Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kemampuan Keaksaraan

61

8.1.4 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kemampuan Keaksaraan

Pengalaman pendidikan formal akan menjadi dasar pengetahuan responden memiliki kemampuan keaksaraan sebelum mengikuti program KF. Responden yang pernah mengecap pendidikan berarti telah memiliki pengalaman belajar membaca, menulis atau berhitung, dan hal ini diharapkan mempengaruhi kemampuan keaksaraannya setelah mengikuti program KF. Menurut data tabulasi silang yang ditampilkan pada Tabel 9, responden dengan kategori tingkat pendidikan formal rendah dan tingkat kemampuan keaksaraan tinggi berjumlah 6 orang 17,6 dari 34 responden yang tingkat pendidikan formalnya rendah. Sedangkan warga belajar dengan tingkat pendidikan tinggi tidak ada satu pun yang memiliki tingkat kemampuan keaksaraan tinggi dari 1 responden yang terbilang tingkat pendidikannya tinggi. Tidak dilakukan uji hipotesis pada kedua variabel ini karena terdapat data yang kosong pada sel tabulasi silang kedua hubungan variabel tersebut sehingga tidak memenuhi syarat pengujian. Selain itu juga telah dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti responden dengan kemampuan keaksaraannya, karena berdasarkan hasil data, responden dengan tingkat pendidikan terbilang tinggi pun kemampuan keaksaraannya rendah. Hampir keseluruhan warga belajar 97,1 persen memang sangat minim mengecap pendidikan bahkan banyak diantara mereka yang tidak pernah sama sekali merasakan pendidikan formal 40 persen. Mereka tidak pernah mengerti huruf latin, namun mereka dapat membaca huruf arab karena sejak kecil mereka hanya diajarkan di sekolah agama 62 madrasah yang tidak mengajarkan huruf latin. Meskipun ada 51,4 persen yang merasakan pendidikan dasar, namun rata-rata hanya sampai kelas 1 SD. Meskipun tingkat pendidikan mereka rendah tidak menyebabkan kemampuan keaksaraan mereka rendah. Beberapa alasan yang mendukung kemampuan mereka antara lain motivasi mereka yang tinggi untuk dapat bisa membaca, menulis dan berhitung, lingkungan keluarga yang dapat membantu membaca, menulis dan berhitung seperti saudara dan suami dari warga belajar dan ada pula yang telah memiliki pengalaman belajar dari orang lain seperti majikan dari warga belajar yang menjadi pembantu rumah tangga.

8.1.5 Hubungan Jumlah Anak dengan Kemampuan Keaksaraan