LATAR BELAKANG MASALAH PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHAREDENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sanjaya, 2006:2 Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SDMI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Permendiknas, 2006:484 Tujuan pembelajaran IPA di SD yang tercantum di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 antara lain agar siswa memiliki kemampuan: 1 memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya, 2 mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3 mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 4 mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 5 meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6 meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7 memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. Permendiknas, 2006:484-485 Namun berdasarkan survei yang dilakukan oleh TIMSS, diduga kurikulum IPA di Indonesia belum diimplementasikan oleh kebanyakan sekolah. Hal ini diperkuat oleh Dasar pemikiran yang ditulis pada Panduan Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca, yang menyebutkan bahwa salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru teacher centered cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan kurang optimal Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, 2007:14. Demikian juga hasil penelitian yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development OECD melalui program PISA Programme for International Student Assessment untuk anak usia 15 tahun tentang asesmen hasil belajar sains pada level internasional membuktikan bahwa masih lemahnya kemampuan siswa dalam bidang sains khususnya literasi sains.Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA, 2007:1. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan 1 PPL 1 yaitu tanggal 30 Juli 2012 sampai dengan 9 Agustus 2012 di SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang, ditemukan fakta permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Proses pembelajaran yang berlangsung masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu dari guru, siswa, sumber dan media pembelajaran. Dari segi guru antara lain: 1 dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam guru menerapkan model pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, 2 guru sering membentuk kelompok-kelompok besar dalam pembelajaran, 3 kurangnya inisiatif guru untuk mengakomodasi kelompok secara berpasangan, dan 4 guru kurang memberi kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari segi siswa antara lain: 1 tugas hanya dikerjakan oleh salah satu atau beberapa orang saja dalam kelompok, 2 tidak semua siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru, 3 interaksi dan kerjasama siswa yang efektif antar anggota kelompok masih sangat kurang, dan 4 kondisi kelas yang gaduh dan sulit terkontrol. Sedangkan dari segi sumber dan media pembelajaran yaitu 1 konsep yang diterima siswa hanya dari buku paket dan dari apa yang disampaikan guru saja, dan 2 kurangnya guru mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran. Permasalahan tersebut ditunjukkan dengan data pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02 yang belum optimal, yaitu hanya 13 dari 36 siswa 36,11 yang mendapatkan nilai ≥ 61 atau yang mengalami belajar tuntas. Sedangkan 23 dari 36 siswa 63,89 yang lain mendapat nilai 61 atau belum mengalami belajar tuntas. Pencapaian nilai terendah siswa adalah 39 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 94 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 61,78. Berdasarkan data hasil belajar dan pengamatan aktivitas siswa di atas, masalah tersebut merupakan masalah yang mendesak untuk segera dipecahkan karena berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu perlu upaya untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran IPA supaya siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat memahami konsep-konsep IPA dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat serta dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Dan alternatif tindakan yang dipilih peneliti dalam memecahkan masalah tersebut yaitu penerapan pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan media audiovisual. Pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi Trianto, 2009:81. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Isjoni 2012:78 yang menyatakan bahwa model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi setiap anggota kelompok, interaksi lebih mudah, sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran . Dari kedua pendapat tersebut, keunggulan Think-Pair-Share jelas terlihat bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok seperti membaca, menulis, mendengarkan, bertanya, menjawab, maupun mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri maupun bekerja sama dengan siswa lain, sehingga seluruh siswa dapat berkesempatan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share divariasikan dengan media audiovisual. Media audiovisual merupakan media yang memungkinkan seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan Anitah, 2010:49. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan menarik minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Pernyataan di atas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 1 Eka Yudha Ardhiyanto tahun 2011 yang berjudul Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif tipe Think Pair Share TPS melalui CD Interaktif Siswa Kelas VA SD Negeri Tambakaji 04. Hasil penelitiannya menunjukkan dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. 2 Erlina Novi Kusumayati tahun 2012 yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Siswa Kelas V-B SDN Tambakaji 05 Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaketerampilan guru, aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share ini dapat meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji permasalahan melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Think-Pair- Share dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 4 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02

0 3 422

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 9 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG.

0 0 1