Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

4 Guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran secara optimal.

4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

4.1.2.1 Perencanaan Siklus I Perencanaan yang dilakukan pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-sharedengan media audiovisual antara lain sebagai berikut: 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan materi pada pertemuan pertama yaitu perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang surut air laut dan pada pertemuan kedua yaitu perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh erosimelalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-sharedengan media audiovisual. 2 Menyiapkan sumber belajar berupa media audiovisual, speaker, laptop, dan LCD. 3 Menyiapkan alat evaluasi. Pada pertemuan pertama berupa Lembar Kerja Siswa LKS saja. Sedangkan pada pertemuan kedua berupa lembar evaluasi dan Lembar Kerja Siswa LKS. 4 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual. 5 Menyiapkan catatan lapangan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 16 April 2013 dengan materi perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang surut air laut. Sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 April 2013 dengan materi perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh erosi. 4.1.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Proses kegiatan pembelajaran pada penelitian siklus I pertemuan pertama ini meliputi pra kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Berikut uraian kegiatan tersebut: No. Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa yang Muncul Uraian Kegiatan Pra Kegiatan 5 menit 1. Keterampilan Guru: Membuka pelajaran. Pada pra kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam dan memberi motivasi siswa dengan menanyakan kabar siswa “Bagaimanakah kabar kalian hari ini?”. Siswa menjawab “Luar biasa”. Kemudian guru mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Siswa mempersiapkan peralatan belajar seperti alat-alat tulis, buku tulis, dan buku paket. Aktivitas Siswa: Kesiapan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan Awal 5 menit 2. Keterampilan Guru: a. Mengelola Kelas. b. Memberikan pertanyaan. Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian pergi ke pantai pada siang dan malam hari? Apa yang kalian amati di sana? Adakah perbedaan pada permukaan air laut?”. Lalu ada salah satu siswa menjawab “Pernah. Kalau malam gelap dan kalau siang terang. Permukaan air lautnya kalau malam tinggi kalau siang rendah”. Lalu guru memberi balikan “Ya, benar. Jadi terdapat perbedaan bentuk permukaan air laut”. Guru menulis tanggal dan menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari dengan menuliskan di papan tulis yaitu tentang perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang surut air laut. Aktivitas Siswa: Keaktifan menjawab pertanyaan. Kegiatan Inti 50 menit a. Guru melakukan tanya jawab tentang faktor yang dapat menyebabkan perubahan permukaan bumi. 3. Keterampilan Guru: a. Memberikan pertanyaan. b. Menyajikan materi pembelajaran. Untuk menggali pengetahuan siswa, guru bertanya tentang faktor-faktor yang menyebabkan perubahan permukaan bumi kepada siswa. Ada dua orang siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan ragu-ragu. Kemudian guru menjelaskan faktor-faktor yang yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi. Aktivitas Siswa: Keaktifan menjawab pertanyaan. b. Guru menayangkan media audiovisual tentang peristiwa pasang surut air laut. 4. Keterampilan Guru: Keterampilan menggunakan media Untuk memperjelas proses terjadinya pasang surut air laut, guru menayangkan media audiovisual tentang peristiwa pasang surut air laut. Seluruh audiovisual. siswa diminta untuk memperhatikan dengan seksama dan mencatat hal-hal penting. Sebagian besar siswa memperhatikan media pembelajaran yang ditanyangkan oleh guru walaupun ada beberapa siswa yang tidak mau memperhatikan. Ada juga siswa yang mencatat hal-hal penting yang dijumpai selama penayangan media audiovisual. Aktivitas Siswa: Memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual. c. Guru bersama siswa menganalisis peristiwa pasang surut air laut. 5. Keterampilan Guru: Menyajikan materi pembelajaran. Guru membahas kembali materi yang telah ditayangkan dalam media audiovisual. Setiap bagian materi dianalisis oleh guru dan siswa secara bersama-sama. d. Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa tentang pengaruh peristiwa pasang surut air laut terhadap aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. 6. Keterampilan Guru: Menyampaikan permasalahan. Guru menyampaikan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa yaitu tentang pengaruh peristiwa pasang surut air laut terhadap aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. e. Siswa diberi kesempatan memikirkan jawaban kemudian diminta untuk merumuskan jawabannya secara individu pada selembar kertas. 