Definisi Model Pembelajaran Taba

Objek pembelajaran matematika adalah abstrak dan mengembangkan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan beberapa karakteristik pembelajaran matematika di sekolah Suherman, 2003: 299, yaitu 1 Pembelajaran matematika adalah berjenjang bertahap; 2 Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral; 3 Pembelajaran matematika menetapkan pola pikir deduktif; dan 4 Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Suatu proses pembelajaran dikatakan sukses apabila seorang guru dan sejumlah siswa mampu melakukan interaksi komunikatif terhadap berbagai persoalan pembelajaran di kelas dengan cara melibatkan siswa sebagai komponen utamanya. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, antara lain kondisi internal siswa dan kondisi pembelajaran.

2.1.2 Model Pembelajaran Taba

2.1.2.1 Definisi Model Pembelajaran Taba

Model pembelajaran Taba diambil dari nama penemunya, yaitu Hilda Taba. Menurut Eggen et al. 1979: 192, tujuan model pembelajaran Taba adalah sebagai berikut. Tujuan yang mendasari Model Taba adalah pengembangan kemampuan berpikir pada siswa yaitu, untuk mengajar siswa bagaimana berpikir. Taba seorang ahli teori kurikulum yang memiliki dampak signifikan terhadap pendidikan IPS saat ini, merasa bahwa guru terlalu sering memberikan generalisasi untuk siswa daripada mereka harus memproses informasi untuk membentuk generalisasi mereka sendiri. Sebagai solusi untuk masalah ini, dia mengembangkan sebuah model untuk mengajar siswa untuk melakukan pengamatan dan membentuk berbagai jenis kesimpulan dari pengamatan ini. Model pembelajaran Taba merupakan salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada penalaran induktif dan beraliran konstruktivisme. Penalaran induktif mempunyai arti suatu proses berpikir dari spesifik menuju general. Eggen et al. 1979: 110 juga menjelaskan tentang penalaran induktif atau Inductive Reasoning sebagai berikut. Dalam pemikiran induktif individu membuat sejumlah pengamatan yang kemudian diolah menjadi sebuah konsep atau generalisasi. Dalam pemikiran induktif, individu tidak memiliki pengetahuan abstraksi sebelumnya tetapi tiba-tiba setelah mengamati dan menganalisis pengamatan. Penalaran induktif memainkan peranan penting dalam pengembangan dan penerapan matematika. Penalaran induktif mengajarkan kepada siswa untuk menemukan sendiri kesimpulan atau generalisasi dari suatu kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa tidak hanya menerima konsep dari guru secara langsung tanpa adanya keterlibatan siswa dalam penarikan kesimpulan. Hal tersebut lebih mudah diterima siswa karena siswa selalu terlibat dalam setiap penemuan konsep yang akan mereka gunakan dalam belajar. Apabila materi yang disampaikan secara deduktif aksiomatis seperti matematika yang berlangsung dikebanyakan sekolah, siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi karena siswa hanya pandai menghafal konsep yang diberikan guru tidak mengikuti proses untuk mendapatkan konsep tersebut. Padahal ilmu menghafal saja tanpa mengerti proses, biasanya hanya bertahan pada rentang waktu yang singkat. Penyampaian materi secara induktif, siswa akan menemukan keyakinan dari konsep tersebut. Dengan keyakinan yang dibangun, ingatan siswa akan lebih tahan lama. Penalaran induktif memiliki tujuan sejalan dengan konstruktivisme. Penalaran induktif menggaris bawahi tujuannya yaitu membangun kemampuan siswa dalam berpikir, sedangkan konstruktivisme menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menemukan konsep dan membangun pengetahuannya sendiri. Seperti pernyataan Eggen sebelumnya, model Taba telah diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan sosial. Namun dengan alur model Taba yang mempunyai pemikiran induktif beraliran konstruktivisme, model Taba dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Penalaran induktif dan aliran konstruktivisme model pembelajaran tersebut sesuai untuk membangun kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar prisma dan limas yang bervariasi.

2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Taba

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL VAK BERBANTUAN POHON MATEMATIS

5 39 662

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PQ4R BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII

1 17 276

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

Dampak Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Matematika

0 2 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Mind Mapping Dan Concept Maps Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016.

0 5 14

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Mind Mapping Dan Concept Maps Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 16

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

0 1 8

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL TABA DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA - Raden Intan Repository

1 1 30