Profil Warga Belajar Program KF PKBM Damai Mekar

39 Dana kegiatan belajar dan praktek berasal dari PKBM, mitra kerjasama PKBM seperti PKK Kota Bogor atau SKB Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Tanah Sareal, dan swadaya dari tutor. Dana yang berasal dari PKBM tersebut berasal dari UPTD Pendidikan setempat. Dana tersebut dianggarkan untuk membayar honor tutor dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Jumlah tutor yang ada di PKBM Damai Mekar saat ini ada 14 orang dan 6 orang dari mereka adalah tutor untuk program KF. Para tutor juga pernah mengikuti pelatihan untuk mengembangkan teknik pengajaran mereka. Kegiatan KF sendiri mendapatkan perhatian dari mitra kerjasama seperti SKB Sanggar Kegiatan Belajar dan PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Menurut kelembagaan ini program KF merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat khususnya dalam lingkup keluarga, dengan meningkatkan kemampuan baca tulis hitung ibu rumah tangga di Kelurahan Sukadamai.

5.4 Profil Warga Belajar Program KF PKBM Damai Mekar

Warga belajar yang mengikuti program KF PKBM Damai Mekar periode Juni-November 2007 secara keseluruhan adalah ibu rumah tangga yang berada di RW 01 dan 10 Kelurahan Sukadamai. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh cuci, pembersih benang pada pakaian garmen, pemisah benang gujir dari ban mobil, pengoret rumput pada sawah milik orang lain atau pengoret halaman rumah pada komplek perumahan, dan ada juga yang membuat warung jajanan. Warga belajar yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga harus bekerja sejak pukul 6 pagi hingga pekerjaan rumah selesai atau sekitar waktu dzuhur jam 12 siang. Namun ada pula yang bekerja sampai sore hari hingga pukul 4 sore karena 40 harus menjaga anak dari majikan mereka. Kesibukan seperti inilah yang membuat kebanyakan dari mereka tidak selalu aktif mengikuti kegiatan belajar KF, selain itu mereka sering mengeluh capek untuk belajar KF karena pekerjaan mereka. Hampir keseluruhan dari mereka adalah penduduk asli setempat yang menikah dan memiliki keluarga pada wilayah tersebut. Rata-rata pendidikan mereka sangat minim. Banyak dari mereka yang tidak pernah mengalami sekolah formal karena keterbatasan akses pada kelembagaan pendidikan dan biaya sekolah yang tinggi pada saat usia sekolah mereka. Pendidikan saat dulu hanya cocok untuk laki-laki. Perempuan dianggap lebih cocok berada di rumah saja mengurus pekerjaan rumah dibandingkan pergi sekolah. Terdapat beberapa warga belajar yang mengaku pernah mengikuti sekolah namun mereka hanya belajar agama saja seperti mengaji, atau mereka biasa menyebut sekolah madrasah. Mereka sama sekali tidak diajarkan huruf latin saat itu. Inilah salah satu penyebab kebutaaksaraan mereka saat ini. Setelah dilakukan pengambilan data, ternyata warga belajar yang merasa pernah mengikuti program KF PKBM Damai Mekar hanya terdapat 35 warga belajar dari 43 warga yang tercatat oleh PKBM Damai Mekar sebagai warga belajar KF mereka. Hal ini terjadi karena setelah warga yang terdaftar sebagai warga belajar KF PKBM Damai Mekar, namun beberapa dari mereka tidak mengikuti kegiatan belajar program KF sama sekali. Sehingga mereka tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner yang berhubungan dengan kegiatan belajar program KF, selain itu mereka juga tidak termasuk ke dalam karakteristik sebagai responden penelitian. 41

5.5 Ikhtisar Bab V