7. Aktivitas Siswa: Menulis hasil pemikiran sendiri. Siswa diberi kesempatan memikirkan jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian siswa menuliskan jawaban hasil pemikirannya tersebut pada selembar kertas. Seluruh siswa mengerjakan pekerjaannya secara individu. f. Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan kemudian setiap kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang paling tepat. 8. Keterampilan Guru: a. Mengelola kelas. Setelah selesai menuliskan jawaban individu, guru membentuk kelompok secara berpasangan yaitu b. Membimbing siswa dalam kelompok kecil berpasangan dengan cara meminta siswa berkelompok dengan teman satu meja. Guru membagi lembar kerja serta memberi instruksi cara mengerjakan lembar kerja tersebut. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban berdasarkan pemikiran mereka masing-masing. Setelah itu mereka merumuskan jawaban yang paling tepat serta menuliskan jawaban tersebut dalam lembar kerja siswa. Guru membimbing jalannya diskusi pada masing-msing kelompok diskusi. Aktivitas Siswa: Berdiskusi dalam kelompok berpasangan. g. Kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. 9. Keterampilan Guru: Membimbing siswa melaporkan hasil diskusi. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya. Sebagian besar siswa mengacungkan jarinya dan guru menunjuk salah satu kelompok secara acak. Dua orang siswa dalam kelompok tersebut maju dan memaparkan hasil diskusinya. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi. Kelompok presentasi yang kedua maju dengan ditunjuk secara acak oleh guru. Kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa. Aktivitas Siswa: Presentasi kelompok. h. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi. 10. Keterampilan Guru: Membimbing siswa melaporkan hasil diskusi. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dibahas selama tahap think hingga tahap share. i. Guru memberi penghargaan terhadap kelompok. 11. Keterampilan Guru: Memberi penguatan. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok presentasi baik kelompok presentasi pertama maupun kelompok presentasi kedua berupa stiker penyemangat dan tepuk tangan karena telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan Akhir 10 menit 12. Keterampilan Guru: Menutup pelajaran. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang masih sulit atau belum dipahami. Kemudian guru melakukan refleksi dan menyimpulkan materi pelajaran bersama dengan siswa. Guru memberikan motivasi belajar dan memberi tindak lanjut berupa soal-soal untuk PR. Pada akhir pembelajaran guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 4.1.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Proses kegiatan pembelajaran pada penelitian siklus I pertemuan kedua ini meliputi pra kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Berikut uraian kegiatan tersebut: No. Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa yang Muncul Uraian Kegiatan Pra Kegiatan 5 menit 1. Keterampilan Guru: Membuka pelajaran. Pada pra kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam dan memberi motivasi siswa dengan menanyakan kabar siswa “Bagaimanakah kabar kalian hari ini?”. Siswa menjawab “Luar biasa” dengan suara lantang. Kemudian guru mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin Aktivitas Siswa: Kesiapan siswa mengikuti pelajaran. doa. Setelah itu guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Siswa mempersiapkan peralatan belajar seperti alat-alat tulis, buku tulis, dan buku paket. Kegiatan Awal 5 menit 2. Keterampilan Guru: a. Mengelola Kelas. b. Memberikan pertanyaan. Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah melihat peristiwa tanah longsor? Mengapa terjadi tanah longsor?”. Secara serempak siswa menjawab “Pernah di TV bu. Karena banyak orang yang melakukan penebangan pohon secara liar”. Lalu guru memberi balikan “Ya, kalian pintar. Penebangan pohon dapat menyebabkan erosi sehingga terjadi peristiwa tanah longsor”. Guru menulis tanggal dan menyampaikan pokok bahasan yang akan dipelajari dengan menuliskan di papan tulis yaitu tentang perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh erosi. Aktivitas Siswa: Keaktifan menjawab pertanyaan. Kegiatan Inti 45 menit a. Guru melakukan tanya jawab tentang erosi secara umum. 3. Keterampilan Guru: a. Memberikan pertanyaan. b. Menyajikan materi pembelajaran. Pada awal kegiatan eksplorasi untuk menggali pengetahuan siswa, guru bertanya tentang materi erosi kepada siswa. Tiga orang siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar. Kemudian guru menjelaskan peristiwa erosi secara umum kepada siswa. Aktivitas Siswa: Keaktifan menjawab pertanyaan. b. Guru menayangkan media audiovisual tentang peristiwa erosi. 