2.1.8 Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Materi Prisma dan Limas merupakan salah satu materi pokok dari kompetensi dasar bangun ruang sisi datar. Materi ini terdapat dalam standar
kompetensi memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya. Materi pokok ini diajarkan pada kelas
VIII semester 2. Salah satu kompetensi dasar yang digunakan dalam standar kompetensi tersebut yaitu menemukan luas permukaan dan volum kubus, balok,
prisma dan limas, tetapi pada penelitian ini yang digunakan hanya menemukan luas permukaan dan volum prisma dan limas. Dalam kompetensi dasar tersebut
terdapat beberapa indikator pencapaian berpikir kreatif yang harus dipenuhi siswa, yaitu sebagai berikut
1 Berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan menerapkan konsep luas permukaan prisma dan limas.
2 Berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan menerapkan konsep volum prisma dan limas.
2.2 Penelitian yang relevan
Salah satu penelitian yang relevan dengan penerapan model pembelajaran Taba adalah penelitian Nurdiana 2011. Hasil dari penelitian Nurdiana
menyebutkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP yang mendapat pembelajaran Taba lebih baik daripada siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional. Penelitian yang relevan dengan penerapan model pembelajaran Hilda Taba
juga dilakukan oleh Qonita 2012. Dari hasil penelitiannya, Qonita
menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandung yang diberikan model pembelajaran
Induktif versi Hilda Taba lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
ekspositori. Namun, dalam akhir penelitiannya Qonita memberi saran bagi penelitian yang terkait dengan model pembelajaran yang sama, ada baiknya
seorang peneliti mengobservasi lebih jauh bagaimana karakteristik siswa yang akan dihadapi. Karena kebanyakan bahkan hampir seluruh siswa merasa kesulitan
diajak berfikir induksi, mereka terbiasa pusat informasi ada di guru.
2.3 Kerangka Berfikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh setiap siswa di semua jenjang pendidikan. Oleh Karena itu mata pelajaran matematika
mempunyai peranan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan
berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif ternyata jarang menjadi perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang umumnya diterapkan di sekolah
adalah pembelajaran ekspositori yang masih terfokus pada guru. Hal tersebut menghambat potensi berpikir kreatif siswa dalam menyerap mata pelajaran
matematika. Selain itu, kurang optimalnya pemanfaatan media juga mempengaruhi keadaan ini. Salah satu sekolah yang masih menggunakan model
pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran matematika adalah SMP Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang.
Inovasi pembelajaran diperlukan untuk mendukung perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memilih model pembelajaran yang tepat serta dengan memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk
membangun kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menghadapi persoalan matematika adalah model Taba. Model pembelajaran Taba menekankan siswa
how to think, siswa dibiasakan membangun pemahamannya sendiri hal itu sesuai dengan teori Ausubel. Selain itu, model Taba juga menekankan siswa untuk aktif
selama proses pembelajaran termasuk didalamnya adalah proses diskusi, sesuai dengan teori Piaget dan teori Vygotsky. Diharapkan penerapan model tersebut
terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menghadapi persoalan matematika yang rumit.
Strategi pembelajaran juga diperlukan dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi pembelajaran Concept
Mapping. Peta konsep biasanya sudah tersedia pada halaman awal pada setiap Bab, akan tetapi pada kenyataannya kurang dimanfaatkan oleh guru dalam
pembelajaran. Padahal jika peta konsep tersebut dikembangkan oleh siswa dengan bantuan guru disertai tampilan yang lebih menarik dan sesuai pemahaman siswa,
hal tersebut bisa menjadi jembatan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan khususnya materi bangun ruang sisi datar. Kemampuan berpikir kreatif pun bisa
terlihat dari setiap peta konsep yang dibuat oleh siswa. Dengan kemampuan pemahaman yang lebih mendalam akan materi yang
diberikan dengan Concept Mapping diharapkan dapat menambah percaya diri
siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika tanpa ragu dalam memilih jalan penyelesaiannya, dengan percaya diri yang dimiliki diharapkan pula dapat
meningkatkan karakter yang lainnya. Pembelajaran matematika model Taba dengan strategi Concept Mapping
merupakan perpaduan yang tepat untuk menciptakan kondisi belajar yang mendukung perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan karakter siswa. Bagan
kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Model Pembelajaran Taba
dan Strategi Concept Mapping
Model Pembelajaran Ekspositori
Teori Belajar:
Teori Ausubel Teori Vygotsky
Teori Bruner Teori Piaget
Keefektifan Pembelajaran Matematika Model Taba dengan Strategi Concept Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Daya serap siswa pada butir soal materi pokok bangun ruang sisi datar rendah
Latar Belakang
Pembelajaran masih terfokus pada guru sehingga siswa belum memperlihatkan
kemampuan berpikir kreatif
Proses Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelancaran, Keluwesan, Keaslian, Keterincian
Kesimpulan
Karakter Siswa:
Tanggung jawab, Kerja sama, Kreatif, Percaya Diri
2.4 Hipotesis