Langkah-langkah Model Pembelajaran Taba Kelebihan dan Kekurangan Model Taba

Penalaran induktif memiliki tujuan sejalan dengan konstruktivisme. Penalaran induktif menggaris bawahi tujuannya yaitu membangun kemampuan siswa dalam berpikir, sedangkan konstruktivisme menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menemukan konsep dan membangun pengetahuannya sendiri. Seperti pernyataan Eggen sebelumnya, model Taba telah diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan sosial. Namun dengan alur model Taba yang mempunyai pemikiran induktif beraliran konstruktivisme, model Taba dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Penalaran induktif dan aliran konstruktivisme model pembelajaran tersebut sesuai untuk membangun kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar prisma dan limas yang bervariasi.

2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Taba

Tujuh langkah model Taba menurut Hilda Taba dalam Eggan et al. 1979: 198-199, adalah sebagai berikut. 1 Listing Tahap ini memiliki tujuan untuk mengantarkan siswa kepada materi yang akan dipelajari dan mengajak siswa melakukan observasi. Hasil observasi yang dilakukan digunakan sebagai data pada tahap selanjutnya. 2 Grouping Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mempertimbangkan data yang diperoleh dan membentuk kategori-kategori berdasarkan kesamaan yang ada. 3 Labelling, dilanjutkan dengan Data Collection Siswa diminta untuk memberi nama atau label pada tiap kategori yang telah disepakati. Guru membimbing siswa untuk membuat kategori yang tepat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Diantara tahap tiga dan empat, ada tahapan yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data mengenai tiap- tiap kategori yang ada. Tujuannya adalah untuk mengorganisir dan menunjukkan informasi data yang dimiliki. 4 Generalizing Tahap ini diawali dengan meminta siswa untuk menganalisis data yang ada. Kemudian, siswa diminta untuk menyimpulkan sesuai dengan fakta yang ditemukan. 5 Comparing Pada tahap ini siswa diminta untuk menganalisis lebih dalam. Pada tahap ini siswa dilibatkan dalam analisis perbandingan antar kategori dalam membangun kesimpulan yang lebih mendalam. 6 Explaining Pada tahap ini, siswa diminta untuk menjelaskan mengenai data yang diperoleh dan generalisasi yang mereka bangun. 7 Predicting, dilanjutkan dengan Closure Pada tahap ini, siswa diminta untuk memprediksi apa yang akan terjadi jika ditemukan suatu sebab. Siswa diminta untuk berpikir lebih mendalam dan ditantang menggunakan kreativitasnya dalam memanfaatkan informasi- informasi yang ada untuk memprediksi suatu kasus. Pada akhirnya, model Taba membawa siswa untuk merangkum dan menggeneralisasikan mengenai materi yang dipelajari bersama.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Taba

Kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Taba yaitu model memberi ruang kreativitas seluas-luasnya untuk siswa. Kegiatan pembelajaran mengalir disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menalar sehingga siswa benar-benar tahu karena mereka menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Model Taba beralurkan penalaran induktif. Penalaran tersebut lebih mudah diterima oleh siswa SMP dibandingkan dengan alur deduktif aksiomatis. Titik tekan model Taba juga menjadi salah satu kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh model lain, yakni model Taba menekankan pada bagaimana membantu siswa dalam membangun alur berpikir atau dengan kata lain menuntun siswa untuk belajar how to think Eggen et al., 1979: 192. Kekurangan pada model Taba adalah pelaksanaan model tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama. Kekurangan tersebut telah dievaluasi sehingga sintaks model Taba diperingkas. Tahap yang membutuhkan waktu relatif lama adalah tahap labelling dilanjutkan data collection. Sintaks dari model Taba termodifikasi terdiri atas empat langkah, yaitu generalizing, comparing, explaining, dan predicting yang dilanjutkan dengan closure. Pada model Taba termodifikasi, tahap pengumpulan data diganti dengan penyajian tabel atau grafik atau bentuk lain dari data secara langsung.

2.1.3 Concept Mapping

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL VAK BERBANTUAN POHON MATEMATIS

5 39 662

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PQ4R BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII

1 17 276

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

Dampak Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Matematika

0 2 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Mind Mapping Dan Concept Maps Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016.

0 5 14

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Mind Mapping Dan Concept Maps Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 16

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

0 1 8

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA - Raden Intan Repository

1 1 30