4. Keterampilan Guru: Untuk memperjelas proses terjadinya peristiwa Keterampilan menggunakan media audiovisual. erosi, guru menayangkan media audiovisual tentang peristiwa erosi dan pengaruhnya. Seluruh siswa diminta untuk memperhatikan dengan seksama dan mencatat hal-hal penting. Sebagian besar siswa memperhatikan media pembelajaran yang ditanyangkan oleh guru. Ada beberapa siswa masih mengobrol sendiri. Sebagian siswa juga ada yang mencatat hal-hal penting yang dijumpai selama penayangan media audiovisual. Aktivitas Siswa: Memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual. c. Guru bersama siswa menganalisis peristiwa erosi. 5. Keterampilan Guru: Menyajikan materi pembelajaran. Guru membahas kembali materi yang telah ditayangkan dalam media audiovisual. Setiap bagian materi dianalisis oleh guru dan siswa secara bersama-sama. d. Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa tentang pengaruh erosi bagi kehidupan. 6. Keterampilan Guru: Menyampaikan permasalahan. Guru menyampaikan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa yaitu tentang pengaruh erosi bagi kehidupan. e. Siswa diberi kesempatan memikirkan jawaban kemudian diminta untuk merumuskan jawabannya secara individu pada selembar kertas. 7. Aktivitas Siswa: Menulis hasil pemikiran sendiri. Siswa diberi kesempatan memikirkan jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Kemudian siswa menuliskan jawaban hasil pemikirannya tersebut pada selembar kertas. Seluruh siswa mengerjakan pekerjaannya secara individu. f. Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan kemudian setiap kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang paling tepat. 8. Keterampilan Guru: Setelah selesai menuliskan jawaban individu, guru a. Mengelola kelas. b. Membimbing siswa dalam kelompok kecil berpasangan membentuk kelompok secara berpasangan yaitu dengan cara meminta siswa berkelompok dengan teman satu meja. Guru membagi lembar kerja serta memberi instruksi cara mengerjakan lembar kerja tersebut. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban berdasarkan pemikiran mereka masing-masing. Setelah itu mereka merumuskan jawaban yang paling tepat serta menuliskan jawaban tersebut dalam lembar kerja siswa. Guru membimbing jalannya diskusi pada masing-msing kelompok diskusi. Aktivitas Siswa: Berdiskusi dalam kelompok berpasangan. g. Kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. 9. Keterampilan Guru: Membimbing siswa melaporkan hasil diskusi. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya. Sebagian besar siswa mengacungkan jarinya dan guru menunjuk salah satu kelompok secara acak. Dua orang siswa dalam kelompok tersebut maju dan memaparkan hasil diskusinya. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi. Kelompok presentasi yang kedua maju dengan ditunjuk secara acak oleh guru. Kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa. Aktivitas Siswa: Presentasi kelompok. h. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi. 10. Keterampilan Guru: Membimbing siswa melaporkan hasil diskusi. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dibahas selama tahap think hingga tahap share. i. Guru memberi penghargaan terhadap kelompok. 11. Keterampilan Guru: Guru memberikan penghargaan kepada kelompok Memberi penguatan. presentasi baik kelompok presentasi pertama maupun kelompok presentasi kedua berupa stiker penyemangat dan tepuk tangan karena telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan Akhir 15 menit 12. Keterampilan Guru: Menutup pelajaran. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang masih sulit atau belum dipahami. Lalu guru melakukan refleksi dan menyimpulkan materi pelajaran bersama dengan siswa. Guru membagikan lembar evaluasi kepada setiap siswa. Seluruh siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan di meja guru. Guru memberikan motivasi belajar dan memberi tindak lanjut berupa tugas mempelajari materi perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh badai. Pada akhir pembelajaran guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 4.1.2.3 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 4.1.2.3.1 Deskripsi Observasi Keterampilan Guru Siklus I Dalam observasi keterampilan guru pada proses pembelajaran IPA siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I No. Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Membuka pelajaran. 3 3 2. Memberikan pertanyaan. 2 3 3. Menyajikan materi pembelajaran. 3 3 4. Keterampilan menggunakan media audiovisual. 3 4 5. Menyampaikan permasalahan. 2 3 6. Membimbing siswa dalam kelompok kecil berpasangan. 2 3 7. Membimbing siswa melaporkan hasil diskusi. 2 3 8. Memberi penguatan. 2 3 9. Mengelola kelas. 2 3 10. Menutup pelajaran. 