Gambaran Umum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Damai Mekar Program Keaksaraan Fungsional PKBM Damai Mekar

35

5.2 Gambaran Umum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Damai Mekar

PKBM Damai Mekar dibentuk pada tahun 1998 oleh keluarga besar Bapak Haji Yusron. Pada saat itu program yang dilaksanakan PKBM masih terdiri dari Kejar Paket A setara SD dan PBA Program Pemberantasan Buta Aksara. Barulah pada tanggal 9 Maret 1999 PKBM Damai Mekar dioperasionalkan di bawah Yayasan Majelis Ta’lim Nurrahmah. Program yang dilaksanakan saat ini tidak hanya Kejar Paket A dan PBA saja, namun juga terdapat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, Kejar Paket A setara SD, B setara SMP dan C setara SMA, KF Keaksaraan Fungsional yang hampir sama dengan PBA, Kelompok Belajar Usaha KBU, dan Kelompok Belajar Olahraga KBO. Kegiatan belajar masyarakat sendiri dilakukan di gedung Yayasan Nurrahmah untuk program Kejar Paket dan PAUD. Sedangkan kelompok belajar KF dilaksanakan di sekitar tempat tinggal warga belajar, seperti di rumah salah satu warga belajar. Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mudah diakses oleh warga belajar KF. Kegiatan KBU dipraktekan langsung dengan membentuk warung jajan untuk anak sekolah dasar yang berada di sekitar lingkungan PKBM.

5.3 Program Keaksaraan Fungsional PKBM Damai Mekar

Program Keaksaraan Fungsional pada PKBM Damai Mekar telah menyentuh beberapa RW di Kelurahan Sukadamai, yaitu terdiri dari RW 1, 6, 7 dan 10 pada awal tahun 2007. Dan saat ini yang sedang dilakukan penggarapan adalah RW 02, 08 dan 09 sejak bulan November 2007. Sedangkan RW 03, 04 dan 05 adalah wilayah 36 Komplek Perumahan Budi Agung yang tidak dijadikan target sasaran program KF. RW 01 dan 10 merupakan RW yang menjadi unggulan kelompok belajar, karena warga belajarnya lebih aktif dari kelompok belajar RW lain. Selain itu juga kelompok belajar ini diikutsertakan pada program unggulan P2WKSS Program Pemberdayaan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera dari PKK Kota Bogor tahun 2007. Jumlah penduduk yang buta huruf pada RW 10 sekitar 5 kelompok atau 50 orang namun yang hanya mengikuti program KF 18 orang. Begitu pula pada warga RW 01 hanya 17 orang yang mengikuti program KF. Pada RW 01 ini akan direncanakan untuk menindaklanjuti program KF, yaitu akan dilaksanakan program KF ke tahap lanjutan. Pada beberapa RW yang menjadi target wilayah pemberantasan buta aksara, sebagian warganya ada yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga PRT khususnya para wanita. Menjadi salah satu alasan mereka tidak dapat mengikuti program KF karena kesibukan bekerja sebagai PRT, yang bekerja mulai pagi hari sekitar jam 7:00 hingga sore sekitar jam 16:00. Selain alasan kesibukan bekerja, mereka juga enggan datang karena rasa malu mereka tidak dapat membaca dan menulis. Kegiatan belajar di RW 01 dan 10 dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Tempat belajar di RW 01 berada di salah satu rumah warga belajar, sedangkan untuk tempat belajar di RW 10 berada di Majelis Aisyah yang berada di RW 10. Warga belajar pada RW 10 terbilang memiliki motivasi tinggi untuk belajar baca tulis hitung. Kegiatan belajar terdiri dari belajar keaksaraan dasar baca tulis hitung dengan beberapa teknik pembelajaran, seperti belajar mengenal huruf dan angka, membaca suku kata, kata, kalimat, menulis huruf dan angka, berhitung dengan melakukan 37 penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pembelajaran tersebut dilakukan berulang-ulang hingga WB lancar melakukannya. Teknik belajar yang paling efektif diterapkan secara individual pada WB adalah dengan menggunakan panduan pembelajaran berupa buku pedoman belajar untuk PAUD Pendidikan Anak Usia Dini atau TK, meskipun telah diterapkan pula teknik pembelajaran berdasarkan panduan belajar untuk program KF. Selain itu juga diterapkan metode belajar aksi dengan menggunakan kartu huruf dan angka yang dapat memudahkan WB untuk menghafal huruf dan merangkai kata dari kartu-kartu huruf tersebut. Dipakai pula alat hitung berupa bij-biji tasbih yang disusun pada tali. Selain itu juga digunakan tulisan kata pada selembar karton seperti tulisan pada poster yang dilengkapi gambar-gambar pula. Selain belajar keaksaraan dasar, WB juga diajarkan beberapa keterampilan seperti membuat baki hantaran dan membuat kue, selain untuk menambah keterampilan juga memperlancar kemampuan baca tulis dengan praktek langsung serta menarik perhatian dan menambah motivasi untuk belajar. WB tidak dikenakan biaya untuk mengikuti praktek tersebut. Mereka hanya cukup datang dan belajar keterampilan tersebut sambil mengasah kemampuan baca tulis hitung mereka. 38 Gambar 2. Aktivitas Praktek Keterampilan Warga Belajar KF di Majelis Tempat Belajar Gambar 3. Warga Belajar KF Bersama Tutor PKBM Damai Mekar Gambar 4. Ujian Warga Belajar yang Diawasi oleh Tutor di Majelis Tempat Belajar 39 Dana kegiatan belajar dan praktek berasal dari PKBM, mitra kerjasama PKBM seperti PKK Kota Bogor atau SKB Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Tanah Sareal, dan swadaya dari tutor. Dana yang berasal dari PKBM tersebut berasal dari UPTD Pendidikan setempat. Dana tersebut dianggarkan untuk membayar honor tutor dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Jumlah tutor yang ada di PKBM Damai Mekar saat ini ada 14 orang dan 6 orang dari mereka adalah tutor untuk program KF. Para tutor juga pernah mengikuti pelatihan untuk mengembangkan teknik pengajaran mereka. Kegiatan KF sendiri mendapatkan perhatian dari mitra kerjasama seperti SKB Sanggar Kegiatan Belajar dan PKK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Menurut kelembagaan ini program KF merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat khususnya dalam lingkup keluarga, dengan meningkatkan kemampuan baca tulis hitung ibu rumah tangga di Kelurahan Sukadamai.

5.4 Profil Warga Belajar Program KF PKBM Damai Mekar