hari yang sehat, namun mereka juga
ingin menyiapkan makanan tersebut dengan mudah. Segmentasi pasar ibu di Indonesia, menurut Kartajaya 2005:28,
ada lima segmen berdasarkan nilai-nilai dan perilaku ibu, yaitu”conservativist, socialist, high-flyer, ego-centrist, dan cosmopolitan”.
1. Pasar ibu yang ada di segmen conservativist adalah ibu-ibu yang masih memegang teguh nilai-nilai dasar dalam hidup seperti kejujuran, pekerja
keras, dan percaya diri. 2. Pasar ibu di segmen ego-centrist adalah ibu-ibu di segmen ini sangat
aktif dalam organisasi dan kegiatan sosial kemasyarakatan, baik di antara tetangga.
3. Pasar ibu di segmen high flyer adalah ibu yang memandang bahwa kesuksesan secara materi ini penting.
4. Pasar ibu di segmen ego-centrist adalah para ibu yang mempunyai niai individualis dan cenderung sangat dominan dalam hidupnya.
5. Pasar ibu di segmen cosmopolitan adalah didominasi oleh para ibu yang sudah berpandangan lebih modern. Contohnya ibu di Indonesia yang
tergolong dalam segmen ini mungkin salah satu artis legendaris Indonesia yaitu Christine Hakim.
2.1.5 Hubungan antar konsep
Di Indonesia wanita yang berkarir di luar rumah tangga juga di tuntut untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik. Hal ini karena
masih adanya pandangan tradisional, bahwa tugas seorang ibu adalah mengatur rumah tangga dan mendidik anak. Ibu yang bekerja adalah
wanita yang independen, mempunyai wawasan luas, lebih percaya diri, tetapi juga susah membagi waktu sehingga mengalami semacam gultry
feeling atau berdosa karena waktu lebih banyak digunakan untuk bekerja dari pada mendidik anak. Seorang ibu tentu akan selalu mendedikasikan
hidupnya untuk pengembangan dan kebaikan anak-anaknya. Menurut Kartajaya 2005:52 “ibu bekerja yang paling menentukan untuk
berbelanja di hypermarket mana”, hal ini di latarbelakangi dengan faktor- faktor Retail Mix, yang ditawarkan oleh pengelola manajemen suatu
hypermarket. Misalnya saja harga dan jenis produk barang yang ditawarkan di hypermarket lebih murah dan lebih lengkap apabila di
bandingkan dengan toko-toko kecil atau supermarket, sehingga para ibu bekerja cenderung memilih berbelanja di hypermarket dari pada
supermarket, untuk menghemat biaya pengeluaran rumah tangga.
Simpul dari keseluruhan strategi pemasaran adalah segmentasi. Berdasarkan segmentasi pelanggan
dapat menyusun dan mengimplementasikan strategi produk, promosi, pelayanan, atau strategi
harga. “Segmentasi adalah jendela bagi pemasar untuk melihat pasar secara teliti”. Menurut Kartajaya 2005:16, ibu–ibu bekerja sangat peduli
dalam membandingkan harga dan kualitas, maka dalam mempromosikan suatu produk ke ibu, para pemasar haruslah selalu menekankan aspek
value-for-money produk, alias murah tapi berkualitas. Misalnya saja “Hypermarket Carrefour adalah hypermarket yang menjadi favorit ibu-ibu
bekerja yang konsisten menyampaikan konsep value-for-money dalam pesan-pesan promosinya”. Menurut Kartajaya 2005:26, value atau nilai
yang didapatkan dari sebuah produk atau jasa itulah yang selalu digarisbawahi oleh kaum ibu bekerja ketika harus mengambil keputusan
membeli suatu produk atau menggunakan servis. Seorang ibu memang tidak mengutamakan harga yang murah saja dalam membeli suatu produk
atau barang. Namun, yang diperhatikan adalah “apakah yang bisa sebanding dengan uang yang harus di keluarkan”.
2.1.6 Teori Perilaku Kaum konsumen