2 3 Jumlah skor 23 31 Rata-rata 2,3 3,1 Kategori Cukup Baik Berdasarkan tabel 4.2 , hasil observasi keterampilan guru siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut: Diagram 4.3 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I Berdasarkan penyajian tabel dan diagram di atas, menunjukkan bahwa secara klasikal keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus I pertemuan 1 diperoleh jumlah skor yaitu 23dengan rata-rata skor 2,3dan kategori cukup. Sedangkan pada pertemuan 2 diperoleh jumlah skor yaitu 31dengan rata- rata skor 3,1dan kategori baik. Secara lebih rinci masing-masing indikator dijelaskan sebagai berikut: 1 Membuka Pelajaran. Pada indikator membuka pelajaran terdapat deskriptor 1 menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran, 2 memotivasi siswa dengan menunjukkan sikap hangat dan antusias, 3 memberi acuan dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran, dan 4 memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Pada indikator ini, pertemuan pertama guru memperoleh skor 3 dan pertemuan kedua guru juga memperoleh skor 3. Pada pertemuan pertama guru sudah tampak memberi salam dan semangat kepada siswa untuk memotivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, namun guru belum tampak menarik perhatian siswa agar semua siswa antusias mengikuti pelajaran. Sedangkan pada pertemuan kedua guru tampak menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, namun guru belum tampak memberi acuan pembelajaran. 2 Memberikan Pertanyaan. Pada indikator memberikan pertanyaan memuat deskriptor 1 menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami siswa, 2 memberikan waktu berpikir kepada siswa, 3 menyebarkan pertanyaan ke seluruh kelas, dan 4 memberi konfirmasi jawaban. Pada indikator ini pertemuan pertama guru mendapat skor 2 kemudian pada pertemuan kedua guru mendapat skor 3. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan pertanyaan dengan memberi waktu berpikir dan memberi konfirmasi jawaban kepada siswa, namun ada sebagian siswa yang belum paham dengan pertanyaan guru dikarenakan pertanyaan yang disampaikan kurang menyebar dan bahasanya kurang jelas. Sedangkan pada pertemuan kedua guru sudah tampak menyampaikan pertanyaan dengan jelas, memberi waktu berpikir, dan memberi konfirmasi jawaban. Namun guru belum dapat menyebarkan pertanyaan ke seluruh siswa di kelas. 3 Menyajikan Materi Pembelajaran. Indikator menyajikan materi pembelajaran terdiri dari deskriptor 1 menyampaikan materi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti siswa, 2 menyampaikan materi sesuai dengan cakupan indikator rencana pembelajaran, 3 menyampaikan materi secara runtut, dan 4 memberikan contoh atau ilustrasi yang berhubungan dengan materi. Pada indikator ini, skor yang didapat guru pada pertemuan pertama yaitu 3 dan pertemuan kedua yaitu 3. Baik pada pertemuan pertama maupun kedua guru sudah tampak menyampaikan materi dengan bahasa yang jelas, mudah dimengerti, dan disertai contoh. Namun terkadang masih ada bagian materi yang belum tersampaikan kepada siswa. 4 Keterampilan Menggunakan Media Audiovisual Pada indikator keterampilan menggunakan media audiovisual terdapat indikator 1 menayangkan media audiovisual yang sesuai dengan materi ajar, 2 media yang ditayangkan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, 3 mengoperasikan media audiovisual dengan benar, dan 4 menayangkan media audiovisual dengan durasiwaktu yang tepat. Pada indikator ini, pertemuan pertama guru mendapat skor 3. Sedangkan pada pertemuan kedua guru mendapat skor 4. Pada pertemuan pertama penanyangan media audiovisual sudah sesuai dengan materi ajar dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Guru juga terampil dalam mengoperasikan media audiovisual namun kurang adanya penekanan bagian-bagian materi yang penting sehingga ada sebagian siswa yang kurang memahami. Pada pertemuan kedua semua deskriptor telah tampak dilakukan oleh guru, antara lain menayangkan media audiovisual sesuai dengan materi ajar dan tingkat perkembangan anak, serta mengoperasikan media audiovisual dengan benar dan durasiwaktu yang tepat 5 Menyampaikan Permasalahan. Pada indikator menyampaikan permasalahan, terdapat indikator 1 menyampaikan permasalahan menggunakan bahasa Indonesia yang jelas, 2 permasalahan yang disampaikan sesuai dengan materi yang dipelajari, 3 permasalahan relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan 4 memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk memikirkan jawaban kemudian menuliskan jawaban hasil pemikirannya. Pada indikator ini, skor yang diperoleh guru pada pertemuan pertama adalah 2, sedangkan pada pertemuan kedua adalah 3. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan permasalahan menggunakan bahasa Indonesia namun masih kurang jelas, terbukti banyak siswa yang masih belum mengerti tentang permasalahan yang harus ia kerjakan. Permasalahan yang disampaikan sudah sesuai dengan materi yang dipelajari dan relevan. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban. Namun waktu yang diberikan terlalu singkat, sehingga ada sebagian siswa yang terpaksa belum menyelesaikan pekerjaannya. Pada pertemuan kedua guru sudah tampak menyampaikan permasalahan dengan jelas, sesuai materi, dan memberikan waktu berpikir, namun permasalahan yang disampaikan kurang menantang. 