7
Pada konferensi UNESCO tahun 1978, pengertian melek aksara merupakan penggunaaan keaksaraan dalam seluruh aktivitas seseorang dan berfungsi efektif bagi
kelompoknya dan masyarakat, yang juga memberi kemungkinan bagi dia untuk menggunakannya dalam membaca, menulis dan berhitung bagi perkembangan dirinya
sendiri maupun masyarakat. Setelah tahun 1980-an dan 1990 keaksaraan atau melek aksara diperluas maknanya untuk mengakomodasi tantangan globalisasi termasuk
dampak teknologi baru dan media informasi serta pengetahuan ekonomi UNESCO, 2006. Secara mantap digariskan bahwa keaksaraan adalah hak dan kunci menuju hak
yang lain, serta memberikan bukti tentang multipersonal, manfaat sosial dan ekonomi UNESCO, 2006.
Pengukuran melek aksara seseorang yang digunakan dalam sensus nasional adalah kemampuan membaca dan menulis sebuah pernyataan sederhana tentang
keaksaraannya sehari-hari Djalal, 2006. Melek aksara di Indonesia memainkan peranan penting dalam dalam meningkatkan kehidupan perekonomian individu yang
aman dan kesehatannya bagus serta memperkaya masyarakat dengan pembangunan modal manusia, pengembangan identitas budaya dan toleransi, serta mempromosikan
partisipasi warga negara Djalal, 2006.
2.1.2 Hakekat Pemberdayaan
Menurut Meriam Webster dan Oxford English Dictionary dalam Zarida 2000, kata empower mempunyai dua arti, yaitu pertama, to give power or authority
to dan kedua, to give ability to or enable. Pengertian pertama diartikan sebagai
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan atau mendelegasikan otoritas ke pihak
8
lain. Sedangkan hal yang kedua diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai
upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar rakyat mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan
kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan Sumodiningrat, 1999. Menurutnya upaya pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata lain
pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Selain itu, strategi pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptaan kesempatan
kerja dan peluang berusaha yang memberikan pendapatan yang memadai bagi masyarakat. Pemberdayaan tidak hanya menyangkut pendanaan tetapi juga
peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kelembaagaan. Suatu pemberdayaan ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya
kuasa untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka untuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial
dalam melakukan tindakan Nasdian, 2003. Konsep dan gerakan pemberdayaan menurut Pranarka 1996 memusatkan perhatian pada kenyataan bahwa manusia atau
sekelompok manusia dapat mengalami kendala dan hambatan dalam proses dan gerak aktualisasi eksistensinya. Dengan demikian, pemberdayaan dalam hal ini adalah
berusaha untuk menciptakan kondisi yang memberikan kemungkinan bagi setiap manusia untuk dapat menunaikan tugas aktualisasi eksistensinya seluas-luasnya dan
setinggi-tingginya Zaridah, 2000.
9
Pengukuran keberhasilan dari suatu pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat dari adanya indikator keberhasilan dari program pemberdayaan masyarakat.
Menurut Sumodiningrat 1999 terdapat lima indikator keberhasilan dari program pemberdayaan masyarakat, antara lain: 1 berkurangnya jumlah penduduk miskin;
2 berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia; 3 meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya; 4 meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan
makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi, serta makin luasnya
interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat; 5 serta meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai oleh
peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.
2.1.3 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemberantasan Buta Aksara