Uji Kesamaan Dua Varians Uji Hipotesis I Uji Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen

Sudjana, 2005: 239. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh � ℎ � = 1,0254. Dengan dk = 38 + 36 – 2 = 72 dan � = , diperoleh � � = � , = � , = 1,996. Karena −� � � ℎ � � � , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata data awal rata-rata kedua kelas sama dari kedua kelas yang akan dijadikan sampel. Ini berarti bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kondisi awal yang sama. Perhitungan uji homogenitas secara lengkap disajikan pada lampiran 7.

3.9.2 Analisis Data Akhir

Data akhir yang akan dianalisis dalam penelitian ini berupa nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada submateri kubus dan balok. Analisis data akhir dilakukan untuk menguji hipotesis. Jika telah diketahui bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal rataan yang sama, maka langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Probing- Prompting berbasis etnomatematika dan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran langsung. Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

3.9.2.1 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok dikatakan homogen. Hipotesis yang digunakan adalah: H : � = � varians kedua kelompok sama atau kedua kelompok homogen; H 1 : � ≠ � varians kedua kelompok tidak sama atau kedua kelompok tidak homogen. Untuk menguji kesamaan varians kedua kelompok tersebut digunakan rumus berikut. � = � � Dengan kriteria pengujian, tolak H jika � � � � ,� , dengan � � � ,� diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang � , sedangkan derajat kebebasan dan masing-masing sesuai dengan pembilang dan penyebut Sudjana, 2005: 250.

3.9.2.2 Uji Hipotesis I Uji Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi atematis siswa pada materi kubus dan balok yang menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting berbasis etnomatematika mencapai ketuntasan ketuntasan. Berdasarkan teori belajar tuntas, suatu kelas dikatakan mencapai ketuntasan keberhasilan apabila jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65, sekurang-kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut Mulyasa, 2015:102. Oleh karena itu dalam penelitian ini, pembelajaran dikatakan tuntas jika minimal 85 dari siswa dalam kelas mencapai KKM individual. Uji ketuntasan ini menggunakan uji proporsi satu pihak yakni pihak kanan, dengan hipotesis yang diuji sebagai berikut. H : � ≤ Kemampuan komunikasi matematis siswa materi kubus dan balok yang menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting berbasis etnomatematika belum mencapai KKM klasikal; dan H 1 : � Kemampuan komunikasi matematis siswa materi kubus dan balok yang menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting berbasis etnomatematika mencapai KKM klasikal. Pengujiannya menggunakan statistik dengan rumus berikut. = − � √� − � Keterangan: = nilai z yang dihitung; = banyaknya siswa yang tuntas secara individual pada kelas eksperimen; = jumlah siswa di kelas eksperimen; dan � = suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai proporsi populasi 85. Kriteria pengujian yang berlaku adalah tolak H jika ℎ � , � dimana , � diperoleh dari distribusi normal baku dengan peluang , − � Sudjana, 2005: 234. Apabila setelah dilakukan perhitungan diperoleh bahwa ℎ � , � yang artinya H diterima maka dilakukan pengujian kembali dengan uji proporsi dua pihak. Uji proporsi dua pihak ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan kelas eksperimen. Hipotesis uji proporsi dua pihak kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H : π = Kemampuan komunikasi matematis siswa materi kubus dan balok yang menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting berbasis etnomatematika belum mencapai KKM klasikal; H : π ≠ Kemampuan komunikasi matematis siswa materi kubus dan balok yang menggunakan model pembelajaran Probing-Prompting berbasis etnomatematika mencapai KKM klasikal; Kriteria untuk pengujian proporsi dua pihak yaitu terima H jika − ⁄ ∝ ⁄ ∝ , di mana ⁄ ∝ didapat dari daftar normal baku dengan peluang ⁄ −∝ , dalam hal lainnya, H ditolak Sudjana, 2005: 234.

3.9.2.3 Uji Hipotesis II Uji Perbedaan Dua Rata-Rata: Uji Satu Pihak