6 Membimbing Siswa dalam Kelompok Kecil Berpasangan. Pada indikator membimbing siswa dalam kelompok kecil berpasangan termuat indikator 1 mengelompokkan siswa secara berpasangan, 2 meminta tanggapan masing-masing anggota kelompok berkaitan dengan hasil pemikiran mereka, 3 memperhatikan pendapat siswa, dan 4 mengarahkan siswa untuk merumuskan keputusan jawaban kelompok yang paling tepat. Pada indikator ini skor yang didapat guru pada pertemuan pertama yaitu 2 dan pertemuan kedua yaitu 3. Pada pertemuan pertama tampak guru sudah mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menyuruh diskusi dan menanggapi pertanyaan dari siswa di tiap-tiap kelompok yang sedang dibimbingnya, namun guru belum meminta tanggapan masing-masing anggota kelompok berkaitan dengan hasil pemikiran mereka. Guru mengarahkan siswa untuk merumuskan keputusan jawaban kelompok terutama pada bagian kesimpulan materi diskusi. Pada pertemuan kedua guru tampak mengelompokkan siswa secara berpasangan, menyuruh berdiskusi, dan mengarahkan merumuskan masalah. Namun guru belum tampak mengarahkan siswa menanggapi hasil pemikiran teman. 7 Membimbing Siswa Melaporkan Hasil Diskusi. Pada indikator membimbing siswa melaporkan hasil diskusi terdapat indikator 1 meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, 2 membimbing jalannya presentasi kelompok, 3 memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk menanggapi presentasi kelompok, dan 4 menyimpulkan hasil diskusi. Pada indikator ini pertemuan pertama guru mendapat skor 2 dan pertemuan kedua mendapat skor 3. Pada pertemuan pertama guru meminta kelompok mempresentasikan hasil diskusi namun guru kurang maksimal dalam membimbing dan memberi kesempatan kelompok lain menanggapi presentasi. Lalu guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Pada pertemuan kedua guru sudah tampak meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan membimbingnya serta menyimpulkan hasil diskusi. Namun guru masih kurang memberikan kesempatan kelompok lain dalam menanggapi presentasi. 8 Memberi Penguatan. Indikator memberi penguatan terdiri dari 1 memberi penguatan verbal, 2 memberi penguatan gestural, 3 memberi penguatan berupa simbol atau tanda, dan 4 memberi penguatan pendekatan yaitu dengan mendekati siswa. Pada indikator ini guru memperoleh skor 2 pada pertemuan pertama dan skor 3 pada pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama tampak penguatan yang digunakan guru yaitu penguatan verbal dan penguatan pendekatan atau dengan mendekati siswa. Sedangkan pertemuan kedua penguatan yang digunakan guru yaitu penguatan verbal, penguatan pendekatan, dan penguatan simboltanda. 9 Mengelola Kelas. Pada indikator mengelola kelas terdapat indikator 1 mengatur tata ruang kelas, 2 memberi perhatian secara merata ke seluruh kelas, 3 memusatkan perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan, dan 4 memberikan petunjuk-petunjuk dalam pembelajaran dengan jelas. Pada indikator ini guru mendapat skor 2 untuk pertemuan pertama kemudian skor 3 untuk pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama, saat pra kegiatan pembelajaran guru tidak mengatur tata ruang kelas. Perhatian yang diberikan guru juga belum merata ke seluruh siswa di kelas. Saat pemberian tugas guru sudah dapat memusatkan perhatian terhadap tugas yang diberikan dan memberi petunjuk-petunjuk dengan jelas. Sedangkan pada pertemuan kedua guru sudah tampak mengkondisikan kelas, memusatkan perhatian siswa pada tugas, dan memberi petunjuk yang jelas. Hanya saja guru kurang merata dalam memberikan perhatian pada seluruh siswa. 10 Menutup Pelajaran. Pada indikator menutup pelajaran terdapat indikator 1 guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, 2 memberikan kesempatan bertanya, 3 memberikan refleksi selama pembelajaran, dan 4 memberikan tindak lanjut. Pada indikator ini perolehan skor pertemuan pertama yaitu 2 sedangkan pada pertemuan kedua yaitu 3. Pada pertemuan pertama guru tampak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang bagian materi yang belum dipahami dan memberikan tindak lanjut tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. Sedangkan pada pertemuan kedua guru sudah tampak menyimpulkan hasil pembelajaran, memberikan kesempatan bertanya, dan memberikan tindak lanjut atau tugas yang akan dipelajari selanjutnya. 4.1.2.3.2 Deskripsi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual. Berikut adalah data hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I: Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No. Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran. 2,44 2,97 2. Keaktifan menjawab pertanyaan. 1,67 2,33 3. Memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual. 2,17 2,58 4. Menulis hasil pemikiran sendiri. 2,11 2,56 5. Berdiskusi dalam kelompok berpasangan. 2,17 2,19 6. Presentasi kelompok. 