dalam  mengkonstruk  pengetahuan  siswa  sehingga  pembelajaran  menjadi  lebih bermakna.
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  peta  konsep  dalam pembelajaran  sebagai  jembatan  untuk  siswa  memahami  materi  yang  diajarkan
yaitu  mengenai  bangun  ruang  sisi  datar  prisma  dan  limas.  Selanjutnya,  dalam pemberian tugas kelompok yaitu pada Lembar Diskusi Siswa 1 pada Lampiran 23,
siswa  secara  berkelompok  diminta  untuk  membuat  peta  konsep  mengenai bagaimana memperoleh rumus luas permukaan prisma dan limas. Selain itu, pada
akhir pembelajaran yaitu pada tahap closure, guru menampilkan peta konsep dari materi  yang  telah  diajarkan  kemudian  siswa  diminta  oleh  guru  untuk  membuat
peta  konsep  sesuai  dengan  kreativitas  masing-masing  siswa.  Hasil  dari  peta konsep tersebut dapat memperlihatkan karakter kreatif masing-masing siswa.
2.1.4 Karakter Siswa
Faktor-faktor yang memberikan kontibusi terhadap proses dan hasil belajar adalah  kondisi  internal  dan  eksternal  siswa
Rifa’I    Anni,  2011:  97.  Kondisi eksternal  merupakan  faktor  yang  berasal  dari  luar  diri  siswa,  sedangkan  kondisi
internal berasal dari diri siswa yang termasuk didalamnya adalah karakter. Secara  etimologis,  kata  karakter  dalam  bahasa  Indonesia  “karakter”
diartikan  sebagai  tabiat,  sifat-sifat  kejiwaan,  akhlak  atau  budi  pekerti  yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut kemendiknas 2010, karakter
adalah watak tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi  berbagai  kebajikan  virtues,  yang  diyakini  dan  digunakan  sebagai
landasan  untuk  cara  pandang,  berpikir,  bersikap,dan  bertindak.  Nilai-nilai  luhur
yang  terdapat  di  dalam  adat  dan  budaya  suku  bangsa  kita,  telah  dikaji  dan dirangkum  menjadi  satu.  Berdasarkan  kajian  tersebut  telah  teridentifikasi  butir-
butir  nilai  luhur  yang  diinternalisasikan  terhadap  generasi  bangsa  melalui pendidikan karakter.
Karakter  dalam  penelitian  ini  adalah  karakter  yang  diharapkan  muncul maupun  yang  tidak  diduga  muncul  dalam  penerapan  pembelajaran  matematika
model Taba dengan strategi Concept Mapping. Karakter yang diharapkan muncul oleh  peneliti  dalam  pembelajaran  model  Taba  dengan  strategi  Concept  Mapping
adalah tanggung jawab, kerja sama, kreatif, dan percaya diri, sedangkan karakter yang tidak diduga dapat  muncul adalah karakter yang tidak dirancang tetapi bisa
muncul sebagai implikasi dari implementasi model Taba dengan strategi Concept Mapping
Terkait  kondisi  internal,  salah  satu  faktor  yang  berpengaruh  terhadap proses  dan  hasil  belajar  matematika,  ialah  self-belief.  Hannula,  Maijala,
Pehkonen  2004:  17  mengungkapkan  bahwa  keyakinan    belief    terhadap    diri sendiri  memiliki  hubungan  yang  luar  biasa  dengan  kesuksesan siswa  dalam
belajar  matematika. Percaya diri merupakan salah satu dari nilai pendidikan karakter. Percaya
diri  adalah  sikap  yakin  akan  kemampuan  diri  sendiri  terhadap  pemenuhan tercapainya  setiap  keinginan  dan  harapannya  Aqib,  2011:  7.  Konsep    percaya
diri  pada  dasarnya  merupakan  suatu  keyakinan  untuk  menjalani  kehidupan, mempertimbangkan  pilihan  dan  membuat  keputusan  sendiri  pada  diri  sendiri
bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu Suhardita, 2011: 130.
Dalam  kurikulum  2013  terdapat  penilaian  pencapaian  kompetensi  sikap, salah  satunya  adalah  sikap  sosial  yang  merupakan  penjabaran  dari  KI-2.  Dalam
sikap  sosial  terdapat  beberapa  sikap  lagi  antara  lain:  jujur,  disiplin, tanggungjawab,  toleransi,  gotong  royong,  santun  atau  sopan,  dan  percaya  diri.
