67
bisa baca tulis yaitu dengan sungguh-sungguh belajar pada program KF dan belajar kembali di rumah, seperti yang dituturkan oleh salah seorang responden:
”...Bapak ama ibu saya seinget saya gak bisa baca. Tapi alhamdulilah belajar sedikit demi sedikit bisa, biar masih beuleut bodoh. Ya belajar
aja waktu dulu di rumah, tanya-tanya ama anak yang masih SD” EN, 46 tahun.
Responden dengan kemampuan keaksaraan tinggi dan tingkat pendidikan keluarganya tinggi, merasa keluarga mereka cukup membantu peningkatan
kemampuan keaksaraannya. Seperti responden yang orangtua, saudara, suami atau anaknya bisa membaca memberi pengalaman mereka untuk dapat mengenal huruf
sebelum mengikuti program. Selain itu responden yang pendidikan keluarganya tinggi memberikan motivasi dan membantu responden untuk bisa membaca dan
menulis.
8.2.2 Hubungan Dukungan dari Keluarga dengan Kemampuan Keaksaraan
Berdasarkan dukungan dari keluarga, jumlah responden yang memiliki tingkat kemampuan keaksaraan tinggi dengan dukungan dari keluarga rendah sebanyak 3
orang 13,6 persen dari 22 responden dengan dukungan rendah dari keluarga. Begitupun responden dengan dukungan tinggi dari keluarga dan kemampuan
keaksaraan tinggi sebanyak 3 orang 23,1 persen dari semua responden dengan dukungan tinggi dari keluarga 13 orang.
Setelah dilakukan analisis menggunakan uji chi-square, diperoleh X²
hitung
0,513 X²
α
0.05
db 1 sebesar 3,84. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan dari keluarga dengan kemampuan keaksaraan. Terlihat
68
dari data di atas terdapat warga belajar yang memiliki kemampuan keaksaraan tinggi meskipun dukungan dari keluarga rendah. Mereka yang kurang mendapatkan
perhatian dari keluarga dalam belajar namun tetap memiliki motivasi untuk tetap belajar membaca dan menulis meskipun tidak hanya melalui program KF.
Berdasarkan hasil penuturan warga belajar yang memiliki dukungan tinggi dari keluarga, mereka merasa dukungan dari keluarga sangat mempengaruhi semangat
mereka untuk belajar membaca dan menulis. Mereka merasa terbantu melancarkan kemampuan keaksaraannya dengan belajar bersama anak atau suami.
8.2.3 Hubungan Teknik Pembelajaran oleh Tutor dengan Kemampuan Keaksaraan
Berdasarkan data yang ada pada Tabel 10 mengenai teknik pembelajaran oleh tutor, responden yang memiliki tingkat kemampuan keaksaraan tinggi dengan teknik
pembelajaran oleh tutor tinggi sebanyak 2 orang 14,3 persen dari 14 responden yang menunjukan teknik pembelajaran tinggi oleh tutor, dan sebanyak 4 responden 19
persen dengan kemampuan keaksaraan tinggi dan teknik pembelajaran rendah oleh tutor.
Hasil uji analisis chi square terhadap data di atas menyatakan X²
hitung
0,134 X²
α
0.05
db 1 3,84, sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan antara teknik pembelajaran tutor dengan kemampuan keaksaraan warga belajar. Meskipun
demikian pada tabulasi silang menunjukan lebih banyak responden yang memiliki kemampuan keaksaraan tinggi dengan teknik pembelajaran tinggi oleh tutor 4 orang
dari 6 orang yang kemampuan keaksaraannya tinggi.
69
8.2.4 Hubungan Alokasi Waktu dan Tempat Belajar dengan Kemampuan Keaksaraan