1,50 1,64 Jumlah 12,06 14,32 Rata-rata 2,01 2,39 Kategori Cukup Cukup Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan penyajian tabel dan diagram di atas, menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus I pertemuan 1 diperoleh jumlah skor 12,06 dengan kategori cukup dan pertemuan 2 diperoleh jumlah skor 14,32 dengan kategori cukup. Secara lebih rinci masing- masing indikator dijelaskan sebagai berikut: 1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran. Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pelajaran memuat deskriptor 1 siswa duduk di tempat duduk masing-masing, 2 menyiapkan peralatan pelajaran, 3 suasana kelas tidak gaduh, dan 4 memusatkan perhatian pada guru. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,44 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,97. Pada pertemuan pertama semua siswa sudah dapat menempatkan diri pada tempat duduknya namun masih banyak yang belum menyiapkan peralatan pelajaran. Suasana kelas masih gaduh dan sulit dikendalikan sehingga hanya sebagian kecil siswa yang mampu memusatkan perhatiannya kepada guru. Pada pertemuan kedua semua siswa juga sudah mampu menempatkan diri pada tempat duduknya masing-masing, sebagian besar siswa telah mempersiapkan peralatan pelajaran namun suasana kelas masih tampak gaduh sehingga beberapa siswa belum dapat memusatkan perhatiannya pada guru. 2 Keaktifan menjawab pertanyaan. Pada indikator keaktifan menjawab pertanyaan terdapat deskriptor 1 mengacungkan jari lebih dari satu kali saat akan menjawab pertanyaan, 2 menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat, 3 menjawab pertanyaan dengan suara yang lantang, dan 4 menjawab pertanyaan dengan disertai contoh atau alasan. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 1,67 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,33. Pada pertemuan pertama siswa yang mengacungkan jari memberikan jawabannya dengan asal-asalan ataupun ragu-ragu. Masih sedikit yang mampu memberikan alasan atas jawabannya. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang mengacungkan jari lebih banyak dibanding pertemuan pertama, siswa menjawab pertanyaan sudah tepat namun masih dengan suara yang pelan dan tidak disertai contoh. 3 Memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual. Pada indikator memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual terdapat deskriptor 1 mendengarkan penjelasan materi oleh guru dengan bersikap tenang, 2 memperhatikan penyajian materi malalui media audiovisual dengan seksama, 3 menunjukkan kekurangpahaman terhadap materi dengan cara bertanya, dan 4 mencatat hal-hal yang penting. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yakni 2,17 sedangkan pada pertemuan 2 yakni 2,58. Pada pertemuan pertama sebagian siswa ada yang gaduh saat diterangkan namun sebagian lagi bersikap tenang. Namun ketika ditayangkan media audiovisual sebagian besar dari mereka mau memperhatikan dengan seksama. Tetapi masih sedikit yang bertanya tentang materi ataupun mencatat hal-hal penting. Sedangkan pada pertemuan kedua tampak kegaduhan siswa berkurang, siswa mau memperhatikan media audiovisual yang ditayangkan guru, serta sebagian siswa ada yang mau mencatat hal-hal penting yang ditemukan selama penayangan media audiovisual. 4 Menulis hasil pemikiran sendiri. Pada indikator menulis hasil pemikiran sendiri terdapat indikator 1 menuliskan jawaban hasil pemikiran sendiri, 2 menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas, 3 mengembangkan pendapatnya, dan 4 menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,11 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,56. Pada pertemuan pertama semua siswa mau memikirkan dan menuliskan jawaban secara individu. Namun hanya beberapa yang dapat menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas serta mengembangkan pendapatnya. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada pertemuan kedua siswa juga mau memikirkan dan menuliskan jawaban secara individu. Sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas dan beberapa mampu mengembangkan pendapatnya. Namun waktu yang diberikan guru masih saja tidak cukup digunakan oleh beberapa siswa untuk menyelesaikan tugasnya. 5 Berdiskusi dalam kelompok berpasangan. Pada indikator berdiskusi dalam kelompok berpasangan terdapat indikator 1 bersedia berkelompok berpasangan dengan salah satu temannya, 2 menanggapi hasil pemikiran temannya, 3 memberi balikan atas tanggapan teman, dan 4 merumuskan jawaban kelompok berpasangan. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,17 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,19. Pada pertemuan pertama semua siswa bersedia berkelompok berpasangan dengan teman satu meja. Ketika berdiskusi mereka masih tampak belum aktif karena masih sedikit yang mampu memberikan tanggapan hasil pemikiran teman maupun memberi balikan atas tanggapan temannya. Sebagian besar murid dapat merumuskan jawaban dari diskusi kelompok berpasangan. Pada pertemuan kedua semua siswa bersedia berkelompok berpasangan dengan teman satu meja, berdiskusi, dan merumuskan jawaban hasil diskusinya, namun belum semuanya aktif memberikan tanggapan atas pemikiran teman. 