Hubungan Kemampuan Keaksaraan dengan Penerapan Fungsional Kemampuan Keaksaraan

77 mengatakan bahwa dengan belajar lagi dirumah membuat kemampuan baca tulis hitungnya tetap masih ada.

9.3 Hubungan Kemampuan Keaksaraan dengan Penerapan Fungsional Kemampuan Keaksaraan

Kemampuan keaksaraan seorang warga belajar akan mempengaruhi penerapan kemampuannya tersebut dalam kehidupan. Penerapan kemampuan keaksaraan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kemampuan secara fungsional dari kemampuan baca tulis hitung warga belajar, seperti kemampuan membaca dan biodata sendiri, membaca undangan, dan membaca waktu pada jam. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal huruf. Berdasarkan data yang diperoleh warga belajar dengan tingkat kemampuan keaksaraan tinggi dan melakukan penerapan fungsional kemampuan keaksaraannya ada sebanyak 6 100 persen orang dari seluruh responden yang memiliki kemampuan keaksaraan tinggi 6 orang. Sementara warga belajar yang memiliki tingkat kemampuan keaksaraan rendah namun dapat melakukan penerapan fungsional kemampuan keaksaraan ada sebanyak 1 orang 3,4 persen dari 29 responden yang tingkat kemampuan keaksaraanya rendah. 78 Tabel 12. Hubungan Kemampuan Keaksaraan Responden dengan Penerapan Fungsional Kemampuan Keaksaraan di PKBM Damai Mekar, Kelurahan Sukadamai, Tahun 2008 Penerapan Fungsional Kemampuan Keaksaraan Kemampuan Keaksaraan Rendah Tinggi Jumlah Rendah 28 96,6 1 3,4 29 100 Tinggi 0 0 6 100 6 100 Jumlah 28 80 7 20 35 100 Keterangan: = persentase X ² hitung = 28,966 X ² α 0.05 db 1 = 3,84 Berdasarkan hasil analisis dengan metode chi-square didapatkan X² hitung 28,966 X² α 0.05 db 1 sebesar 3,84. Hal ini menunjukan terdapat hubungan antara kemampuan keaksaraan dengan penerapan fungsional kemampuan keaksaraan tersebut atau kemampuan keaksaraan mempengaruhi penerapan kemampuan keaksaraan warga belajar. Terlihat warga belajar dengan kemampuan keaksaraan tinggi, ia juga dapat menerapkan secara fungsional kemampuan keaksaraannya tersebut. Terdapat 1 warga belajar yang kemampuan keaksaraannya rendah namun ia dapat menerapkan kemampuan keaksaraannya secara fungsional. Hal ini terjadi karena WB tersebut dapat pula dikatakan kemampuan keaksaraanya hampir cukup tinggi, hanya beberapa skor kemampuan keaksaraannya yang hampir mencukupi standard skor kelulusan kemampuan keaksaraan skor ≥ 318 sehingga penerapan fungsional yang telah mampu ia lakukan didasarkan atas kemampuan keaksaraannya yang meningkat pula. 79

9.4 Hubungan Kemampuan Keaksaraan dengan Kepercayaan Diri WB