Validitas Reliabilitas Analisis Uji Coba Instrumen

coba adalah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran soal.

3.7.1 Validitas

Untuk mengetahui tingkat kevalidan soal berbentuk pilihan ganda pada penelitian ini digunakan rumus t hitung = r pbis n − 2 1 − r 2 Sugiyono, 2004: 215 dengan r pbis = M p − M t S t p q Arikunto, 2007: 79 Keterangan : r pbis = koefisien korelasi poin biseral M p = skor rata-rata kelas yang menjawab benar pada butir soal M t = skor rata-rata total S t = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butir soal = 1- p Butir soal dikatakan valid jika hasil perhitungan memperoleh nilai t hitung t . Hasil t hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan t dengan =5. Jika t hitung t maka instrumen dikatakan valid. Hasil analisis validitas soal pada uji coba soal diperoleh bahwa dari 30 soal yang diujicobakan pada siklus I, 25 soal dikategorikan valid dan 5 soal dikategorikan tidak valid. Pada siklus II, dari 30 soal yang diujicobakan, 25 soal dikategorikan valid dan 5 soal dikategorikan tidak valid. Contoh perhitungan validitas butir soal terdapat pada Lampiran 10 dan 15.

3.7.2 Reliabilitas

Persamaan yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes objektif adalah: r 11 = n n − 1 1 − Mn − M n S t 2 Arikunto, 2007: 100 Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan M = skor rata-rata butir n = banyaknya item soal S t 2 = varians Kriteria reliabilitas butir soal: 0,000 ≤ 11 ≤ 0,200 → sangat rendah 0,201 ≤ 11 ≤ 0,400 → rendah 0,401 ≤ 11 ≤ 0,600 → cukup 0,601 ≤ 11 ≤ 0,800 → tinggi 0,801 ≤ 11 ≤ 1,000 → sangat tinggi Harga r 11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Jika 11 maka perangkat tes dikatakan reliabel. Suatu soal dikatakan reliabel jika tes tersebut dipercaya dan konsisten. Hasil analisis reliabilitas soal pada uji coba soal siklus 1 dan 2 diperoleh bahwa soal yang diujicobakan memiliki kriteria tinggi pada siklus 1 dan sangat tinggi pada siklus 2. Contoh perhitungan reliabilitas instrumen terdapat pada Lampiran 10 dan 15.

3.7.3 Taraf Kesukaran