6 Presentasi kelompok. Pada indikator presentasi kelompok terdapat indikator 1 berani mengajukan diri untuk menyampaikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru, 2 menyampaikan hasil diskusi dengan kalimat yang jelas dan lancar, 3 menyampaikan hasil diskusi dengan suara yang menjangkau seluruh kelas, dan 4 memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun dari kelompok lain. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 1,50 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 1,64. Pada pertemuan pertama tidak semua siswa mau mengajukan diri menyampaikan hasil diskusi. Siswa masih belum dapat menyampaikan hasil diskusi dengan jelas dan lancar serta suara siswa yang tidak dapat menjangkau seluruh isi kelas. Dalam presentasi siswa tidak memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun kelompok lain. Pada pertemuan kedua sebagian besar siswa mengajukan diri dalam presentasi kelas. Namun presentasi yang dilakukan belum begitu jelas dan lancar serta masih sedikit siswa yang mau menanggapi presentasi. 4.1.2.3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa siklus I pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I Interval Nilai Frekuensi Kategori Kualifikasi 87 – 100 2 Sangat Baik Tuntas 74 – 86 6 Baik Tuntas 61 – 73 12 Cukup Tuntas 61 16 Kurang Tidak Tuntas Jumlah 36 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 35 Persentase Ketuntasan 55,56 20 dari 36 siswa Persentase Ketidaktuntasan 44,44 16 dari 36 siswa Rata-Rata 63,47 Kategori Cukup Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus pertama diperoleh nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 35. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 55,56 atau 20 dari 36 siswa. Sedangkan 44,44 atau 16 dari 36 siswa tidak tuntas dalam belajar. Dan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 63,47 dengan kategori cukup. Berdasarkan tabel 4.4, berikut diagram distribusi nilai hasil belajar siswa siklus I dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair- share dengan media audiovisual : Diagram 4.5 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Siswa yang memperoleh nilai dengan rentang nilai 87-100 sebanyak 2 siswa dengan kualifikasi tuntas. Siswa tersebut memperoleh nilai 95 benar 19 dari 20 soal dan nilai 90 benar 18 dari 20 soal. Siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 74-86 sebanyak 6 siswa dengan kualifikasi tuntas. Diantaranya ada 1 siswa mendapat nilai 85 benar 17 dari 20 soal, 3 siswa mendapat nilai 80 benar 16 dari 20 soal, dan 2 siswa mendapat nilai 75 benar 15 dari 20 soal. Siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 61-73 sebanyak 12 siswa dengan kualifikasi tuntas. Diantaranya ada 4 siswa mendapat nilai 70 benar 14 dari 20 soal dan 8 siswa mendapat nilai 65 benar 13 dari 20 soal. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 0-60 sebanyak 16 siswa dengan kualifikasi tidak tuntas. Pada interval ini mereka hanya mampu mengerjakan 7 hingga 12 soal dengan tepat. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 4.6 Hasil Belajar Klasikal Siklus I Diagram tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 55,56 dan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 44,44. Berdasarkan hasil belajar klasikal pada siklus I tersebut, target yang sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu mencapai ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 85 dengan kategori baik masih belum tercapai. 4.1.2.4 Respon Siswa Hasil respon siswa terhadap pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Data Hasil Respon Siswa Siklus I No. Pertanyaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak 1. Apakah kamu senang dengan cara mengajar ibu tadi? 58 42 61 39 2. Apakah media yang ibu gunakan tadi menarik? 75 25 78 22 3. Apakah kamu paham dengan materi yang ibu sampaikan? 47 53 56 44 4. Apakah dengan menggunakan media audiovisual tadi kamu lebih mudah memahami materi? 61 39 67 33 5. Apakah kamu mau belajar lagi dengan menggunakan cara mengajar ibu tadi? 53 47 61 39 Berdasarkan data hasil respon siswa siklus I pada tabel 4.5, data respon positif siswa yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram4.7 Respon Siswa Siklus I Berdasarkan penyajian data pada tabel 4.6 dan diagram 4.7 bahwa siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus I. Hal tersebut ditunjukkan oleh data bahwa siswa senang dengan cara mengajar gurupada pertemuan pertama sebesar 58 dan pertemuan kedua sebesar 61, siswa tertarik dengan media yang digunakan oleh guru pada pertemuan pertama sebesar 75 dan pertemuan kedua sebesar 78, siswa paham dengan materi yang disampaikan oleh guru pada pertemuan pertamasebesar 47 dan pertemuan keduasebesar 56, siswa mudah memahami materi denganmenggunakan media audiovisual pada pertemuan pertamasebesar 61 dan pertemuan keduasebesar 67, dan siswa mau belajar lagi dengan menggunakan cara mengajar guru yaitu melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada pertemuan pertamasebesar 53 dan pertemuan keduasebesar 61. 