Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

2.1.1 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif sering dinamakan “pembelajaran teman sebaya”. Nur dan Wikandari 2000: 25 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dengan siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Isjoni 2012: 15 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 sampai 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran teman sebaya dengan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 siswa agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara agar siswa saling berbagi pendapat, berargumentasi, dan mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya pembangunan pengetahuan. 8 Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Siswa dalam sebuah kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2. Pembagian kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, maupun rendah. Dalam pembagian kelompok, diusahakan anggota kelompok berasal dari budaya dan suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. 3. Adanya penghargaan yang lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu. Menurut Siregar dan Nara 2010: 115 pendekatan belajar kooperatif juga menganut lima prinsip utama yaitu: ...Prinsip pertama adalah saling ketergantungan positif yang artinya keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja seluruh anggotanya. Prinsip kedua adalah tanggung jawab perseorangan yang muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan yang terbaik di hadapan guru atau teman sekelasnya. Prinsip ketiga adalah interaksi tatap muka yang merupakan kegiatan membahas suatu masalah bersama, saling mengajarkan jika ada anggota kelompok yang masih bingung. Prinsip keempat adalah komunikasi antar anggota yang merupakan kunci keberhasilan kelompok. Karena pembelajaran ini bergantung pada kesediaan untuk mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat. Prinsip terakhir adalah evaluasi proses secara kelompok: setiap anggota harus mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Beberapa konsep yang melandasi model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Team reward: tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai kriteria tertentu yang ditetapkan. 2. Individual accountability: keberhasilan tim bergantung dari hasil belajar individual dari semua anggota tim. Pertanggung jawaban berpusat pada kegiatan anggota tim dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya. 3. Equal opportunity for success: setiap siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang terdahulu. Kontribusi dari semua anggota kelompok dinilai.

2.1.2 Jigsaw II