Terdapat  beberapa  indikator  penilaian  sikap  percaya  diri,  yaitu:  1  Berani presentasi  di  depan  kelas;  2  Berani  berpendapat,  bertanya,  atau  menjawab
pertanyaan. Selain percaya diri, terdapat karakter tanggung jawab, karakter kreatif dan
karakter  kerja  sama  yang  diharapkan  muncul  dalam  pembelajaran  model  Taba dengan  strategi  Concept  Mapping.  Tanggung  jawab  adalah  sikap  dan  perilaku
seseorang  untuk  melaksanakan  tugas  dan  kewajibannya  yang  seharusnya  dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,  lingkungan alam, sosial  dan budaya,
negara, dan Tuhan Yang Maha Esa Kemendiknas, 2010: 9-10. Adapun indikator tanggung  jawab  menurut  kemendiknas  2010:  7  adalah  1  menunjukkan  sikap
dan  perilaku  untuk  melaksanakan  tugas  dan  kewajibannya  yang  seharusnya  dia lakukan  terhadap  diri  sendiri;  2  menunjukkan  sikap  dan  perilaku  untuk
melaksanakan  tugas  dan  kewajibannya  yang  seharusnya  dia  lakukan  terhadap kelompok.
Menurut  Kemendiknas  2010:  9-10,  kreatif  adalah  berpikir  dan melakukan  sesuatu  untuk  menghasilkan  cara  atau  hasil  baru  dari  sesuatu  yang
telah  dimiliki.  Adapun  indikator  kreatif  menurut  Masrukan  2014:  82,  meliputi 1 mengemukakan pikiran atau gagasan  yang menghasilkan cara atau hasil baru
yang  telah  dimiliki;  2  melakukan  tindakan  yang  menghasilkan  cara  atau  hasil
baru  yang  telah  dimiliki,  sedangkan  indikator  kerja  sama  menurut  Armawinata 2007 adalah 1 ikut serta ambil bagian menyelesaikan tugas kelompok; 2 mau
menerima pendapat orang lain. Pemilihan keempat karakter yaitu tanggung jawab, kerja sama, kreatif dan
percaya  diri  berhubungan  dengan  model  Taba  dan  strategi  Concept  Mapping. Pada  pembelajaran  model  Taba  dikenal  dengan  penalaran  induktif  yaitu
mengajarkan  kepada  siswa  untuk  menemukan  sendiri  kesimpulan  atau generalisasi dari materi yang diajarkan, hal tersebut berhubungan dengan karakter
tanggung  jawab  yaitu  siswa  bertanggung  jawab  terhadap  diri  sendiri  untuk memahami  apa  yang  telah  disampaikan  oleh  guru,  berhubungan  dengan  karakter
kerja sama yaitu ketika ada siswa yang belum memahami apa yang dimaksudkan, dalam diskusi kelompok terlihat karakter kerja sama, begitu pula dengan karakter
kreatif  dan  percaya  diri  dapat  terlihat  ketika  diskusi  kelompok  dan  ketika  siswa menjelaskan  hasil  diskusinya.  Untuk  keempat  karakter  berhubungan  dengan
Concept  Mapping  yaitu  ketika  siswa  diminta  untuk  membuat  peta  konsep  baik secara  individu  maupun  kelompok  akan  terlihat  bagaimana  karakter  tanggung
jawab, kerja sama, kreatif, dan percaya diri masing-masing siswa. Penilaian  terhadap  karakter  siswa  dilakukan  secara  terus  menerus  oleh
guru  dengan  mengacu  pada  indikator  nilai-nilai  budaya  dan  karakter.  Melalui pengamatan, catatan guru, tugas, laporan dan sebagainya guru dapat memberikan
kesimpulanpertimbangan  yang  dinyatakan  dalam  pernyataan  kualitatif  sebagai berikut.
1  BT Belum Terlihat – apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator. 2  MT  Mulai  Terlihat
–  apabila    siswa  sudah  mulai  memperlihatkan  adanya tanda-tanda  awal  perilaku  yang  dinyatakan  dalam  indikator  tetapi  belum
konsisten. 3  MB Mulai Berkembang
– jika siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda dan perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4  MK  Menjadi  Kebiasaan –  apabila  siswa  terus  menerus  memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten. Kemendiknas, 2010: 23.
2.1.5 Kemampuan Berpikir Kreatif