4.1.2.5 Refleksi Siklus pertama merupakan tindakan awal dari tahap penelitian ini. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi perbaikan pelaksanaan kegiatan untuk siklus kedua. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus pertama diperoleh data berupa hasil observasi keterampilan guru, hasil observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think- pair-share dengan media audiovisual. Kemudian dianalisis kembali bersama kolaborator sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan pada siklus II. Adapun hasil refleksinya yaitu sebagai berikut: 4.1.2.5.1 Keterampilan Guru a. Pada saat pra kegiatan pembelajaran guru tidak mengkondisikan ruang kelas dengan mengatur tata ruang kelas terlebih dahulu. b. Pada saat membuka pelajaran guru belum dapat menarik perhatian siswa supaya lebih antusias mengikuti pelajaran. c. Saat memberikan pertanyaan, guru kurang menyebarkan pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas dan waktu berpikir yang diberikan juga terlalu singkat. d. Guru kurang menguasai siswa saat siswa mulai gaduh pada penjelasan materi. e. Guru kurang menguasai keterampilan memberi penguatan. f. Saat membimbing diskusi guru tidak meminta kepada masing-masing anggota kelompok untuk menanggapi hasil pemikiran pasangannya. g. Guru kurang maksimal dalam memberi kesempatan kelompok lain dalam menanggapi presentasi kelompok di depan kelas. h. Guru memberikan reward kepada siswa yang berani maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 4.1.2.5.2 Aktivitas Siswa a. Pada saat kegiatan awal pembelajaran masih banyak siswa yang belum menyiapkan peralatan pelajaran. Suasana kelas yang gaduh dan sulit dikendalikan membuat siswa lain tidak mampu memusatkan perhatiannya kepada guru. b. Siswa mau menjawab pertanyaan dari guru tetapi dengan ragu-ragu dan asal-asalan, tidak banyak siswa yang mampu memberikan alasan tepat atas jawabannya. c. Siswa memperhatikan tayangan media audiovisual dengan hikmat. d. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan mengobrol sendiri dengan temannya bahkan ada yang membuat keributan. e. Guru perlu meningkatkan keterampilan memberi penguatan. f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan lancar. g. Kelompok yang berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas mendapatkan reward atau penghargaan. 4.1.2.5.3 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media Audiovisual Hasil belajar siklus I dari pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual secara klasikal menunjukkan bahwa 52,78 19 dari 36 siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan 47,22 17 dari 36 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Perolehan nilai rata-rata kelasnya mencapai 62,92 dengan kategori cukup. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus I belum maksimal karena belum mencapai kriteria indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 85 dengan nilai 74. Dengan demikian pembelajaran ini perlu dilakukan perbaikan dengan melanjutkan ke siklus II. 4.1.2.6 Revisi Berdasarkan kekurangan yang terdapat pada siklus I maka perlu diadakan revisi. Hal-hal yang perlu diperbaiki untuk melaksanakan tahap tindakan selanjutnya yaitu: 4.1.2.6.1 Keterampilan Guru a. Guru harus mengkondisikan ruang kelas dengan mengatur tata ruang kelas terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. b. Guru perlu meningkatkan kemampuan dalam menarik perhatian siswa agar siswa bersikap antusias tinggi terhadap pembelajaran yang akan diikuti. c. Guru memberikan waktu berpikir yang cukup kepada siswa. d. Guru harus meningkatkan kemampuan mengelola kelas. e. Guru merangsang siswa mengeluarkan ide atau pendapatnya pada saat diskusi kelompok sehingga terjadi interaksi diskusi yang optimal. f. Guru memberikan kesempatan dan motivasi kepada semua kelompok untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam menanggapi presentasi kelompok. 4.1.2.6.2 Aktivitas Siswa a. Siswa perlu diingatkan untuk menyiapkan peralatan pelajaran sebelum pelajaran dimulai. b. Siswa perlu diberi pengertian agar tidak gaduh dan menurut pada nasehat guru agar perhatian mereka dapat terpusat. c. Siswa perlu dikondisikan agar mau memperhatikan guru saat menerangkan materi pelajaran. d. Siswa perlu diberi motivasi agar lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya kepada siswa lain saat diskusi kelompok. e. Pemberian reward harus tetap dilaksanakan karena untuk merangsang minat dan keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 4 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02

0 3 422

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 9 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG.

0 0 1