66
8.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan Keluarga dengan Kemampuan Keaksaraan
Menurut pada Tabel 10, terdapat responden dengan tingkat pendidikan keluarga rendah dan memiliki tingkat kemampuan keaksaraan tinggi sebanyak 2
orang 11,1 dari 18 responden yang tingkat pendidikan keluarganya rendah. Responden dengan tingkat pendidikan keluarga tinggi dan memiliki tingkat
kemampuan keaksaraan tinggi sebanyak 4 orang 23,5 persen dari 17 responden yang tingkat pendidikan keluarganya tinggi.
Diantara responden yang tingkat pendidikan keluarganya tinggi memiliki orang tua dan saudara yang pernah mengikuti sekolah rakyat. Menurut mereka,
mereka tidak dapat ikut merasakan sekolah tersebut karena terdapat deskriminasi terhadap perempuan untuk mengikutinya. Selain itu ada anggapan bahwa perempuan
akan kembali mengurus rumah tangga dan akan bekerja di dapur maka belajar membaca dan menulis tidak perlu dimiliki perempuan.
Diperoleh hasil analisis menggunakan uji chi square bahwa hubungan tingkat pendidikan keluarga dengan kemampuan keaksaraan tidak terdapat hubungan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil uji analisis tersebut, yaitu X²
hitung
0,949 X²
α
0.05
db 1 3,84. Dari hasil analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan keluarga tidak
memiliki hubungan terhadap kemampuan keaksaraan warga belajar. Hasil lapangan pun menunjukan bahwa terdapat 2 responden yang memiliki tingkat kemampuan
keaksaraan tinggi namun tingkat pendidikan keluarganya rendah. Berdasarkan wawancara kepada responden tersebut, meskipun keluarga mereka tidak ada yang
dapat membaca dan menulis namun mereka memiliki semangat yang tinggi untuk
67
bisa baca tulis yaitu dengan sungguh-sungguh belajar pada program KF dan belajar kembali di rumah, seperti yang dituturkan oleh salah seorang responden:
”...Bapak ama ibu saya seinget saya gak bisa baca. Tapi alhamdulilah belajar sedikit demi sedikit bisa, biar masih beuleut bodoh. Ya belajar
aja waktu dulu di rumah, tanya-tanya ama anak yang masih SD” EN, 46 tahun.
Responden dengan kemampuan keaksaraan tinggi dan tingkat pendidikan keluarganya tinggi, merasa keluarga mereka cukup membantu peningkatan
kemampuan keaksaraannya. Seperti responden yang orangtua, saudara, suami atau anaknya bisa membaca memberi pengalaman mereka untuk dapat mengenal huruf
sebelum mengikuti program. Selain itu responden yang pendidikan keluarganya tinggi memberikan motivasi dan membantu responden untuk bisa membaca dan
menulis.
8.2.2 Hubungan Dukungan dari Keluarga dengan Kemampuan Keaksaraan