2.1.7.3 Teori Belajar Bruner
Menurut Suherman dkk 2003: 44, teori Bruner menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap struktur materi ide kunci dari suatu ilmu yang
dipelajari. Untuk melekatkan ide tertentu dalam pikirannya, anak harus aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan
menyusun representasi konsep tersebut, agar anak lebih mudah memahaminya. Berdasarkan teori Bruner, pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya
dapat menimbulkan partisipasi aktif siswa. Partisipasi aktif siswa dapat diciptakan melalui kegiatan diskusi, presentasi, atau melalui kegiatan tanya jawab dengan
menggunakan good question. Selain itu, perlu juga memperhatikan tahapan belajar siswa mulai dari enaktif, ikonik, kemudian simbolik.
1 Tahap Enaktif Pada tahap ini pengetahuan disajikan secara konkret, siswa melihat langsung
objek dan memanipulasinya. Pada tahap ini penerapan tahap enaktif dilakukan dengan melihat benda-benda sekitar yang berhubungan dengan
materi bangun ruang sisi datar. 2 Tahap Ikonik
Pada tahap ini penyajian pengetahuan dilakukan berdasarkan pada pikiran internal melalui gambar atau grafik. Pada penelitian ini penerapan tahap
ikonik dilakukan melalui penyajian gambar-gambar kontekstual tentang penerapan materi bangun ruang sisi datar melalui powerpoint maupun pada
Lembar Diskusi Siswa.
3 Tahap Simbolik Pada tahap ini siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang
objek tertentu. Siswa tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa
ketergantungan dengan objek riil. Implementasi tahap simbolik pada penelitian ini adalah manipulasi simbol serta rumus terkait luas permukaan
maupun volum bangun ruang sisi datar.
2.1.7.4 Teori Belajar Piaget
Salah satu teori belajar kognitif adalah teori Piaget. Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Sugandi 2004: 35-36, tiga prinsip utama dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut. 1 belajar aktif, yaitu pembelajaran merupakan proses aktif yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sehingga perlu diciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses
tersebut; 2 belajar melalui interaksi sosial, yaitu perlunya diciptakan suasana yang mendukung terjadinya interaksi diantara subjek belajar
agar perkembangan kognitif mereka mengarah ke banyak pandangan dan alternatif tindakan; 3 belajar melalui pengalaman sendiri atau
pengalaman nyata, yaitu pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna apabila siswa mengalami sendiri sehingga perkembangan
kognitif tidak hanya mengarah pada verbalisme.
Berdasarkan uraian di atas, teori Piaget mendukung pembelajaran model Taba. Pembelajaran model Taba merupakan salah satu pembelajaran aktif yang
dikembangkan oleh Hilda Taba. Dalam pembelajaran model Taba, keaktifan siswa berdiskusi secara kelompok diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang
disajikan. Dengan diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berinteraksi sehingga siswa memperoleh alternatif pandangan dalam menghadapi permasalahan
sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa.
2.1.8 Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar